Mohon tunggu...
Faris Abdulloh
Faris Abdulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Free Lancer

Hobi saya membahas korelasi atau hubungan mengenai sesuatu hal.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Nyamuk Penting Bagi Manusia?

27 Desember 2024   19:19 Diperbarui: 27 Desember 2024   19:19 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: visualcapitalist.com

Nyamuk, mungkin jika ada kontes hewan paling dibenci, dialah juaranya. Bagaimana tidak, nyamuk selain membuat gatal, nyamuk juga menyebabkan sakit parah bahkan kematian.

Sumber: visualcapitalist.com
Sumber: visualcapitalist.com

Namun, siapa sangka jika nyamuk yang notabenenya serangga kecil menjadi hewan terbanyak yang membunuh manusia. Membuktikan bahwa ukuran bukanlah patokan untuk sesuatu yang mematikan. Mengalahkan hiu, buaya, ular dan hewan mematikan lainnya. (BBC Science Focus)

Mungkin terdengar ironi, menjadi hewan dengan rekor terbanyak membunuh manusia, akan tetapi hewan yang mulutnya terdapat 6 jarum ini menjadi pengontrol populasi umat manusia, yang mana populasi manusia meningkat pesat di setiap tahunnya.

Sumber: screengeek.net
Sumber: screengeek.net

Manusia yang terus berekspansi menyebarkan bibit-bibitnya membuat ekosistem dunia goyah. Mengingatkanku pada main villain di film Avengers: End Game, yakni Thanos yang juga ingin menekan populasi alam semesta dengan memusnahkan banyak makhluk hidup.

Meski begitu, manusia malah lebih banyak membunuh nyamuk, daripada nyamuk membunuh manusia. Fogging, raket nyamuk, semprotan, bahkan dibuat santapan. Di samping itu, manusia juga membudidayakan nyamuk, tapi kenapa?

Setiap tahunnya, sekitar 20 juta nyamuk diturunkan di Fresno, California, untuk menekan populasi nyamuk pembawa penyakit seperti malaria, zika, juga DBD. Nyamuk yang sudah dimodifikasi genetiknya dicampur baurkan dengan nyamuk asli agar mereka tidak bisa berkembang biak, kalaupun bisa, anak-anak mereka tidak membawa penyakit dan hanya menyebabkan gatal-gatal. (Detik News)

Mungkin pernah terpikir dalam benak kita, jika hewan ini lebih baik mati saja, buat apa diciptakan? Tiada gunanya. Namun, bukan Tuhan namanya, jika menciptakan sesuatu tiada gunanya. Jangan salah sangka, terlepas dari itu semua, nyamuk berperan penting dalam ekosistem dunia. Beberapa penyerbukan dilakukan oleh nyamuk. Menyebar bibit-bibit tanaman baru untuk berkembang biak. (Kids Grid)

Sumber: facebook.com
Sumber: facebook.com

Tak hanya itu, nyamuk juga membuka banyak peluang pekerjaan. Bagaimana bisa? Ya, mungkin kalian heran membacanya, tapi ini nyata adanya. Ada banyak perusahaan yang menggantungkan rezekinya pada hewan pengganggu ini, seperti Baygon, HIT, Autan, Soffel dan masih banyak lagi. Jika tak ada nyamuk maka perusahaan ini tidak ada pula. Out of the box bukan? Hewan yang bahkan kita tidak mengharapkan keberadaannya ini, membuka banyak peluang pekerjaan daripada pemerintah.

Sumber: detik.com
Sumber: detik.com

Selain itu, nyamuk juga menjadi salah satu faktor penting dalam rantai makanan. Banyak hewan kecil bergantung pada jentik-jentik sebagai sumber makanannya. Kodok, ikan, larva capung, dan masih banyak lagi. Jentik dimakan ikan, ikan dimakan ular, ular dimakan buaya, dsb. Hingga ke puncak rantai makanan, siapa? Kita juga, manusia.

Rantai makanan yang terputus akan merusak ekosistem. Jika jentik-jentik tidak ada, maka hewan lain makan apa? Makan cinta? Sebagai pemasok makanan bagi hewan kecil, berarti nyamuk itu penting bagi manusia yang suka makan ikan apalagi banyak nutrisinya.

Bagaimana mungkin hewan yang kita anggap hama ini sangat berguna? Penyerbukan, pekerjaan, penekan populasi, rantai makanan dan satu lagi, filosofi. Kita bisa mengambil banyak sekali pelajaran dari nyamuk. Kecil, pengganggu, penyakit, akan tetapi dapat berperan besar dalam keberlangsungan hidup bagi banyak entitas. Hewan yang ukurannya tidak lebih besar dari tutup botol bisa menjadi sangat mematikan, agar kita sadar untuk tidak sombong bahkan pada makhluk kecil sekalipun.

Membuat kita sadar bahwa kita sebenarnya hanya menumpang di bumi ini. Nyamuk, tanaman, bakteri, kecoa, semua makhluk bisa hidup tanpa manusia di dalamnya. Sedangkan manusia? Tidak bisa hidup tanpa ada makhluk lain.

Sumber: youtube.com
Sumber: youtube.com

Ini dibuktikan dengan eksperimen di kanal YouTube @jarplanet, dalam videonya, seseorang terlihat sedang memasukkan air, lumut, dan bebatuan ke dalam toples kecil. Dalam waktu beberapa minggu, dibantu sinar matahari, ekosistem dalam toples itu terbentuk. Lumut yang tadinya sedikit, tumbuh semakin banyak, makhluk-makhluk kecil, dll.

Siapalah kita? Tidak dibutuhkan dalam ekosistem, tapi malah kerap merusak bumi kita hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun