Mohon tunggu...
Subana Alaihim Gambreng
Subana Alaihim Gambreng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Aku Kau dan Hari Ini. Abadi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bait yang Tersimpan, 'Balasan Untukmu'

19 April 2023   22:06 Diperbarui: 19 April 2023   22:10 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuan..

Bisakah kau bawa aku menepi

Sedikit jauh dari keramaian ini.

Di sini terlalu bising, mereka terlalu berisik dan tak berhenti bicara.

Aku tak mungkin bisa menutup mulut mereka dengan kedua tanganku

Aku hanya bisa menutup telingaku.

Namun sampai kapan? Aku tak bisa, aku tak kuat.

Sesekali kuturunkan tanganku, mendengar semuanya.

Namun hancur.. semua tak terkendali

Aku termenung, terdiam didekap keraguan

Aku ingin lari dan menjauhkan diri, Pergi!

Bisakah kau disini, tak perlu bicara, tak perlu kau bertanya-tanya

Cukup di sampingku, temani aku

Aku takut sendirian.


Kamu  tahu..

Aku bukan orang baik, tapi apakah aku salah meminta yang terbaik?

Tuhan baik..

Saat aku meminta teman, Dia kirim engkau

Meski awalnya aku tak bisa membuka hati, dan menutup diri.

Tapi sialnya aku malah terjebak dalam kata "nyaman".

Meski latarmu bukan dari dimensi yang baik, aku tak tahu mengapa aku bisa menerima itu.

Bahkan dari banyaknya bisikan manusia tentang keburukanmu, aku hanya percaya katamu.

Entahlah.. siapa yang benar. Tapi bagiku aku benar.

Benar untuk tetap menilai baik tentangmu

Benar untuk tetap berhati-hati padamu.

Karena aku tahu dirimu, meski kau kini denganku, apa iya hanya aku?

Ke depannya aku tak tahu akan seperti apa

Bersama atau tidak. Bagiku mengenalmu adalah hal unik yang belum pernah aku dapatkan.


Sampai saat ini aku masih saja sering bertanya-tanya

Mengapa kamu???

Kenapa harus kamu???

Tuhan...

Aku kan minta yang terbaik

Kenapa Engkau kirim dia?

Apa dia baik untukku?

Masih saja aku dalam keraguan itu.

Semua yang mereka bicarakan tentang dia adalah keburukan

Semua orang berlomba untuk menjelekkannya di depanku

Bukan aku tak percaya kata mereka

Bukan aku menganggap mereka bohong

Tapi salahkah aku bersamanya?


Tidak ada manusia yang benar-benar baik

Tidak ada juga manusia yang tak melakukan kesalahan

Bukan dianggap wajar

Salah dan khilaf memang merupakan kodrat manusia.

Yang baik itu yang tak mengusik kesalahan orang lain

Yang benar itu tak mengurusi hidup orang lain

Setidaknya kalau merasa tak suka, diam.

Tak perlu mengulik aib mereka.

 

Aku tak pandai merangkai kata

Menyusun kata per kata menjadi kalimat yang indah

Kalimat per kalimat hingga tersusun paragraf yang istimewa

Aku hanya bisa merangkai semuanya sesuai hatiku.

Mungkin tidak ada yang menarik, bahkan terlihat sederhana saja

Sama seperti itu aku mencintainya.

 

Siapa yang bodoh dan siapa yang salah?

Kali ini pikiranku hancur, aku berada di dua sisi, baik dan buruk.

Bingung dan bimbang tetap mengikuti.

Bahkan selalu bertanya-tanya harus ke arah mana, bertahan atau sudahi?


Rupanya banyak yang menyayangiku

Terima kasih.

Aku tahu kalian baik

Tapi bisakah sedikit pelankan suaramu

Beri aku waktu berpikir dan merenung

Beri aku kesempatan untuk berbicara.

Kalian terlalu sibuk dengan penilaian sendiri

Tanpa memberiku ruang.

Kalian berkata "aku bisa memahamimu"

Lalu apa yang sebenarnya kalian pahami!

 

Dengan siapa pun kamu nanti

Ingat yaa !!!

Yang paling penting dari sebuah cerita adalah titik akhir yang pasti.

Jangan biarkan ia terus ditulis tanpa kejelasan akan berhenti di mana

Cerita panjang yang tak menentu ternyata lebih menyakitkan daripada cerita yang usai.

Ternyata kata "jalani dulu saja" hanya bentuk keraguan hati

Karena perasaan kamu gak pernah sendirian

Selalu punya hubungan dengan orang lain.

 

Kata orang lebih baik dicintai daripada mencintai.

Tapi bagiku keduanya harus, keduanya lebih baik

Bukankah ketika kita dicintai tapi tidak mencintai tidak akan ada kenyamanan, begitu sebaliknya.

Kata orang yang sulit itu melupakan.

Karena dari awal kita berjumpa, kita hanya belajar saling mengenal dan mengingat, bukan melupakan.

Tapi bagiku yang lebih sulit itu menerima.

Bagaimana caranya kita paham tentang apa yang terjadi, tentang apa yang sudah menjadi jalan hidup kita, menerima bahwa semua yang datang akan hilang.

Apalagi hanya sekedar cerita cinta yang tak pasti.


Ada beberapa hal yang tak bisa diungkap

Bukan hanya sekedar tak mampu bicara

Tapi juga soal kepekaan

Hal-hal seperti ini bisa menjadi penilaian

Seberapa besar kita saling memahami

Tentang sikap, gestur tubuh dan perkataan.

Terkadang mereka lebih senang memberi kode soal perasaannya

Mungkin karena takut mengganggu pikirannya atau tak ingin mengganggu harinya

Tapi ia mengharapkan kamu memiliki perasaan yang sama.

 

Kalau nanti ternyata aku tak sekuat yang kamu pikirkan

Maaf yaa.

Aku sama ko seperti wanita kebanyakan

Egois, serakah, dan pemarah

Khususnya tentang cinta.

Selama ini aku hanya pura-pura saja

Kata "gapapah" Cuma untuk menutupi, semua perasaan yang tidak mesti aku utarakan.

Tapi aku gak menipu kamu ko

Aku seperti itu hanya tak ingin mengganggumu.

Gak mau waktu mu terbuang hanya karena ego aku saja.


Ternyata people come and go itu benar adanyaa.

Orang yang bersama kita hari ini belum tentu akan selamanya bersama dan orang yang sudah pergi dari hidup kita tidak semua memberi luka

Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk menetap. Mereka berhak untuk mencari dimana tempat yang nyaman untuk singgah bahkan menjadikannya rumah.

Maka ketika kamu ingin memasuki hidup seseorang pastikan dulu tujuanmu

Jika memang ingin berteman, maka lakukanlah layaknya seorang teman

Tapi jika kamu ingin lebih dari seorang teman bahkan ingin menjadikannya rumah  lewatilah jalan yang baik.

Karena banyak mereka yang datang memberi ketidakjelasan, membuat keambiguan yang membuat siapa saja merasa kebingungan.


Tidak semua manusia dilahirkan dengan hati yang kuat. Yang mampu melihat dengan sudut pandang yang luas Tentang sebuah kedatangan seseorang.

Banyak dari mereka mengahabiskan waktu untuk sekedar menunggu, maka bertanggungjawablah atas waktu yang telah diberikan seseorang.

Bahkan yang datang dengan penuh keseriusanpun belum tentu menjadi takdirnya. Apalagi yang hanya datang sekedar memberi harapan.

Maka pastikan bahwa kamu tidak salah memilih waktu dan tempat untuk menaruh hati.

 

Kadang lelah yaaa kalau harus mikirin hidup

Selalu merasa kurang, selalu merasa teraniaya oleh setiap keadaan

Merasa masalah hidup tidak ada ujungnya.

Kadang merasa waktu 24jam dihabiskan oleh kesedihan, mengeluh, dan tidak bersyukur.

Benar yaa ternyata sesekali kita perlu menantang masalah. Kurang ajar banget ngancurin hidup orang dengan mudah.

Senang banget yaa kamu liat manusia lemah kaya aku semakin gak punya arah!

 

Terserah!

Mau dengan siapapun kamu

Mau kapanpun kamu

Mau menetap atau tidak

Mau setia atau mendua

Mau denganku atau tidak

Terserah!

Asalkan jangan menghilang.

Katakan semuanya.


****

Bukankah telah kukatakan sebelumnya, "Aku hanya datang, bukan untuk singgah apalagi mencari yang terbaik di antara kemilau

berlian perempuan. Aku hanya menghargai isi hatiku, memanjakan pikirku, mengutarakan apa yang telah terendap lama, sesak!." Ramadan Pertama.

Kali ini kau memintaku untuk membawa ke arah yang cukup tenang? tunjukkanlah! Aku sendiri tidak dapat memahami ketenangan itu. 

di sampingmu? takut akan kesendirian? Terlalu naif bukan. Padahal kita semua berasal dari kesendirian, dan ingin memulai menjadi satu ikatan. 

Semoga hari di mana mimpi itu terjaga, kita masih bisa bernafas dan bersua menikmatinya. Fana!

Apa yang kamu lakukan sudah memang seharusnya. Berlaku sebagai seorang hamba dan hidup sebagai manusia yang diberkati segala hal. Sempurna. Hanya, masih ingatkah waktu pembicaraan itu berlangsung alot demi mencari pasti masa depan kita berdua akan bagaimana.

Dan aku selalu mengatakan, "Jangan menanti diriku seolah kita akan benar menjadi satu. Aku tidak pasti! Dan yang pasti dariku adalah mati. Andai aku lebih selangkah siap dari semuanya, akan kuwujudkan. Persiapkan saja dirimu, akan amat banyak yang menginginkanmu".

Aku kembali pada ritme semestinya. Manusia kaku.

Hati perempuan memang sulit di cerna. Tapi, aku bersyukur telah menemukan bait yang tersimpan ini.

Bukan sekedar pembelaan yang nyata, ini adalah balasan untuk itu semua. Aku pun demikian, melalui hari hingga malam yang suram dan terus meramu berbicara dengan seluruh anggota badan merumus serta mempersiapkan hari mengenalmu akan kusudahi.

Tidak bertanggungjawab, kata itu pantas untukku sandang. 

Aku akan lebih senang, jika hari pastimu telah tiba meski tidak dengan orang yang kamu harapkan. Seperti teriakmu "Semua sudah ditakdirkan" terimalah.

"Jalani saja dulu" kata yang telah kita sepakati, dan sekarang akan  menjadi kenyataan. Kita hendak menjalani semuanya pada lajur yang berbeda. Antara, aku yang tidak pasti dan dirimu yang telah menemukan pasti. Kuakui.

 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun