Mohon tunggu...
Abdul Ghani
Abdul Ghani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pelajar, kelas XII MIPA 2 di SMAN 1 PADALARANG

I don't wanna be somebody just wanna be me.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seorang Teman

5 Februari 2021   21:30 Diperbarui: 5 Februari 2021   23:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar : pinterest/pin)

Alisa adalah murid pindahan. Seperti biasa, ia tidak semangat untuk pergi ke sekolah, bukan karena mata pelajarannya yang sulit, tetapi karena ia seperti kurang diterima oleh teman-temannya di sekolah. Hal itu disebabkan oleh perbedaan ras dan juga agama yang dimilikinya. Ia selalu mendapat ejekan dan seperti dibedakan oleh teman-temannya, bahkan ia tak jarang dijadikan sebagai bahan lelucon oleh teman-temannya karena ras dan agamanya yang merupakan minoritas di kota kecil tempat tinggalnya. Tapi ketika di sekolah, ada seorang anak yang tidak pernah dilupakan oleh Alisa. 

Bukan karena kebaikannya, melainkan perlakuannya kepada Alisa membuat dirinya trauma dan tidak bisa melupakan anak tersebut. Nama anak itu adalah Gina. 

Gina berada di kelas yang sama dengan Alisa. Setiap hari, Gina akan selalu mencari Alisa hanya untuk mengejeknya atau menjadikannya bahan lelucon di depan semua murid yang ada di sekolah mereka. Bahkan Gina tak segan-segan untuk melukai Alisa sebagai hiburan tersendiri baginya. Pernah suatu saat ketika jam istirahat di lorong sekolah, Gina mendorong Alisa tanpa sebab hingga terjatuh  yang mengakibatkan luka di lututnya.

Seperti biasa, pada jam istirahat hari itu, Alisa mulai mengambil kotak bekalnya dan bersiap untuk makan di belakang sekolah. Ia selalu makan di sana karena ia takut kalau ia makan bekalnya di kantin sekolah, ia pasti akan diejek dan dicibir oleh teman-temannya. Saat Alisa akan melangkahkan kakinya keluar dari kelas, Gina dan gengnya menghalanginya dan berkata,

"Mau pergi kemana kau? Kenapa kau tidak mau makan bersama kami? Apakah kau takut kepada kami?"

Alisa hanya bisa diam, jika ia berbicara, ia takut mereka akan mengejeknya lagi.

"Mengapa kau hanya diam saja? Apa kau tak bisa berbicara? Oh, lihat gengs, ia membawa bekal!, sepertinya enak tuh." Kata Gina pada teman-temannya.

Lalu Gina merebut makanan bekal itu dari Alisa dan berkata,

"Hey lihat!, dia memberi bekalnya padaku, sepertinya dia sudah kenyang."

Kemudian Gina membuka kotak bekal itu dan melihat isinya lalu berkata,

"Tapi jika kulihat lagi, sepertinya makanannya kurang enak. Seperti inikah makanan yang dimakan oleh orang-orang yang seagama denganmu? Atau ini adalah makanan tradisionalmu?"

Gina lalu membuang isi kotak bekal itu ke tempat sampah dan melempar kotak bekal itu ke arah Alisa dan pergi menuju kantin dengan diiringi tawa bersama teman-temannya.

Alisa hanya bisa menghela nafas dan bersabar. Hampir setiap hari dalam dua tahun terakhir ini ia menerima perlakuan seperti itu dari Gina dan teman-temannya, ia berusaha menguatkan dirinya sendiri dengan berkata dalam hati 'aku harus bersabar, sebentar lagi aku akan lulus dari sekolah ini dan tidak akan bertemu dengan mereka lagi'. Ia selalu melakukan hal itu setiap harinya hanya untuk tetap bertahan di sekolahnya. Alisa bukanlah murid yang tergolong pintar, jadi ia khawatir jika ia tidak lulus dan dipindahkan ke sekolah lain, lalu tidak ada sekolah yang mau menerimanya. Ditambah lagi ia sudah duduk di kelas 3 tingkat Sekolah Menengah Atas.

Tidak terasa, Alisa akhirnya berhasil melewati masa SMA-nya. Ia dan teman-teman seangkatan dan juga Gina tentunya, mereka berhasil lulus dari Sekolah Menengah Atas. Alisa tak berhenti mengucap syukur atas kelulusannya. Bukan hanya karena ia berhasil lulus dari Sekolah Menengah Atas saja, melainkan juga karena ia akhirnya bisa terlepas dari bully-an Gina dan teman-temannya. Kemudian Alisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang selanjutnya. Mengingat bahwa Alisa akan menjalani masa perkuliahan tanpa ejekan dan perlakuan kasar dari teman-temannya lagi, sehingga hal itu membuat ia sangat bersemangat

Hari demi hari, bulan berganti bulan Alisa menjalani masa perkuliahannya dengan lancar dengan ketenangan tanpa ada masalah dengan teman-temannya di kampus. Kemudian pada suatu hari saat ia akan pulang menuju rumahnya dari universitas tempat ia belajar, ia mendapat pesan berita dari salah satu teman sekelasnya dulu melalui sosial media. Berita itu membuat Alisa sangat terkejut, karena isi berita itu adalah Gina sedang dirawat di sebuah rumah sakit karena penyakit parah yang sedang dialaminya dan seluruh teman-teman sekelas Gina diminta untuk mengunjunginya  ke rumah sakit jika ada waktu.

Alisa merasa bimbang dan terus memikirkankan isi pesan tersebut selama perjalanan pulang bahkan sampai ia sudah berada di rumah. Ia memikirkan isi pesan itu setiap hari, dan berpikir apakah ia akan mengunjungi Gina atau tidak. Flashback banyangan masa lalu saat Gina mengejek dan melukainya membuat Alisa mengubur niatnya untuk mengunjungi Gina. Tetapi ia juga masih mempunyai rasa kemanusiaan. Tidak mungkin ia tetap menyimpan rasa sakit hati dan dendamnya kepada Gina saat mengetahui bahwa temannya sedang sakit dan tak berdaya. Setelah melakukan pertimbangan hampir selama satu minggu, akhirnya Alisa memutuskan akan pergi mengunjungi Gina di rumah sakit.

Saat ia masuk ke ruangan Gina, Alisa terkejut dengan kondisinya. Karena badannya terlihat kurus dan pucat, Gina juga sudah tidak memiliki rambut lagi. Menyadari ada seseorang yang membuka pintu ruangannya, Gina mengangkat wajahnya dan melihat Alisa sedang menatapnya di ambang pintu dengan tatapan iba.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Itulah kalimat pertama yang dilontarkan Gina kepada Alisa setelah berbulan-bulan mereka tidak pernah bertemu. Kemudian Alisa masuk dan mendekati ranjangnya, lalu berkata,

"Aku mendapat pesan berita bahwa kau sakit dan teman-teman sekelas kita saat SMA dulu diminta untuk mengunjungimu. Jadi kupikir sebaiknya aku mengunjungimu kesini", Jawab Alisa

"Kau tidak perlu mengunjungiku, lagipula teman-teman yang lain juga tidak mengunjungiku. Dan juga, bukankah dulu aku sering melakukan hal-hal yang tidak pantas kepadamu Alisa? Mengapa kau masih mau mengunjungiku?", kata Gina. Kemudian ia terbatuk-batuk setelah mengucapan kalimat yang cukup panjang itu. 

Sambil memberikan air minum, Alisa berkata,

"Kejadian itu sudah lama kali, aku juga sudah mencoba melupakan hal-hal seperti itu untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Sebaiknya kau beristirahat daripada kau mengingat hal yang tidak penting seperti itu. Sekarang aku sudah mengunjungimu dan kurasa kunjunganku hanya akan menggangu istirahatmu. Kupikir aku akan pergi dulu." ucap Alisa minta pamit.

Gina memegang tangan Alisa yang hendak pergi dan berkata,

"Sebelum kau pergi, bisakah kau menyanyikan sebuah lagu untukku? Saat kita sekolah dulu aku dengar suaramu bagus, jadi bolehkah kau menyanyikan sebuah lagu untukku?"

Alisa merasa tak keberatan akan hal itu, jadi ia memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu yang indah untuk Gina.

Kemudian setelah ia selesai bernyanyi, Gina berkata kepadanya. "Terimakasih karena kau mau menjadi temanku hari ini. Maaf, jika dulu aku selalu mengejekmu dan mengucilkanmu karena kau berbeda denganku. Kau adalah satu-satunya temanku sekarang, maukah kau memaafkanku?"

"Karena kau sedang sakit sekarang, aku pikir tidak baik jika menolak permintaan orang yang sedang sakit. Jadi ya, aku akan memaafkanku."

Setelah Alisa mengatakan itu, Gina lalu tersenyum dan menutup matanya. Alisa tidak menyangka jika itu akan menjadi pertemuan pertama dan terakhirnya dengan Gina setelah sekian lama tidak bertemu. Dulu, ia mengingat Gina karena perlakuan buruk yang diberikan Gina kepadanya. Tetapi setelah kejadian di rumah sakit itu, ia mangingat Gina karena ia menemani Gina, temannya, di saat-saat terakhir hidupnya.

-Bertemanlah jika dia orang baik, tak peduli apa suku dan agamanya.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun