Mohon tunggu...
Abdul Basit
Abdul Basit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Produksi Kopi Bubuk di Tengah Pandemi

11 Februari 2021   12:11 Diperbarui: 11 Februari 2021   12:21 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu (10/2/2021) Sudah tidak asing lagi kata kopi di telinga masyarakat, dari yang muda hingga yang  tua. Kopi merupakan minuman bagi semua kalangan, dengan rasa khasnya yang pahit. Orang-orang biasanya menggunakan kopi sebagai teman untuk bergadang. Keistimewaan lain dari kopi, Selain diminum biasanya kopi bubuk yang masih murni juga biasa digunakan sebagai masker wajah. Bagi pecinta kopi, ada banyak cara untuk menyeduh dan menyajikan kopi dari kopi robusta maupun arabica. Dari produk rumahan hingga produk impor.

Ibu Asiyah 75 tahun warga Dusun Kluwak Desa Gonoharjo Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal merupakan salah satu warga yang memproduksi kopi bubuk untuk dijual. Awalnya ibu Aisyah hanya memproduksi kopi hanya untuk konsumsi pribadi. Namun setelah cucu dari ibu Aisyah yang bekerja di kantor sering membawa  bubuk kopi, banyak temannya yang mulai memesan kopi bubuk dari ibu Aisyah.

setelah beliau menceritakan awal mula bagaimana beliau bisa berjualan kopi bubuk kemudian beliau berkata, "Kalo tidak ada pesanan juga tidak akan buat banyak kok mas, soalnya ya sebenarnya ini cuma sampingan akan tetapi sering juga dapat pesanan jadi ya sering bikin kopi bubuk untuk di jual".

Lanjutnya, "Ya meskipun di tengah pandemi seperti ini saya juga tidak merasa terugikan mas, walau pesanan tidak seperti biasanya". menurut beliau meski pesanan menurun, namun penjualan kopi bubuk beliau masih terbilang tinggi.

Bu Asiyah memanfaatkan buah kopi miliknya sendiri, untuk diolah menjadi kopi bubuk. Cara pengolahannya tidak terbilang mudah, karna harus dijemur beberapa kali,  digiling, dan digoreng kopinya menggunakan wajan/penggorengan yang terbuat dari tanah liat. Kopi yang sudah jadi tinggal dikemas dan dikitrim kepada Si pemesan. Dengan begitu selain beliau mendapatkan keuntungan dari pekerjaan utama, beliau juga mendapatkan keuntungan dari penjualan kopi bubuk yang dianggap sebagai pekerjaan sampingannya.

Ditulis oleh Ahmad Mahrus Riyadluddin

Mahasiswa KKN MIT-DR XI kelompok 23 UIN Walisongo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun