Semarang, Tim Kelompok 23 Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN MIT DR) Angkatan XI Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan webinar bedah buku dengan judul "Nasionalisme Qur'ani" secara online via Zoom Could.
Webinar yang diselenggarakan pada Selasa (09/02) tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Lufaefi sebagai penulis buku "Nasionalisme Qur'ani" kemudian dilanjut dengan tanggapan dari Syariful Anam, dosen Fuhum UIN Walisongo Semarang.
Lufaefi sebagai penulis buku menjelaskan beberapa poin yang ada dalam buku, yaitu latar belakang dalam penulisan buku, penjelasan mengenai nasionalisme, hingga menganalisa ayat-ayat Al Qur'an yang mengandung unsur nilai-nilai nasionalisme (mencintai bangsa dan negara).
Lufaefi menjelaskan 3 alasan mengenai pembuatan buku diantaranya asumsi pertentangan dari Turki yang menolak nasionalisme dan mendukung Pan-Islamisme, nasionalisme didunia memiliki dampak negatif berupa Xenophobia dan Chauvinisme, dan masih sedikit rujukan nasionalisme berbasis Qur'ani.
Beliau menuturkan bahwa nasionalisme ditinjau dari makna yang lebih luas, bisa memunculkan nilai-nilai positif disetiap pengamalannya, seperti istilah "Hubul Wathon Minal Iman". Beliau juga menambahkan orang yang memiliki jiwa nasionalisme, dengan melakukan do'a yang terbaik untuk bangsa dan kesadaran akan kecintaan terhadap bangsa tanpa merendahkan bangsa yang lainnya.
Setelah penulis buku menjelaskan poin-poin dalam buku, dilanjutkan narasumber kedua Syariful Anam untuk menanggapi buku ini. Beliau memberikan applause kepada penulis buku yang mampu menjelaskan konsep Nasionalisme Qur'ani walaupun referensi yang ada masih sangat minim.
"Secara eksplisit memang belum ada ayat Al Qur'an yang langsung menjelaskan nasionalisme, tetapi bisa ditinjau dari hal-hal insplisit dengan menganalisa ayat-ayat Al Qur'an yang bisa dijadikan terma yang bermakna bangsa dan negara" kata beliau. "Qur'an surat Al Hujurat ayat 13 bisa menjadi pondasi dasar kuat yang menunjukkan proses kehebatan sebuah bangsa" imbuhnya.
Beliau juga menyarakan agar buku menjadi tambah sempurna jika menyertakan sumber otoritatif lain dalam kesejarahan nilai-nilai regulasi bernegara seperti piagam madinah, sumpah, hingga resolusi.
Setelah kedua narasumber menjelaskan intisari buku, webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan foto bersama dengan para hadirin yang mengikuti bedah buku yang berjalan tertib dan lancar.
Ditulis Oleh: Wahfi'uddin Luthfi Ni'am -- Mahasiswa KKN MIT DR XI Kelompok 23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H