Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dasar, Pengangguran!

2 Agustus 2019   14:40 Diperbarui: 2 Agustus 2019   15:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: karyaone.co.id

Dari situ saja, sudah dapat dipastikan bahwa pemerintah belum memenuhi hak warga negara dalam memberikan pekerjaan dan penghidupan yang layak sepenuhnya. Hei, pemerintah! Muhasabah diri, antum.

Lah, terus salah siapa, dong? Salah sistem? Kemungkinan, iya. Mungkin juga tidak.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kartu silaturahmi adalah sesakti-saktinya kartu di negara tercinta kita. Walaupun bentuk kartunya kasat mata, namun magisnya kerap membelalakkan mata. Misalnya, anda kenal si A, maka jalur anda akan mulus untuk masuk kerja.

Tapi, lagi-lagi tidak semua lapangan kerja seperti itu. Banyak perusahaan, instansi, dan lembaga, baik yang negri maupun swasta, mereka profesional dalam hal rekrutmen kerja. Transparansi rekrutmen mulai psikotes logika, wawancara, dan hal lainnya yang berkaitan dengan dunia kerja. Jadi, sistem dan budaya tak dapat disalahkan sepenuhnya.

Berarti salah perusahaan? Jelas, tidak. Perusahaan tidak pernah salah.

Setiap hari ratusan perusahaan menyediakan lapangan kerja. Mereka manjakan para tenaga kerja dengan seuguhan istimewa. Segala jenis pekerjaan telah tersedia bila para pelamar kerja ada setitik kemauan untuk mencarinya.

Tapi, saat dilihat, ternyata pengalaman harus tersemat. Saat hendak diseriusi, ternyata tinggi badan menjadi syarat. Saat ditegasi, ternyata penampilan menarik harus melekat. Lalu salahkah perusahaan? Ya, jelas tidak. Mereka punya standar dalam merekrut calon karyawannya.

Lantas, salah siapa, dong? 

Ya, tidak ada yang salah. Kurangi menuntut, perbanyak usaha!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun