Sekali lagi, lembaga pendidikan tak sekedar wadah untuk mengimplementasikan dan internalisasi nilai, namun juga menjadi medium bersosial taubah lem perekat antar puzzle (berbeda) satu dengan lainnya. Segala elemen yang bergerak di bidang pendidikan harusnya mampu melihat potensi besar ini untuk saling mempertemukan sekolah-sekolah lintas berbasis agama secara heterogen. Ini memudahkan kita dalam mengembalikan hakikat fungsi pendidikan itu sendiri sebagamaina Ki Hajar Dewantara sampaikan "Memayu hayuning sariro, memayu hayuning bangsa, memayu hayuning bawono" yakni memperindah diri, bangsa, dan semesta. Akhir kata, sekolah-sekolah agama kini harus mulai memainkan perannya untuk tidak sekedar meningkatkan kompetensi pribadi yakni memahami agamanya sendiri, namun juga memiliki kompetensi berkomunikasi, dan kompetensi berkolaborasi dengan yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H