Mohon tunggu...
abdul afit
abdul afit Mohon Tunggu... Freelancer - Tutor geografi

Bumi dan bola, sama-sama bundar!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Selalu Ada TC Jangka Panjang di Timnas Indonesia Junior?

9 Februari 2023   16:24 Diperbarui: 25 Mei 2023   22:59 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TC timnas Indonesia (foto: PSSI) 

Pelatih Kepala Timnas Indonesia bawah usia 20 tahun (Under 20/U20), Shin Tae Yong memanggil 30 pemain untuk menjalani pemusatan latihan (training center/TC) untuk persiapan Piala Asia U20 2023 di Uzbekistan. Turnamen akan digelar pada 1 Maret 2023.

TC berlangsung 1-28 Februari 2023 di Jakarta. Di Piala Asia U20 2023 Indonesia tergabung di grup A bersama tuan rumah Uzbekistan, Suriah dan Irak. 

TC yang berlangsung selama satu bulan ini mendapat respon negatif dari pelatih liga 1 yang pemainnya banyak mendapat pemanggilan ke Timnas. Pelatih Persija,  Thomas Doll adalah pelatih yang paling vokal menentang pemanggilan pemainnya. 

Ini memang menjadi masalah yang krusial. Komposisi pemain Persija di Timnas mencapai 30%. Dari 30 pemain yang dipanggil TC, 9 diantaranya berasal dari Persija. Penolakan Doll sangat beralasan karena lima dari sembilan pemain persija yang dipanggil menjadi pemain reguler di klub. Tenaga mereka sangat  dibutuhkan dalam pertarungan perebutan gelar juara liga 1 musim ini karena  Persija masih bersaing di papan atas dengan Persib. 

Selain itu, pemanggilan TC ada di luar kalender FIFA. Berdasarkan regulasi FIFA, klub tidak wajib melepas pemain. Doll baru melepas 4 pemainnya yang masih minim menit bermain. 

Mengapa selalu ada TC jangka panjang di Timnas Indonesia? 

Akar masalahnya adalah adanya kesenjangan antar pemain di timnas. Pemain timnas memiliki pengalaman dan menit bertanding yang tidak sama di liga. Jika kita klasifikasikan pemain timnas U20, maka akan ada 4 kelompok  yaitu:

1. Pemain yang berpengalaman dan tampil reguler bersama klub/tim senior di Liga 1; pemain-pemain di kelompok ini diantaranya Frenki Missa, Marselino Ferdinan, Muhammad Ferrari, Ginanjar Wahyu Ramadhani, Alfriyanto Nico, Ronaldo Kwateh dan lain-lain. 

2. pemain yang sudah tampil bersama klub/tim senior tetapi belum bermain secara reguler di Liga 1; diantaranya Ferdiansyah Cecep, ahmad Raia Irvanza

3. pemain yang masuk skuad senior tapi belum pernah bertanding bersama tim senior di liga 1; diantaranya Rabbani Tasnim, Barnabas Sobor, Cahya Supriadi

4. Pemain dari klub pemuda (youth club) dan belum masuk skuad klub senior. Diantaranya Hugo Samir, Erlangga Setyo

Untuk bersaing dengan negara lain, Indonesia harus memiliki banyak pemain di kelompok pertama dan kedua. Pemain pada kelompok pertama dengan pengalamannya di Liga senior kasta teratas akan memiliki mental dan permainan yang lebih matang. Perbedaan pengalaman dan latar belakang inilah yang mengharuskan timnas menjalani pemusatan latihan jangka panjang. 

Kita bisa lihat bagaimana Shin Tae Yong mempromosikan pemain remaja seperti Marselino Ferdinan dan Muhammad Ferari ke tim nasional senior menjalani pertandingan uji coba maupun turnamen seperti AFF, kualifikasi piala Asia (senior) dan Sea Games. Tidak lain karena mereka sudah mampu tampil reguler di klub dan memiliki kematangan dalam bermain. 

 Di Eropa memang tidak pernah ada program TC jangka panjang. Hal ini disebabkan para pemain muda sudah terbentuk dalam kompetisi. Mereka memiliki ekosistem sepak bola yang baik. Pemain sudah terbentuk di kompetisi liga profesional atupun liga pemuda (youth league/development league). Struktur kompetisi sepak bola di negara negara Eropa lengkap dan baik. 

Ketika seorang pemain muda tampil bagus di liga pemuda, mereka akan dipromosikan ke tim senior. Saat pemain kurang menit bermain di tim senior, pemain akan dipinjamkan ke klub lain. Kita bisa lihat contoh kasus pada Elkan Baggot. 

Indonesia pun sebenarnya memiliki struktur liga yang lengkap untuk berkembangnya bakat-bakat pemain. Indonesia sudah memiliki liga pembangunan atau liga pemuda yang dinamakan Elit Pro Academy (EPA Liga 1). Mulai dari EPA Liga 1 U14, U16, U18 dan U20. Kemudian ada liga Amatir (Liga 3) yang dikhususkan untuk pemain U23, Liga 2 untuk pemain lokal dan Liga 1. 

Masalahnya adalah ekosistem yang belum baik dan tidak konsisten. Contohnya EPA Liga 1 U20 2022 batal digelar. Liga 2  dan Liga 3 dihentikan. Otomatis bakat-bakat pemain muda yang tampil di liga 2 dan 3 tidak terpantau dan tidak berkembang. Liga 3 sebagai liga amatir juga dilaksanakan dengan sistem turnamen yang hanya menggelar sedikit pertandingan dan durasi yang singkat. Liga 1 tiba-tiba diumumkan tanpa promosi dan degradasi sehingga mengurangi level kompetitif kasta tertinggi ini. 

Dengan kondisi-kondisi seperti ini, Indonesia memiliki wadah yang terbatas untuk mendapatkan pemain yang matang. 

EPA adalah kompetisi kelompok umur bernama liga tetapi dalam pelaksanaannya secara turnamen. Misalnya untuk EPA Liga 1 U18 2022, kompetisi diselenggarakan dalam waktu hanya 3 bulan. Peserta terdiri dari 18 klub liga 1 yang dibagi menjadi 3 grup.  Setiap klub menjalani 15 pertandingan dibabak grup. Jeda antar pertandingan 3 hari. Juara grup dan runner-up terbaik maju ke semifinal. 

Jumlah pertandingan dan durasi kompetisi liga pemuda di Indonesia terbilang sedikit dan singkat.  Jeda pertandingan yang singkat juga dapat memecah konsentrasi pemain karena para pemain muda masih berada di usia sekolah (SMA). Normalnya liga digelar setiap akhir pekan. Sehingga pemain tetap bisa belajar di sekolah, mendapatkan pemulihan badan (recovery) yang layak dan mengembangkan sepak bola bersama klub. 

Struktur dan ekosistem sepak bola yang belum baik di Indonesia menyulitkan untuk perkembangan para pemain muda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun