Jangan sok-sokan mau imbangin Jepang lah. Jepang mah udah ada dua level di atas kita. Kok bapak begitu sih, kok antum begitu sih ngga mendukung Indonesia. Kita dukung Indonesia tapi harus realistis juga. Karena dari sudut mana aja kita kalah.Â
Pemain Jepang hampir semuanya main di liga satu Eropa. Jepang sudah sering ikut Piala Dunia. Tim kuat seperti Brazil dan Uruguay pernah kalah lawan Jepang. Dan Jepang sudah main bersama sejak lama. Terus bagaimana dengan Timnas Indonesia. Antum kira-kira sendiri ajalah. Nga enak kalo saya tulis disini.Â
Dan mulai hari ini ane sarankan kita itu harus belajar realistis. Kalo kemampuan kita belom seberapa ya akui aja. Kalau kemampuan lawan lebih unggul kita harus apresiasi.Â
Dengan mengakui kelemahan, serta mengakui keunggulan lawan di situlah kita mulai berpikir mengatur strategi. Di situlah peran pelatih mendapat ujian yang sebenarnya. Licensi baik itu D sampai A pro cuma di atas kertas. Kapasitas pelatih yang sebenarnya ada di atas lapangan.
Karena di balik kelemahan pasti ada kekuatan yang tersembunyi. Juga di balik kehebatan Jepang pasti ada kelemahan yang juga tersembunyi. Itu tugas pelatih mencari dan mengeksplorasi kelemahan lawan. Sekaligus meningkatkan kekuatan timnas sendiri..Â
Hal ini pernah di lakukan oleh Jepang ketika melawan Jerman di Piala Dunia 2022. Ketika itu Jepang secara statistik kalah dari Jerman. Tapi Jepang tahu kelemahan Jerman. Mereka kirim bola di belakang garis pertahanan Jerman yang sudah menua. Akhirnya Jepang menang ( _2-1, Group E Piala Dunia 22 Qatar_). Â
Sekarang di mana kelemahan Jepang. Saya juga ngga tahu kok tanya saya. Wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H