Anak-anak Uighur menghadapi berbagai kendala seperti bahasa, budaya dan iklim yang jauh berbeda. Mereka diminta beradaptasi dengan mempelajari bahasa, budaya dan teman-teman baru sambil mempertahankan keyakinan mereka.Â
Kini tujuh tahun telah berlalu. Hasil dari proyek ini dapat dikatakan berhasil. Saat ini banyak anak-anak keturunan Uighur memperkuat klub-klub sepak bola profesional di liga China dan juga timnas China.Â
Dalam skuad China U20 pada Piala Asia U20 2023 Uzbekistan pada Maret lalu, 5 dari 23 pemain merupakan anak-anak Uighur kelahiran Prefektur Khasgar dan wilayah lainnya di Xinjiang. Mereka diantaranya Mutellip Iminqari (19 tahun/klub Chengdu Rongcheng), Shohret Rehmitulla (20), Behram Abduweli (20/Sichuan Jiuniu), Sherzat Nur (19/Hubei Istar), daan Abdulla Adil (18/Suzhou Dongwu).Â
Mutellip menjadi bagian penting bagi timnas China karena berkontribusi dua gol. Mutellip bersama rekan-rekannya mengantarkan timnas China lolos ke perempatfinal Piala Asia U20. China lolos dengan status runner-up.Â
Anak asuh pelatih asal Spanyol Antonio Puche ini mengumpulkan 4 poin hasil dari kemenangan atas Saudi 2-0, seri 1-1 dengan Kyrgyzstan dan kalah 2-1 dari Jepang.Â
Di pempat final China dikalahkan tim kuat Asia, Korea Selatan 3-1 di babak tambahan waktu 2x15 menit setelah bermain imbang 1-1 diwaktu normal. China gagal melaju ke semifinal sekaligus gagal ke Piala Dunia U20 2023 Argentina.Â
Akan tetapi nama-nama pemuda Uighur di atas mungkin tidak akan anda temui di jersey mereka. Nama-nama mereka oleh pemerintah China di-sinofikasi (di-china-kan).
 Seperti Mutellip Iminqari yang nama punggung dijerseynya ditulis menjadi Mutalifu Yimingkari. Proses integrasi nasional dan deradikalisasi muslim Uighur oleh pemerintah China memang dijalankan secara masif diseluruh aspek kehidupan sosial budaya mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H