Mohon tunggu...
Abdulah Mazid
Abdulah Mazid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat

Hai! Saya Abdul; orang biasa yang terkadang suka membaca, menulis, memancing dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Nyanyian Itu

25 April 2024   07:01 Diperbarui: 25 April 2024   17:44 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nyanyian itu terdengar lagi, lirih.
Namun bukan di malam sabtu
Dan aku mendengar dengan cara
yang sama sekali lain,
Aku mendengar dengan kedua tanganku.
Aku mendengar dengan kaki-kakiku.
Aku mendengar dengan mulut dan mataku.
Sedang telingaku tuli,
hanya kepada nyanyian itu

Dan hanya karena nyanyian itu,
Mulutku tak dapat mengucap
Mataku tak kuasa menatap
Tanganku tak mampu meraih
Kaki-kakiku beku.

Ia mendekat.
Makin mendekat,
Ditatapnya seluruhku lekat-lekat,
Sampai ia berhenti.
Entah memberhentikan diri,
Atau diberhentikan waktu.
Atau sesuatu yang lebih kuasa dari waktu.
"Terima kasih sudah menyelamatkanku"

Serang, 25 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Puisi: Tanah Kita

Baca juga: Aku atau Kau?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun