Mohon tunggu...
M Abdul Arif
M Abdul Arif Mohon Tunggu... -

Lahir di Kudus 11 Mei 1989. Bergiat di SECAC (Semarang Cartoon Club). Ilustrator Tabloid Amanat & Majalah Sastra Soeket TekiSemarang.Sekretaris Redaksi SKM Amanat IAIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Nature

Optimalisasi Sistem Drainase

18 Maret 2012   16:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:51 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEDIA INDONESIA, 12 Maret 2012


Ketika musim hujan, yang dikhawatirkan berbagai kalangan adalah terjadinya banjir. Ya, hujan lagi, banjir lagi di mana-mana. Seolah banjir menjadi rutinitas tahunan yang tak bisa dihentikan. Menjadi ironi ketika pemerintah maupun masyarakat tak bisa menyelesaikan persoalan banjir. Padahal, banjir adalah persoalan klasik.


Penyebabnya tentu sangat kompleks. Perombakan tata ruang menjadi problem paling berpengaruh.  Penjarahan pepohonan di pegunungan untuk dijadikan villa dan pemukiman menjadikan lahan kritis. Lahan berpotensi longsor, sehingga terjadi proses sedimentasi di sungai. Hal ini berakibat pendangkalan sungai.  Alhasil, ketika musim hujan tiba, debit air tak bisa ditampung sungai dan meluap ke mana-mana.


Selain itu, pembangunan besar-besaran di kota juga semakin mengikis keberadaan tanah terbuka. Banyak tanah yang ditutup dengan material, sehingga daya resap tanah semakin minim. Ini akan menyulitkan upaya pencegahan banjir.


Jika sudah separah itu, pemerintah harus bertindak tegas. Pem bangunan daerah konservasi perlu dilakukan dengan segera. Sepantasnya, lahan-lahan gundul di daerah perbukitan maupun pegunungan direhabilitasi untuk mengembalikan fungsi ekologisnya.


Namun, untuk membangun daerah konservasi  butuh waktu cukup lama. Maka, kebutuhan yang paling mendesak adalah mengoptimalkan sungai dan sistem drainase perkotaan. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan. Setidaknya, langkah ini mampu mengendalikan debit air hujan. Sehingga mengurangi potensi banjir yang sering melanda negeri ini.


Abdul Arif, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun