Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta dan penikmat puisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama saya abdul azis, asal kediri dan sekarang berprofesi sebagai karyawan pabrik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kidung Malam Kamis

15 Juli 2020   21:26 Diperbarui: 16 Juli 2020   10:49 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada Kata,

Sajak merangkak di tepian pundak bertapak sabak di bibir falak.
Bekas pijakan kaki dipetilasan suci pun berselimut sunyi di tepi telaga kasih Sang Hyang Widhi.


Kaki-kaki menari,
Mulut-mulut bernyanyi,
Jari-jari bersemi.

Atas nama Sang Maha Suci.

Ya Khaliqu, Ya Mubdi'u, Ya Salamu, Ya Mu'minu, Ya Ghafuru, ya Mu'diu,
Ya Mubdi'u, Ya Mani'u, Ya Jami'u.

Pada Malam.
Dalam peluk sunyi,
Kurasakan hidup yang sejati.
Dalam keramaian, aku rasakan kematian.
Pakem-pakem kutanam pada ladang kalbu hitam.
Aku adalah wayang yang bergerak
atas naskah Sang Dalang

Sayup-sayup suara atas seluruhMu menggema,
menelisik setiap telinga.

Ya ghofur.....
Sesak merangkak kupijakkan kaki pada mesiu-mesiu sang jahanam,
Semboyan pun ku pendam pada vas bunga di telaga fana,
Aku kepayahan!

Hei malam,
Tak bosankah kau muram,
Tak bosankah kau suram,
Tidurlah,

tidurlah,

tidurlah
"Malam harus segera berganti pagi. Kalau bisa terusalah pagi, tak usah ada malam lagi."
Batinku pada semilir angin yang berselimut semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun