Mohon tunggu...
KKN IC POSKO 9 IAIQOD
KKN IC POSKO 9 IAIQOD Mohon Tunggu... Auditor - Aktivis mahasiswa

Saya suka dengan penulisan dan membuat artikel untuk di sebar luaskan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PkM IAI Al-Qodiri: Terorisme dan Kristalisasi Transformasi Pendiidikan Islam Nusantara

31 Juli 2022   14:50 Diperbarui: 31 Juli 2022   15:05 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi : Posko 9 KKN IC IAI Al Qodiri Jember/Dok pribadi

PkM IAI Al-Qodiri: Terorisme dan Kristalisasi Digitalisasi Transformasi Pendidikan Islam Nusantara

Oleh: Tim PkM Kelompok 9 IAI Al-Qodiri Jember

 

Terorisme merupakan sesuatu yang sangat mengancam kehidupan masyarakat Indonesia dan dunia. Ancaman itu masih nyata sampai saat ini. 56 Teroris yang tertangkap adalah bukti yang menegaskan bahwa bangsa Indonesia masih belum terbebas dengan bahaya terorisme. Ancaman terorisme ini menjadi sesuatu yang harus diwaspadai keberadaannya agar perkembangannya tidak terlalu massif.

Terorisme ini semakin menakutkan saat “virus” ini mewabah ke dunia pendidikan. Hasil penelitian Endang Turmudi [1] (salah satu peneliti LIPI) menunjukkan bahwa paham terorisme (radikalisme) sudah masuk ke lembaga pendidikan. 76,2% guru lebih setuju penerapan syari’at Islam di Indonesia, 52,3% siswa setuju kekerasan atas dasar solidaritas beragama dan 14,2% membenarkan pemboman bunuh diri yang dilakukan oleh terorisme. Data hasil penelitian sangat mengkhawatrikan bagi masa depan NKRI dan Pancasila.

Bahaya penyebaran terorisme ini yang sudah menyebar di dalam pendidikan tidak terlepas dari berbagai faktor. Di antara faktornya adalah faktor pemanfaatan IT yang telah digunakan oleh para teroris untuk menyebarkan paham terorime. Paham atau ajaran terorisme sangat mudah ditemukan di berbagai media sosial dan youtube. Kenyataan seperti ini yang membuat orang terutama anak muda yang melihat dan menontonnya akan membuatnya penasaran dan terdoktrin, sehingga akhirnya mereka terpengaruh dan mengikutinya, apalagi dibumbui dengan teks-teks al-Qur’an dan Hadis yang di salah artikan.

Disorientasi pemanfaatan IT harus diluruskan dengan upaya kristalisasi digitalisasi transformasi pendidikan Islam Nusantara di lembaga pendidikan. Upaya ini merupakan proses yang dibenarkan dalam upaya desekularisasi sains-teknologi dan Ilmu agama dalam konteks pendidikan Islam Nusantara di Indonesia. Desekularisasi yang dilakukan oleh para teroris itu terlalu melewati batas dan sangat jauh dari misi pendidikan Islam Nusantara. Islamisasi sains-teknologi dan ilmu agama secara komplementatif[2] yang menjadi dasar desekularisasi tersebut harus digunakan agar lembaga pendidikan Islam di Indonesia tetap berada dalam jalur misi pendidikan Islam Nusantara.

Digitalisasi transformasi pendidikan Islam Nusantara di lembaga pendidikan ini juga menjadi sesuatu yang sangat relevan pada saat ini. Kondisi dunia termasuk di Indonesia sedang memasuki era digital yang harus dipelajari, dimanfaatkan dan dikembangkan oleh seluruh orang yang ada di Indonesia terutama yang ada di lembaga pendidikan. Era digital merupakan era yang dipenuhi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat.[3] Lembaga pendidikan akan bertahan dan berkembang apabila pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dikuasai dengan baik.

Dari diskripsi di atas, maka digitalisasi transformasi pendidikan Islam Nusantara di lembaga pendidikan sangat signifikan untuk diterapkan termasuk juga di lembaga pesantren. Pesantren merupakan lembaga indigenous yang ada di Indonesia. Pesantren harus menjadi pioner penerapan misi pendidikan Islam Nusantara melalui proses digitalisasi, sehingga pesantren dengan sendirinya akan membantu pemerintah untuk mengatasi bahaya terorisme yang sedang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai langkah praktisnya, penerapan digitalisasi transformasi pendidikan Islam Nusantara akan dilakukan di Komunitas Literasi Pesantren Al-Qodiri 4 Jombang Jember. Penetapan proses digitalisasi ini dilakukan karena berdasarkan dari salah satu riset yang ada di dalam pendekatan pengabdian, yaitu pendekatan ABCD (Asset Based Community Development). Di dalam pendekatan ABCD, ada lima tahapan yaitu Define, Discovery, Dream, Design, dan Deliver. Dari lima tahapan tersebut, Tim PkM IAI Al-Qodiri Jember Kelompok 9 yang dibimbing dan dipimpin oleh Dr. Nurul Anam, S.Pd.I, M.Pd. telah melalui proses 4 tahapan yaitu Define, Discovery, Dream, Design. Dari 4 tahapan tersebut, maka diputuskan untuk melakukan penerapan digitalisasi transformasi pendidikan Islam Nusantara di Komunitas Literasi Pesantren Al-Qodiri 4 Jombang Jember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun