Mohon tunggu...
Abdulazisalka
Abdulazisalka Mohon Tunggu... Tutor - Tinggal di The Land of The Six Volcanoes . Katakan tidak pada Real Madrid.

Membacalah, Bertindaklah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dialog: Anak dan Matahari

21 November 2020   10:30 Diperbarui: 21 November 2020   10:41 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak mengadu pada matahari, 
Anak : 
Aku lelah, aku lemas
Perutku sangat lapar, aku belum makan (katanya)
Sangat menderu-deru (rasanya)
Nyaring krucuk-krucuk (bunyinya)
Aku tak sanggup, aku tak tahan
Sambil mengusap perut kecilnya, sedikit air mata jatuh di pipinya 
Matahari : 
Tenang kawanku, cobalah kamu minta nasi pada sang ibunda
Sambil berbisik menghangatkan 
Anak : 
Ibu telah lama mati, ketika terkena Disentri 
Kata orang, ia tak sanggup berobat
Belikan makanku saja yang ia mampu
Sambil mencoba mengingat wajah ibunya 
Matahari : 
Kalau begitu, cobalah kamu bertanya pada sang Ayah
Sambil termenung matahari mulai sedikit panas 
Anak : 
Ayah telah lama pergi, entah aku tak tahu kemana
Setelah ibu mati, ayah gemar berjudi
Ia hanya peduli dengan botol-botol anggurnya
Sambil teringat ayahnya yang mencampakkannya 
Matahari : 
Memang rumahmu dimana?
Setelah terdiam cukup lama, mulai meriuhkkan 
Anak : 
Tak ada rumah bagiku, aku tinggal di jalan
Sudah lama aku menggelandang seperti sekarang
Dulu aku tinggal bersama kakek
Sambil tertunduk lesu ia berucap 
Matahari : 
Sesungguhnya ada perkara apa kawanku?
Sambil menyeledik, panas mulai terik  
Anak : 
Dulu ada keributan, aku dulu tak tahu apa-apa
Yang aku tahu, dulu ada petugas ada pula preman
Sepertinya juga ada orang kantoran
Lalu rumah tempat tinggalku jadi sasaran
Kakek dan teman-temanku menghilang
Kata orang, sekarang di sana sudah jadi tempat hiburan
Sambil menahan lapar ia bercerita  
Matahari : 
Ahhh, jahat sekali bos-bos besar itu.
Fakir miskin dan anak terlantar wajib dipelihara oleh Negara!
Sambil membatin, matahari marah dan semakin panas 

Alka, 21 November 2020

Selamat Hari Anak Sedunia yang jatuh pada tanggal 20 November, semoga anak-anak mendapatkan pendidikan dan kebahagiaan yang layak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun