Mohon tunggu...
Abdul Chalik
Abdul Chalik Mohon Tunggu... -

muda berkarya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dosakah Kita Bila Tidak Mengikuti Program Wajib Belajar 9 Tahun…

4 Mei 2012   10:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:44 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajib belajar Sembilan tahun itulah program pendidikan yang dicanangkan Kemendiknas di  Indonesia. Kata wajib disini berarti kalau tidak mengikuti pelajaran  selama 9 tahun itu kita berdosa, iya apa?

Terus bagaimana dengan orang-orang yang tidak seberuntung kita, mereka tidak mampu untuk mengenyam pendidikan, apa mereka berdosa karena tidak dapat mengenyam pendidikan di sekolah, kalu berdosa,  lantas  siapa yang menanggung dosa mereka tersebut? apa semua itu karena kesalahan kita sebagai masyarakat yang tidak membantu mereka atau salah pemerintah yang telah mencanangkan program tersebut?

“Jangankan untuk sekolah, buat makan saja susah mas”. Itulah ungkapan dari seorang pengamen cilik yang biasa mengamen berdua dengan temanya di sekitar kampus. Begitu susahnya untuk mengenyam pendidikan di negeri kita ini jangankan 9 tahun untuk 1 tahun saja kadang –kadang mereka lebih memilih mempergunakan uangnya untuk makan sehari-hari dari pada untuk memasukan anak mereka ke sekolah. Beginilah kondisi keadaan Negara kita banyak program tapi tidak terorganisir, banyak rencana tapi malah terjadi bencana.

Walaupun ada program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang telah diberikan tiap tahun dari pemerintah kepada sekolah-sekolah SD dan  SMP negeri  dan swasta, tetap saja pendidikan masih mahal misalnya ketika masuk ke sekolah, anak didik baru diminta untuk membayar sejumlah uang misalnya untuk pembayaran gedung, pembelian buku, seragam, dan kursus-kursus yang diadakan di sekolah.

Pendidikan yang murah dan berkualitas itu merupakan idaman dari setiap masyarakat, hal itu dapat kita lakukan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan. Misalnya dengan membangun rumah singgah untuk anak jalanan dimana mereka dapat dididik sehingga mempunyai keterampilan yang baik, membangun rumah singgah juga memerlukan materi dan biaya, tetapi selain itu juga memerlukan guru, guru yang tidak mengharapkan balas jasa. Oleh karena itu kita sebagai  masyarakat social dapat mendukung program pendidikan tersebut dengan cara memberikan bantuan secara moril dan materil guna menciptakan pendidikan bagi mereka yang tidak mampu.

Jadi maukah kita menanggung dosa mereka? apabila tidak membantu mereka. Jadi  mari kita sama-sama membangun pendidikan di negari kita  ini dengan semangat berlomba-lomba untuk kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun