Mohon tunggu...
Abdulazisalka
Abdulazisalka Mohon Tunggu... Tutor - Tinggal di The Land of The Six Volcanoes . Katakan tidak pada Real Madrid.

Membacalah, Bertindaklah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menakut-nakuti Anak, Antara Tuman dan Kesalahan "Parenting"

11 Desember 2020   08:26 Diperbarui: 12 Desember 2020   21:59 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka jika orang tua berkata, "Jangan nonton tv terus, belajar sana biar pintar, mau jadi apa nanti? mau kaya mas itu?" pada saat yang sama papa dan mamanya juga menonton tv, itu adalah tindakan yang tidak tepat. Ingat, kita harus memberi contoh dan berperilaku yang adil.

Mendidik anak dengan memberikan contoh sebenarnya mudah asal konsisten. Jangan sampai komunikasi dan tindakan yang kita bangun inkonsistensi. Anak dapat menilai ucapan dan tindakan orang tua selaras atau tidak.

Kedua, jangan berikan hal yang absurd, berikan hal-hal yang logis untuk si kecil
Orang tua harus mengerti, bahwa anak berkembang dengan cepat. Sementara papa dan mama, cenderung lambat dan jalan ditempat. Penalaran anak akan berkembang dan mampu menilai hal yang logis atau tidak.

"Nanti kalau nakal, mama panggilin polisi lhoo, ninuninu bawa mobil sama pistol, berani?" Tidak ada yang bisa menjamin kelak anak-anak kita tidak akan berurusan dengan profesi-profesi yang sering kita jadikan alat untuk menakut-nakutinya. Profesi yang mulia, jadi menakutkan di mata anak.

Cara terbaik membuat anak nurut adalah menjelaskan dan berkomunikasi secara logis sesuai kemampuannya untuk menyerap. Memang ini tidak mudah, butuh waktu dan proses yang tidak instan. Ingat, ini adalah tentang membahagiakan dan membangun karakter anak bukan penyelesaian problem yang parsial.

Ketiga, membangun kepercayaan dan hal yang menyenangkan untuk anak kita 
Jangan anggap remeh si kecil, sepertinya ia tampak biasa saja. Sebenarnya mereka pintar. Tingkat kecerdasannya, kelak akan mereduksi kepercayaan ia terhadap orang tuanya. Kebahagiaan masa kecilnya juga akan tercabut jika kita terus menakuti dan menebar ancaman kepadanya.

Anak akan dapat menilai, ternyata selama ini orang tuanya berbohong menakut-nakutinya seiring berkembangnya pengetahuan. Si kecil juga bisa kehilangan kepercayaan diri karena tekanan yang menakutkan dari orang tuanya.

Tanamkan nilai-nilai yang baik pada anak dengan cara ramah, hangat, dan penuh kasih sayang. Tak jarang, kebahagiaan masa kecilnya menentukan kebahagiaan ia di masa depan nanti.

***

Alih-alih menurut dengan ditakut-takuti. Justru beberapa anak akan merasa dibayang-bayangi dengan ketakutan. Ia beresiko trauma dan memendam luka pada hatinya dibandingkan anak-anak normal lainnya.

Untuk mendapatkan kepatuhannya, si kecil harus terus dibimbing secara harmonis. Tanamkan rasa hormat pada anak, maka anak akan menghormati kita. Beri ruang untuk perasaanya, kegelisahannya dan perhatikan serta evaluasi terus menerus pola pendidikan yang kita lakukan terhadapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun