Mohon tunggu...
Abdul Afwu
Abdul Afwu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemikir Lepas

Ini adalah sampah pikiran, saya membuang semuanya di sini. Umpanya itu bermanfaat bagi anda, ambil. Apabila mengganggu saya minta maaf, harap maklum ini sampah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Monyet, Monster, dan Otak Para Penunda

15 September 2023   13:23 Diperbarui: 15 September 2023   17:04 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini saya ambil dari tayangan youtube TED "Inside the mind of a master procrastinator" oleh Tim Urban, seorang ahli dalam menjelaskan dan mempelajari terkait procrastinator.

[PROCRASTINATOR: MANUSIA PENUNDA]

Procrastinator sebenarnya dapat mudah kita definisikan sebagai gaya hidup manusia yang lebih menyukai bersantai dan lebih memilih menunda sebuah pekerjaan daripada menyicilnya secara perlahan. Sikap ini terkadang muncul dan tidak kita sadari hingga deadline pekerjaan itu tiba. Berakhirlah seseorang dalam kondisi panik saat harus menyelesaikan pekerjaan yang harusnya dicicil di waktu sebelum-sebelumnya.

Naasnya orang-orang dengan gaya hidup procrastinator ini kerap merasa dirinya keren saat dapat menyelesaikan sebuah tugas dalam rentan waktu yang mepet (deadliner). Dan tak jarang mereka menamainya dengan sebuah klausa "The Power of Kepepet". Diksi "The Power of Kepepet" ini mengacu pada kekuatan menyelesaikan tugas dalam rentan waktu yang tak logis. Semua hal itu juga pernah terjadi pada saya pribadi. Waktu 1 minggu yang saya miliki untuk menyelesaikan makalah, hanya terpakai 1 malam tanpa tidur untuk menyelesaikannya. Yap, itu namanya sistem kebut semalam. Alhasil keesokan harinya saya ketiduran dan tak mengumpulkan tugas nya. Sungguh bodoh sekali.

Orang-orang dengan gaya sistem kebut semalam adalah orang orang procrastinator. Sikap orang Penunda (procrastinator) ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan manajemen waktu dan pengambilan keputusan. Lalu apa yang sebenarnya terjadi di dalam otak saya saat menunda mengerjakan makalah dan memilih melakukan nya dengan kekuatan kepepet (The Power of Kepepet)? Mengapa pula makalah itu tidak saya cicil sedikit demi sedikit, hingga selesai dengan baik tanpa harus mengambil jatah tidur? Mari simak, akan saya jelaskan apa yang sedang terjadi dalam otak Procrastinator.

[DI DALAM OTAK MANUSIA PENUNDA]

Tim Urban memberikan sebuah cerita unik tentang Monyet, Monster, dan Manusia dalam kepala orang-orang Procrastinator. Monyet adalah makhluk yang bertugas melakukan distraksi-distraksi dalam keputusan Orang-Orang Procrastinator, monyet disimbolkan sebagai penghasut kepuasan instant. Sedangkan manusia dalam otak orang Procrastinator adalah pemegang kendali awal, dia merencanakan sesuatu dengan logis, menimbang keputusan secara baik dan benar. Dan Monster disimbolkan sebagai anjing penjaga, yang muncul dan tiba saat deadline telah dekat. Saat deadline masih jauh, monster akan tidur, membiarkan manusia berpikir logis dan membiarkan monyet menghasut manusia untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan-menyenangkan saja.

Beginilah ilustrasi kejadian mengapa saya bertindak seperti seorang Penunda. Pagi hari saya berkuliah, dosen memberikan tugas makalah, waktu pengumpulan adalah minggu berikutnya. Sewaktu pulang otak saya berpikir melalui simbol manusia,

 "saya harus menyicil, 2 hari mengerjakan BAB Pendahuluan, 3 hari BAB Pembahasan, dan 2 BAB Penutup". 

Saat perencanaan itu muncul, monyet-monyet akan berdatangan. Seperti biasanya ia akan mendistraksi, dan memunculkan ide ide menyenangkan yang bisa saya lakukan saat harus menyelesaikan tugas. Tapi ternyata tidak yang seperti saya harapkan, justru ide menyenangkan lebih asyik untuk dilakukan daripada ide menyicil makalah. Saya pun terjebak dengan para monyet. Tibalah hari terakhir pengerjaan makalah. Saya kaget dan ingat betul bahwa besok harus mengumpulkan tugas makalah dan saya belum menyentuhnya sama sekali. Dalam otak saya monster telah bangun, ia menghampiri manusia dan monyet monyet yang sedang bermain dalam ide ide menyenangkan. Mengetahui monster datang, monyet monyet berlarian terbirit-birit dan manusia segera berpikir lagi merencanakan bagaimana makalah bisa selesai dalam waktu yang tak logis. 

Saya segera mengambil laptop membuka nya. Di dalam otak saya manusia itu bekerja dengan sangat sungguh sungguh sembari diawasi langsung oleh monster. Semalaman penuh saya masih terjaga dan harus menyelesaikan nya. Saat saya telah menyelesaikan, monster itu pulang dan manusia yang bekerja keras terlihat begitu kelelahan. Alhasil tertidur lah saya dan makalah tak pernah sampai di dosen hingga sekarang.

[PESAN CERITA]

Ilustrasi monyet memberikan makna kepada kita bahwa sebagai manusia yang notabennya memiliki sifat hewan juga, kita dan para hewan lebih menyukai ide ide menyenangkan. Pada ide ide yang sifatnya harus bekerja keras dan penuh ketidaknyamanan kita sering mengabaikannya meskipun itu penting. Ilustrasi manusia dalam otak kita mengajarkan bahwa sebenarnya kita mampu dalam berpikir logis, namun untuk memulai aksi butuh komitmen yang tinggi. Perencanaan logis terkadang hancur akibat komitmen untuk melakukannya tak ada, komitmen untuk setia pada rencana meskipun tidak nyaman. Sedangkan ilustrasi monster memberi kita nasihat bahwa pekerjaan yang selesai dengan monster cenderung menghasilkan hal yang buruk, sebab mengerjakan dipenuhi rasa panik dan rasa takut. Jangan biarkan monster-monster dalam otak kita bangun. Selesaikan lah tugas dengan penuh kesadaran secara logis.

"GET UP! AD MAIORA NATUS SUM! We are born to aim for greater things."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun