Mohon tunggu...
abdul afit
abdul afit Mohon Tunggu... Freelancer - Tutor geografi

Bumi dan bola, sama-sama bundar!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Uang Logam Dipalsukan

25 Februari 2023   22:17 Diperbarui: 6 Maret 2023   14:41 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang koin Rp 1000 keluaran (tahun emisi) 1993 (foto: gallery currency BI) 

Saat ini uang koin atau uang logam nominal Rp 100 dan Rp 200 seperti sudah tidak ada harganya. Ketika kita berjalan kaki tak jarang kita menemui uang logam  tergeletak di jalanan. Jangankan mengambil uang itu, menoleh pun tidak. Uang logam Rp 100, Rp 200 buat apa?

Anak-anak dikasih uang logam buat jajan bakal dibuang. Jangankan nominal 100 perak atau 200 perak,  nominal 500 dan 1000 perak pun bakal dibuang. 

"Gak bisa buat jajan yah" Begitu celoteh anak-anak kita. 

Pak ogah yang di perempatan jalan atau di putaran arah apalagi. Warung pun tidak mau menerima nominal itu, kecuali minimarket dua sejoli, si Aprilmart dan pacarnya. 

Uang logam yang masih diterima warung hanya Rp 500 dan Rp 1000. Ya lumayan buat beli Aqua gelas. Hehe.. 

Tapi, tahukah Anda? Dulu, ketika uang logam rupiah masih punya taji, masih berjaya, uang logam Rp 100 banyak dipalsukan. 

Berdasarkan arsip Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI (SKALA-Team),  Surat Kabar Pos Kota sekitar 50 tahun yang lalu mengabadikan peristiwa tentang pemalsuan uang  koin rupiah. 

Pos Kota terbitan 22 November 1975 itu mencatat, uang koin yang dipalsukan adalah nominal 100 rupiah. 

Uang koin 100 rupiah asli dengan yang palsu dalam sebuah berita di Harian Pos Kota terbitan 22 November 1975 (foto: Perpustakaan Nasional RI) 
Uang koin 100 rupiah asli dengan yang palsu dalam sebuah berita di Harian Pos Kota terbitan 22 November 1975 (foto: Perpustakaan Nasional RI) 

Surat kabar itu menampilkan foto uang logam nominal 100 rupiah asli dengan uang rupiah palsu berikut penjelasannya. Uang logam Rp 100 yang asli terasa licin sedangkan yang palsu cetakannya terasa lebih kasar. 

Ternyata, kasus pemalsuan uang koin masih ditemui di tahun 2000an ketika inflasi naik berkali-kali lipat dan nilai rupiah makin turun. 

Kantor berita nasional Antara, 27 Oktober 2009 menulis, uang logam Rp 500 dipalsukan di Semarang, Jawa Tengah. Pelaku berasal dari Desa Ngonto, Bandungan kabupaten Semarang. Ditemukan barang bukti berupa uang koin palsu Rp 500 sebanyak 365 keping yang disimpan dalam dua ember dan peralatan untuk membuat uang koin itu.

Kasus pemalsuan uang koin yang lebih baru terjadi di tahun 2012. Portal berita online Tempo.co 2 Juli 2012 menulis, pemalsuan uang koin Rp 500 terjadi Kampung Pasir Paros, Desa Baleendah, kecamatan Baleendah kabupaten Bandung Jawa Barat. Polisi menangkap pelaku pemalsuan uang koin tersebut pada 30 Juni 2012.

Pelaku membuat uang palsu dari bahan alumunium. Dari 1 kilogram alumunium dapat dihasilkan 200 keping uang logam nominal 500 rupiah. 

Ternyata bukan uang kertas nominal Rp 100.000 atau Rp 50.000 saja yang dipalsukan, uang koin Rp 500 pun dipalsukan juga. 

Catatan: 

Pada tahun 1971 nilai 1 USD = Rp 378

Pada tahun 1978 nilai 1 USD= Rp 625

Pamulang, Sabtu 25 Februari 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun