Berawal Dari Rafael Benitez
Rafael Benitez adalah pelatih yang mengisi gelar Liga Champions kelima pada lemari koleksi Anfield. Ia juga yang membawa Liverpool ke final Liga Champions musim 07-08, dan 'hampir' merajai Liga Inggris musim 08-09. Musim 09-10 adalah karir terakhirnya bersama Liverpool, ia harus menemui jalan pisah lantaran dianggap ‘gagal’ merengkuh trofi Liga Inggris.
Lalu, Roy Hudgson merapat sebagai suksesor Rafa untuk memulai kisah baru bersama Liverpool. Baru setengah musim berjalan, Liverpool malah terlempar jauh dari zona Liga Champions, minim produktifitas gol, dan bahkan sempat bertengger di zona degradasi. Ini adalah fase transisi yang paling memalukan bagi Liverpool sepanjang era premier league.
Lalu ia mendatangkan ‘Sang Penembak Jitu’, El Pistolero, Luis Suarez, untuk menambal lubang vital di lini depan Liverpool akibat kepergian Fernando ‘El Nino’ Torres. King Kenny, begitu sapaan akrabnya, sempat meniupkan angin segar dengan raihan trofi Carling Cup. Tapi di musim berikutnya, ia tak cukup kuat untuk membangun ulang skuad Liverpool di masa transisi.
Bendan Rodgers ditunjuk untuk menukangi pembangunan Liverpool pada periode selanjutnya, masih dalam keadaan terjelembab di masa transisi. Ia datang berdasarkan riwayat apik saat menjadi juru taktik Swansea. Gue melihat, Rodgers berhasil membangun tim pada masa transisi.Â
Puncaknya terjadi pada musim 13-14, Liverpool hampir menjadi kampiun Liga Inggris, sebelum insiden ‘terpeleset’ sang kapten, juga hasil imbang dengan Crystal Palace.
Pada fase itu, transisi Rodgers sukses meramu duet mengerikan; SAS (Suarez dan Sturridge). Duet itu juga ditopang oleh pemain yang menemui kematangan, seperti Rahemm Sterling dan Philiphe Coutinho. Sayangnya, fase transisi itu tidak melenggang lama. Suarez pindah ke Barca, dan Sterling pindah ke Manchester City.Â
Praktis, transisi harus dimulai dari nol lagi. Lucunya, gue melihat ada semacam ‘pembelian panik’. Ricky Lambert, Lazar Markovic, bahkan Mario Balotelli! Gue ulangi, ya. Mario Balotelli. Mereka dibeli untuk masuk dalam proyek pembangunan tim jilid dua. Dan hasilnya, ya sudah pasti gagal.
Penunjukan Jurgen Klopp
Hingga tiba lah tamu agung, Jurgen Klopp. Ia datang membawa rencengan catatan sebagai Juara Liga Jerman dan finalis Liga Champions kala menangani Dortmund.Â