Benyamin S, Seniman Betawi Keturunan Jawa

Almarhum Benyamin S atau Benyamin Suaeb (1939-1995) merupakan seorang seniman terkenal di Indonesia. Bang Bens dikenal sebagai pemeran, pelawak, penyanyi dan sutradara. Bang Bens, panggilan akrabnya, identik dengan sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang pertama kali muncul pada tahun 1994. Sinetron ini sangat erat dengan cerita dan suasana kehidupan masyarakat Betawi. 

Kelucuan bang Bens tidak saja di panggung hiburan, juga dalam keseharian dengan humor-humornya yang segar. Boleh jadi, hal ini yang membuat masyarakat Betawi bahkan setanah air menyukainya. Humor-humornya alami dan tidak dibuat-buat, serta tidak suka hasil jiplakan.

Bang Bens memang identik dengan suku dan kesenian Betawi. Khalayak umum menganggap Bang Bens Betawi tulen (asli).  Tidak mengherankan karena Bang Bens memang lahir di Batavia (nama Jakarta tempo dulu) tahun 1939. Bang Bens dilahirkan dan dibesarkan dalam kehidupan masyarakat Betawi di kawasan Kemayoran. Ternyata anggapan Bang Bens seorang Betawi asli itu salah. Beliau memiliki darah keturunan Jawa.

Berdasarkan Arsip Perpustakaan Nasional RI dalam Koleksi Surat Kabar Langka (SKALA Team), di harian Surat kabar Merdeka terbitan 27 Juni 1981, Bang Bens ternyata bukan orang Betawi asli. Bang Bens lahir dari perkawinan none asli Betawi, anak dari Haji Ung seorang tokoh masyarakat Betawi di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat dengan Sukirman orang Purworejo, Jawa Tengah yang merantau ke Jakarta. Setelah menetap dan tinggal bersama keluarga istrinya di Kemayoran, Sukirman lebih dikenal dengan nama Suaeb.

Baca juga: Pemberontakan G30S/PKI Meletus, Kampus UI Gagal Dibangun di Ciputat

Boleh jadi, orang mengira Benyamin sebagai keturunan asli Betawi karena dilahirkan dan dibesarkan di Kemayoran. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai khas Betawi. 

Jadi nama S, dibelakang Benyamin bisa berarti kepanjangan dari Suaeb atau Sukirman. Sebagai nama panggung, Suaeb lebih terkenal daripada Sukirman nama asli ayahnya asal Purworejo. 

Baca juga: Penghapusan Feodalisme Di Keraton Surakarta