Manchester United di bawah asuhan pelatih interim baru kembali harus mendulang hasil buruk dalam lanjutan pertandingan liga Inggris. The red devils harus menerima hasil imbang melawan tuan rumah Aston Villa, setelah unggul dua gol terlebih dahulu.
The red devils dibawah asuhan Ralf Rangnick dari 5 pertandingan liga Inggris yang telah dijalani, hanya mendulang dua kemenangan, dua hasil seri dan satu kekalahan.Â
Jika dilihat dari segi lawan yang dihadapi united seharusnya dapat memenangi 5 pertandingan tersebut. Hal ini karena lawan yang dihadapi rata-rata berada di zona papan bawah.
Lalu apakah yang salah dengan klub berjuluk setan merah itu?. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mungkin membuat Manchester United terus-terusan mendapatkan tren negatif.
1. Banyak pemain yang tidak senang
Sudah tidak asing jika klub sepak bola besar dan bertabur bintang para pemainnya mempunyai ego yang besar. Salah satu hasil dari masalah tersebut adalah hubungan yang tidak harmonis antara para pemain.Â
Satu contoh yang telah terjadi adalah ketika beberapa pemain senior tidak menyukai bek tengah Harry Maguire menjadi kapten karena pengalamannya yang masih minim.
2. Banyak pemain yang ingin hengkang
Manchester united sampai berita ini diturunkan, memiliki banyak pemain yang ingin berpindah klub dengan berbagai alasan, mulai dari kontrak yang akan habis dan tidak mendapatkan waktu bermain.Â
Pemain-pemain tersebut adalah Dean Henderson, Van De Beek, Martial, Juan Mata, Paul Pogba dan Jessie Lingard. Hal seperti ini tentunya membuat kondisi tim menjadi tidak kompak dengan tidak adanya sinergi dan visi bermain yang berbeda.
3. Kesulitan beradaptasi dengan taktik pelatih baru
Poin terakhir ini mungkin merupakan faktor yang sangat mendekati dengan hasil-hasil buruk yang di dapat pasukan the reds devils. Ralf Rangnick merupakan pelatih yang sangat dikenal dengan visi bermain press atau menekan lawan dengan formasi 4-2-2-2.
Dari beberapa pertandingan yang telah dijalani, sepertinya taktik ini sangat sulit diterapkan hanya dengan beberapa kali latihan saja. Hal ini ditunjukkan dengan pergantian formasi menjadi 4-3-2-1 saat melawan Aston Villa di pertandingan FA Cup dan liga inggris.
Kesulitan adaptasi formasi ini dikarenakan pada periode pelatih sebelumnya Manchester United terbiasa dengan taktik menyerang dengan bergantung atau bertumpu kepada dua winger. Sedangkan gaya permainan dari pelatih baru, bertumpu pada lini tengah dengan menyerang dari tengah dan direct/langsung kepada jantung pertahanan lawan.
Menurut kalian, faktor apa yang membuat Manchester United berada dalam tren buruk?. Diskusikan di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H