Timnas Malaysia menjalani Piala Asia 2023 dengan hasil mengecewakan. Hasil pertandingan timnas Malaysia diberbagai kompetisi seperti pertandingan persahabatan di FIFA Matchday dan kualifikasi Piala Dunia 2026 yang membawa kegairahan dan optimisme penggemar timnas Malaysia seolah tiada artinya. Malaysia tidak berdaya di Piala Asia. Harimau Malaya kalah dua kali beruntun dari Jordan 4-0 dan Bahrain 1-0.
Pasca kegagalan Malaysia di panggung Piala Asia 2023, muncul suara-suara revolusi untuk timnas. Berbagai macam bentuk kekecewaan, ketidakpuasan dan keprihatinan menyeruak. Berbagai saran dan ide bermunculan dari para pakar, pengamat dan penggemar sepak bola di negara itu untuk perubahan yang lebih baik bagi Harimau Malaya  di masa depan.Â
Diantaranya keinginan para penggemar  agar kuota pemain asing di Liga Super Malaysia dikurangi bahkan tanpa pemain asing agar memberikan kesempatan pemain lokal mendapatkan menit bermain. Saat ini klub-klub Liga Super Malaysia diizinkan untuk merekrut hingga 9 pemain asing. Banyaknya pemain asing dianggap mematikan bakat-bakat pemain lokal.
Suporter Malaysia terjebak kejayaan masa lalu saat mereka mampu meraih piala AFF tanpa pemain naturalisasi. Seratus persen mengandalkan pemain lokal.
Suporter kecewa dengan kebijakan naturalisasi pemain asing di liga Malaysia. Mereka  menilai kualitas pemain asing tidak jauh berbeda dengan pemain lokal dan cenderung menguntungkan klub tertentu.
Mereka kini berharap agar FAM (federasi sepak bola Malaysia) lebih giat memburu pemain warisan (keturunan). Khususnya pemain keturunan usia dibawah 23 tahun. Suporter merujuk pada timnas Indonesia yang cukup memberikan perlawanan di Piala Asia dengan skuat termuda di turnamen ini.
Legenda Malaysia yang juga mantan pelatih Persipura Jayapura, Raja Isa menyarankan agar klub-klub Malaysia memasukkan lebih banyak pemain muda dalam skuad.Â
Sebuah fanspage olahraga negeri jiran di media sosial dengan nama Harimaumalaya dengan basis follower lebih dari 1,7 juta menginginkan agar federasi dan pelatih lebih banyak menaikkan pemain U23 untuk mengisi skuad senior. Ide potong generasi ini muncul karena skuad Malaysia saat ini banyak diisi pemain-pemain uzur.Â
Dengan menyerap banyak pemain muda U23 diharapkan timnas Malaysia memiliki nafas baru dan semangat baru. Dalam 3-4 tahun para pemain muda ini diharapkan akan matang dan memberikan kejayaan untuk Malaysia.Â
Pelatih Malaysia Kim Pan Gon hanya menyertakan dua pemain U23 yakni satu diposisi kiper dan striker. Kim Pan Gon membawa 9 pemain berusia lebih dari 30 tahun. Skuad Malaysia termasuk timnas dengan rataan usia pemain tertua di Piala Asia 2023 yakni 28,2 tahun.Â
Mereka dianggap sudah lamban dalam turnamen level tinggi dengan intensitas tinggi seperti Piala Asia. Natxo Insa, pemain keturunan Spanyol-Malaysia adalah salah satu pemain tertua di Piala Asia 2023 dengan usia 37 tahun. Pemain ini dianggap lamban sehingga merusak permainan Malaysia menjelang akhir laga melawan Bahrain.Â
Bandingkan dengan skuad Indonesia yang rataan usianya hanya 24,04 tahun. Pelatih Shin Tae Yong membawa 11 pemain U23, hampir setengah dari 26 pemain dalam skuad. Jordi Amat pemain tertua di skuad Indonesia dengan usia 31 tahun.
Jauh sebelumnya, Malaysia meniru langkah Indonesia mendatangkan pelatih asal Korea. Apakah Malaysia kembali akan mencontek langkah Indonesia dengan memotong generasi pemain timnasnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H