Aku memulai hari dengan langkah tak terarah
Berjalan ke manapun tawa menuntunku
Ke lorong-lorong gelap, tempat mimpi-mimpi menangis dalam senyap,Â
gedung-gedung tinggi tempat tawa-tawa picik memekik.
Tempat-tempat semacam itu tak pernah kehabisan lelucon untuk ditertawakan
Sampai pada saat, di mana intuisi menamparku dengan kasarÂ
Ia memaksaku untuk kembali sadarÂ
Lantas membenamkanku ke dalam kenang yang susah payah ku buang.
Yaa, Aku ingat
Dulu sekali, tentangmu adalah do'a kesukaanku.
Di setiap detak yang kurasakan dalam setiap detik yang kulalui kala itu,Â
aku sangat menikmatinya.
Tapi apa mau dikata, kini kau terlampau jauh di sana
Aku yang sekarang tak mungkin mampu meraih mu
Meski demikian, kau tak pernah sedikit pun menjadi asing
Bagiku, kau selalu ada di sini, di dalam diriku
Di suatu sudut di kepalaku.
Cirebon, Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H