Mohon tunggu...
Abdul Afwu
Abdul Afwu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemikir Lepas

Ini adalah sampah pikiran, saya membuang semuanya di sini. Umpanya itu bermanfaat bagi anda, ambil. Apabila mengganggu saya minta maaf, harap maklum ini sampah.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

(Resensi Buku #3) Psikologi Sederhana Tentang Perubahan

15 September 2023   02:31 Diperbarui: 15 September 2023   02:33 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku (https://mizanstore.com/)

Keempat makhluk ini memiliki tiap-tiap karakteristik yang berbeda, dan untuk mengetahui tiap-tiap karakteristiknya, kita dapat melihat satu per satu melalui kisah perjalanan mereka mencari keju. Sniff adalah tikus yang tajam dalam mengendus, sepanjang pencariannya dia mengendus untuk menemukan stasiun keju. Atas kecerdasan mengendusnya, sniff kerap menggunakan insting tajam penciumannya untuk mengetahui seberapa banyak keju yang tersisa, dan mengetahui apakah keju tersebut masih layak atau sudah kadaluwarsa. Prinsip nya ialah "Ciumlah Cheese sesering mungkin, sehingga anda tahu saat Cheese itu mulai membusuk" (hlm 39).

Berbeda Sniff, Scurry adalah tikus yang bersikap sederhana. Scurry adalah simbol keberanian untuk segera berlari kedepan dan menemui perubahan. Saat scurry mulai kehabisan cheese di stasiun, dia langsung mengambil tindakan cepat untuk berpindah. Ia tak mengenal takut untuk menghadapi hal-hal baru dalam hidup. Scurry selalu percaya bahwa ia hanya perlu mencari, mencari, dan mencari cheese yang baru. "Membayangkan dirimu menikmati cheese baru, mengarahkannya padamu" (hlm 46) begitulah kira-kira Scurry bertindak. Keduanya antara Sniff dan Scurry sama-sama selalu siap untuk menghadapi perubahan. Keduanya hewan yang bekerja berdasarkan insting, melalui penciumannya dan melalui naluri nya.

Hem dan Haw dikisahkan berbeda dari Sniff dan Scurry. Keduanya adalah kurcaci yang mirip manusia, mereka memiliki perasaan dan akal. Terkadang mereka terjebak oleh keduanya, terkadang mereka juga menemukan pesan dalam setiap perubahan yang terjadi. Saat Hem dan Haw telah menemukan cheese dan mulai kehabisan, keduanya terjebak dalam kesedihan atas hilangnya Cheese. Berlarut-larutnya kesedihan mereka telah menciptakan pikiran-pikiran buruk, menciptakan ketakutan-ketakutan akan perubahan dan menciptakan kecurigaan-kecurigaan irasional.

Hem adalah kurcaci yang selalu menolak untuk perubahan. Ia membenci perubahan, ia tidak menyukai hal-hal baru. Saat hal-hal baru harus terjadi, ia lebih memilih untuk menetap pada hal lama, meskipun ia tahu cheese lama itu telah menghilang. Hem tidak hanya lama dalam mengambil keputusan untuk hal baru, ia juga selalu curiga dan menyalahkan orang lain atas perubahan yang terjadi. Ia tidak merasa bahwa perubahan itu juga bagian dari ulah dan tindakannya. Atas tindakannya ia tidak pernah menemukan cheese baru, "Keyakinan lama tidak akan mengarahkan anda pada cheese baru" (hlm 55) adalah sebuah nasihat yang tepat untuk Hem.

Haw pun tak jauh dari Hem, ia dikisahkan sebagai seorang yang penakut. Haw takut akan masa depan yang tak pasti saat menghadapi perubahan. Hal-hal baru harus terjadi dan ia selalu terjebak pada pertanyaan yang membuatnya ragu untuk melangkah. Ketakutan Hem menjadikannya sangat lama dalam memutuskan untuk menjawab perubahan, bahkan saat bergerak pun dia masih ragu dan takut. Meskipun pada akhirnya Haw sadar bahwa harapan mampu menciptakan semangat dan energi untuk perubahan. Setelah Haw menemukan cheese baru, ia sadar betapa banyak waktu yang telah ia buang untuk menghadapi ketakutan. "Semakin cepat anda meninggalkan cheese lama, semakin cepat anda menemukan cheese baru" (hlm 49) begitulah Haw menuliskan tulisan di dinding untuk dibaca oleh dirinya.

Akhir cerita Sniff, Scurry, Hem, dan Haw, penulis mengingikan kita untuk berdiskusi. Penulis menggambarkan keempatnya sebagai simbol dari cara menghadapi perubahan. Sehingga kita selalu dikembalikan pada pertanyaan awal, "Siapakah kita dalam menghadapi Perubahan?". Bisa saja kita terkadang menjadi Sniff atau Scurry, dan bisa saja sebaliknya menjadi Hem atau Haw. Itu semua bisa dilihat dari cara kita memandang perubahan dan cara kita memutuskan tindakan pada perubahan itu sendiri.

[Kita, Cheese, dan Perubahan]

Seperti yang sudah saya katakan, buku ini hanyalah sebuah kisah fiktif. Tak lebih dari dongeng klasik yang kerap kita dengarkan seperti hari-hari biasanya. Seperti kisah-kisah lainnya yang mengandung makna untuk diresapi. Bergunanya buku ini bergantung pada kecerdasan kita sebagai pembaca dalam memahami makna dan nasihat yang ada. Bergantung pula pada kecerdasan kita dalam mengaktualisasikan nasihat-nasihat di dalamnya pada kehidupan harian kita. Bisa jadi buku ini hanya menjadi kisah sebelum tidur yang tak berarti. Namun bisa jadi juga ini adalah kisah yang merubah kita dalam memaknai perubahan.

Sebagian dari kita mungkin sedikit mirip dengan Sniff, atau bahkan Scurry, sebagian lainnya mungkin mirip dengan Haw atau Hem. Yang jelas cheese adalah simbol dari tujuan-tujuan kita, terkadang kita sesuatu terjadi pada cheese kita. Bisa jadai cheese kita membusuk, atau bisa jadi hilang dan habis. Yang jelas tak akan abadi, pun termasuk pada cheese kita, pada tujuan kita. Semua, perlahan tapi pasti akan berubah. Dan kita harus segera bergerak untuk menghadapinya.

Percayalah, saat anda melihat perubahan terjadi anda harus segera mengingat cerita ini. Saat tiba-tiba anda harus menghadapi perceraian orang tua anda. Anda harus segera mengikhlaskannya, saat anda terjebak dalam kesedihan, anda telah menghabiskan waktu dan energy di dalamnya. Anda harus segera berlari pada perubahan, hidup dengan cara baru. Atau saat anda mendapati bahwa anda dipecat, anda tak bisa diam berdiri di depan gedung anda dulu bekerja. Anda akan menghabiskan waktu dan tenaga untuk meratapi diri. Alih-alih segera mencari pekerjaan baru, anda akan kelaparan dan mati sia-sia jika terus berada di depan gedung kantor anda sambil menangis dan mengomel.

Kita semua adalah perubahan, kita adalah pelaku perubahan, dan kita adalah objek dari perubahan. Jika anda merasa sebagai pelaku perubahan tidak bisa menciptakan perubahan besar, maka ciptakanlah perubahan kecil. Seperti yang dikatakan Martin Luther King jr, 

"if i can't do great things i can do small things in a great way".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun