Kita seringkali sangat antusias ngomongin orang tentang keburukannya, ntah itu bener atau nggak. Apalagi ibu-ibu yang ngumpul di dagangan sayur, warung, atau acara keluarga. Semakin lirih suaranya maka semakin panas pula topiknya. Tapi ini tidak terjadi di kalangan ibu-ibu saja, bapak-bapak, remaja, bahkan anak-anak.
Yah saya juga mengalaminya sendiri, bahkan ketika masih kecil sudah membincangkan keburukan teman lain hingga membuat circle sendiri yang "anti" kepada salah satu teman, kalau di bahasa Jawa disebut "bolo-boloan" hehe. Parah banget, padahal masih bocil SD.
Namun, mengapa itu sangat seru dan mengasyikkan ketika membicarakannya?
Bisa disebabkan beberapa faktor seperti iri, dengki, benci, mengais validasi bahwa orang lain lebih buruk dari dia.
Iri, penyakit hati yang terjangkit pada mayoritas orang ini memang meresahkan, bisa merugikan diri sendiri maupun orang yang di-iri-kan. Kok bisa merugikan orang lain? Karena kita jadi tidak bersyukur dengan apa yang telah diberikan pada kita, padahal itu sudah lebih dari cukup, dan iri dengan kata lain kita tidak terima jika Allah memberikan rezeki-Nya pada saudara kita. Masa kita ga terima keputusan Allah, padahal Dia yang maha baik?
Penyakit ini pun bisa menimbulkan penyakit lain, yakni dengki, yaitu ingin kebahagiaan orang lain dicabut. Akhirnya kita omongin lah kejelekannya, menebar kebencian, menghina, hingga mencelakai orang tersebut, padahal orang itu tidak salah apa-apa, rezeki yang ia terima 'kan bukan dia yang memberi dan orang itu ngga berniat jahat sedikit pun pada mereka.
Pada klimaksnya kita membenci orang tersebut, dan ini akan sangat merugikan diri sendiri, kita hanya akan fokus dan memikirkan keburukan orang itu hingga buta akan semua kebaikannya, berujung mengasingkan dan mencela hingga mencelakai orang tersebut. Padahal apa yang kita bicarakan belum tentu benar dan bisa menjadi fitnah.Â
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata".
QS. Al-Ahzab ayat 58
Acara makan bangkai orang ini pun bisa terjadi karena ingin mengais validasi bahwa dirinya lebih baik dan orang lain lebih buruk, sehingga berita-berita tentang keburukan orang lain menjadi topik hangat yang akan sangat lezat dan bergizi jika dibahas, itulah mengapa netizen lebih suka berita tentang penceraian daripada pernikahan, skandal daripada cinta suci, pembunuhan daripada kelahiran. Berita-berita itu lebih cepat naik dan viral daripada berita baik.
Larangan ghibah ini sudah dijelaskan di Al-Quran beberapa kali diantaranya di surat An-Nur dan Al-Hujurat: