Mohon tunggu...
Abdul Aziz
Abdul Aziz Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika, Freelancer

pecinta kopi, musik dan sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PPG Menjadikan Guru Profesional yang "Membumi"

4 Desember 2022   19:22 Diperbarui: 4 Desember 2022   19:32 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (dokpri) kegiatan peer teaching saat PPG

Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah suatu proses yang harus dilalui para guru untuk menjadi guru yang bersertifikasi atau untuk mendapatkan sertifikasi profesi guru sehingga menghasilkan guru yang memiliki kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional serta mampu mengembangkan kompetensi secara berkelanjutan. Selain itu guru yang sudah bersertifikat tersebut mendapatkan tunjangan profesi dari pemerintah sebagai bentuk penghargaan profesionalisme seorang pendidik dan juga demi meningkatkan kesejahteraan para guru baik guru di sekolah negeri maupun swasta.

Penulis sebagai seorang pendidik di salah satu sekolah menengah kejuruan di wilayah Depok, Jawa Barat berkesempatan mengikuti PPG Dalam Jabatan Kategori 2 Tahun 2022 di salah satu kampus yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada konsentrasi keahlian Teknik Komputer dan Informatika. Salah satu kebanggan tersendiri saat guru masuk seleksi untuk mengikuti PPG mengingat untuk mengikuti PPG tersebut adalah hal yang tidak mudah karena harus mengikuti seleksi pretest dan juga harus memenuhi masa mengajar minimal 3 tahun.

Di tahun 2022 pelaksanaan PPG masih secara daring sehingga para mahasiswa/i PPG harus siap di depan laptop saat ada perkuliahan secara daring melalui aplikasi meet atau zoom dengan minimal waktu 3 jam dari senin sampai sabtu sehingga banyak menyita waktu dan energi terutama jika berjam-jam didepan monitor akan membuat mata terasa lelah hingga sakit di kepala, namun walaupun banyak menyita waktu dan tenaga para mahasiswa/i tetap semangat mengikuti PPG meskipun disela-sela jam mengajar atau sambil mengerjakan tugas administrasi sekolah terutama para guru yang memang punya peran sebagai struktural di sekolah yang harus siap sedia manakala dibutuhkan sekolah dalam berbagai acara entah itu workshop, IHT, PKKS, akreditasi belum lagi jika sebagai panitia PTS atau PAS ditambah mungkin juga sebagai wali kelas. 

Pembelajaran mata kuliah dalam PPG ini dilaksanakan dalam bentuk analisis permasalahan pembelajaran yang ditemui dalam konteks kelas atau sekolah dalam upaya pemecahan permasalahan tersebut. Permasalahan dapat meliputi  literasi, numerasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills). Kegiatan ini terdiri atas tiga langkah yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) eksplorasi penyebab masalah, dan (3) penentuan penyebab masalah. 

Kegiatan identifikasi masalah mencakup kegiatan mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di kelas terkait: penanganan siswa bermasalah dan berkebutuhan khusus, membangun relasi dengan siswa; melakukan disiplin positif, pemberian feedback, metode pembelajaran, masalah motivasi, materi HOTS, literasi numerasi, miskonsepsi, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, asesmen, interaksi dengan orang tua siswa, menggunakan model-model pembelajaran inovatif, dan masalah terkait lainnya yang menjadi tugas keseharian guru berdasarkan pengalaman mereka saat menjadi guru.

Kegiatan eksplorasi penyebab masalah merupakan kegiatan mengeksplorasi kemungkinan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Dalam melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah tersebut, mahasiswa dapat melakukan riset dengan melakukan kajian literatur, wawancara guru/Kepala Sekolah/ Pengawas Sekolah/rekan sejawat di sekolah, wawancara pakar dan pihak terkait lainnya dengan bimbingan/arahan dosen dan guru pamong.

kegiatan diskusi online saat PPG (dokpri)
kegiatan diskusi online saat PPG (dokpri)

Kegiatan penentuan penyebab masalah dilakukan dengan cara menentukan akar penyebab masalah yang paling mendekati terhadap konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya, dan menjelaskan alasannya. Dalam melakukan penentuan penyebab tersebut, mahasiswa berkonsultasi dengan dosen, instruktur, dan guru pamongnya. Selanjutnya mahasiswa  mempresentasikan tentang penentuan akar penyebab masalah yang dihadapi disertai dengan penjelasan tentang kajian/analisis penentuan  penyebab masalah tersebut. Terakhir mahasiswa wajib menentukan masalah (minimal 2 yang paling sesuai dengan tugas keseharian guru) dan akar penyebabnya.

Di awal pembelajaran PPG kami diberi kuliah oleh dosen yang sangat menginspirasi penulis yaitu Bapak Herbert Siregar, S.Kom, M.T. Pak Herbert selalu memberi nasihat kepada para mahasiswa/i agar mengajar menggunakan bahasa yang sederhana alias 'membumi', beliau juga seringkali memberikan strategi dalam mengajar dimana menurut penulis strategi tersebut sangat efektif meskipun strategi tersebut merupakan strategi sederhana, salah satunya menurunkan level kita sampai paling bawah sampai peserta didik benar-benar mengerti dan pahami ilmu yang diajarkan bahkan beliau benar-benar membimbing peserta didik yang memang belum paham sama sekali sampai benar-benar paham.

Bagi penulis, PPG selain meningkatkan profesionalisme guru juga menambah perbendaharaan ilmu dalam mengajar. Mengingat dalam kelas PPG kami berasal dari berbagai latar yang berbeda ada yang guru SD, SMP, SMK atau SMA baik sekolah negeri maupun swasta. Kami juga berasal dari daerah yang berbeda-beda ada yang dari jawa barat, jawa tengah, depok dan bekasi sehingga satu sama lain punya cara mengajar yang berbeda-beda dengan strategi pendekatan yang berbeda pula ke peserta didik karena setiap daerah punya karakter peserta didik yang berbeda pula.

Pengalaman paling seru selama PPG adalah saat penulis melakukan peer teaching dimana penulis berperan sebagai guru dan teman-teman yang lain berperan sebagai murid sehingga perasaan penulis campur aduk saat itu, ada grogi, lucu dan juga merasa seru dan asyik karena baru pertama kali penulis jadi guru mengajar didepan guru yang berperan sebagai peserta didik. Inilah mengapa PPG sangat berkesan sekali bagi penulis sehingga meskipun disela-sela waktu mengajar kami sangat antusias saat waktu perkuliahan tiba.

 (dokpri) kegiatan peer teaching saat PPG
 (dokpri) kegiatan peer teaching saat PPG

Seperti itulah pengalaman para guru yang sekaligus menjadi mahasiswa/i dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan saat ini penulis baru menyelesaikan kegiatan PPL sehingga masih ada beberapa kegiatan lagi yang sangat penting sekali dan sangat menentukan kelulusan kami sebagai guru yang profesional seperti Uji Kinerja (UKIN) dan Uji Pengetahuan (UP). Semoga kami semua bisa mendapatkan nilai terbaik dan lulus sebagai guru yang tidak hanya sekedar mengajar, namun terus mengembangkan model pembelajaran yang sesuai karakter dan sesuai perkembangan zaman seperti halnya teknologi yang senantiasa selalu memperbarui diri hingga terbentuk sesuai dengan yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun