Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kedai Kopi Harum Manis, Pelayanan Santai Berujung Buruk

3 September 2018   17:43 Diperbarui: 5 September 2018   19:30 2157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedai kopi harum manis mulai menggeliat didunia perkopian. Kedai kopi ini menancapkan tiang pertamanya di jalan Raden Saleh no. 4 Ciledug kota Tangerang. Kedai kopi ini juga membuka cabang baru yang berlokasi di perumahan Puri Beta, Ciledug.

Banyak menu andalan kopi di kedai ini, diantaranya adalah Robusta, Arabika, Toraja Makale, Java Preanger, dan Mandailing. Rasa kopinya? Sangat otentik.

Menu favorit gue disini adalah kopi racik susu (panas) sejak November 2017, dan gue mulai intens membelinya hampir setiap hari sejak dua bulan terakhir.

Dari sekian banyak kopi yang gue seruput, hanya kopi racik susu inilah yang pas dilidah gue. Tiga kata yang pas untuk mendeskripsikan kopi racik susu ini adalah "fresh, nikmat, dan nendang".

Pelayananya? Slow but sure. Tak ada seragam (hanya pakaian casual), tapi tetap terstruktur, terorganisir dengan baik. Kata-kata yang dilontarkan terhadap pelanggan cenderung menggunakan bahasa gaul sehingga tidak kaku.

Tapi, ada seorang kasir (wanita) yang membuat gue sangat terkejut. Kronologisnya, waktu gue memesan kopi racik susu, ada sedikit percakapan seperti biasa antara gue sebagai customer dan si kasir. 

Ketika proses pemesanan selesai, gue masih berdiam diri didepan si kasir dengan niat ingin membayar diawal. Tapi, si kasir tiba-tiba melontarkan pernyataan "yaudah, ngapain lagi?" Pernyataan itu keluar didepan muka gue plus didepan customer yang antri dibelakang gue.

Gue tidak mengerti apa yang ada didalam fikiran si kasir sehingga keluar statement seperti itu. Akhirnya, gue mencoba merecovery mood gue yang rusak karena perkataan si kasir itu dengan tidak jadi menikmati kopi dikedai, tapi dibawa pulang.

Gue hanya menggaris bawahi pelayanan si kasir yang sangat buruk lewat kata-katanya tadi, bukan menggaris bawahi rasa kopinya. Karena baru kali ini, gue (customer) mendapatkan perlakuan seperti itu dari sekian banyak kejadian ketika posisi gue menjadi konsumen. Dan itu sangat buruk.

Pelayanan yang bersifat santai dan friendly terhadap konsumen adalah sebuah nilai plus, karena terkesan tidak kaku. Tapi, jika pelayanan santai dan friendly malah membuat posisi konsumen sebagai teman yang anda pahami betul wataknya, merupakan sebuah blunder yang fatal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun