Jeffrey C. Alexander adalah warga negara Amerika Serikat, alumni Harvard dan Barkeley University California. Beliau adalah pendiri teori neofungsionalisme yang merupakan kritik dari teori fungsionalisme struktural yang dikembangkan oleh Talcott Parsons yang menjelaskan bahwa struktur memiliki subsistem yang berfungsi untuk memenuhi empat kebutuhan dasar (AGIL). Fungsionalisme struktural merupakan turunan dari teori fungsionalisme klasik Emile Durkheim dan Herbert Spencer yang melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait, yang masing-masing memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan dan kelangsungan masyarakat.
Pengalaman dalam organisasi seperti PMII mengajarkan bahwa hilangnya anggota satu per satu merupakan bagian dari proses yang bisa disebut dengan "seleksi alam". Hal itu, dapat membentuk kualitas kader yang tersisa menjadi lebih baik. Meskipun ditinggalkan oleh "sahabat" yang pergi karena berbagai alasan, anggota yang tetap aktif mendapatkan pengalaman berharga yang memperkuat kualitas diri mereka. Kehilangan tersebut juga memunculkan peran baru bagi kader yang bertahan, yang harus mengambil alih dan menjalankan berbagai tugas dalam organisasi.
Fenomena ini dapat dijelaskan melalui teori neofungsionalisme, di mana konflik dalam struktur organisasi seperti PMII tidak hanya menghasilkan tantangan, tetapi juga berperan sebagai katalis perubahan dan pertumbuhan kualitas individu. Seperti dalam sebuah keluarga yang harus beradaptasi dengan peran yang berubah, anggota organisasi pun mampu bertransformasi, mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh yang lain, dan memperkaya keterampilan serta pengalaman mereka. Akhirnya, mereka yang bertahan menjadi lebih unggul dan mampu menghadapi kerasnya dunia dengan kompetensi yang lebih baik.
Referensi :
Wirawan, P. D. (2012). Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Prenadamedia.
George Ritzer, Jeffrey Stepnisky (2018). Teori Sosiologi: Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H