Perubahan yang terjadi di sepak bola Inggris ini tidak serta merta diadopsi oleh asosiasi (negara) lain, konfederasi (asosiasi benua) dan FIFA. Butuh waktu lebih dari 10 tahun perubahan ini diterima oleh komunitas sepak bola di dunia. Memasuki dekade 1990an, aturan 3 poin mulai diterima secara cepat dan luas di seluruh dunia.Â
Di tingkat konfederasi, UEFA (konfederasi sepak bola Eropa) terakhir kali memakai sistem 2 poin sampai gelaran Piala Eropa/EURO 1992. UEFA baru menerapkan sistem  3 poin pada kualifikasi Piala Dunia 1994 yang dimulai 2 bulan setelah Piala Eropa 1992 selesai.Â
Serie A Italia, salah satu liga top di Eropa bahkan baru mengadopsi aturan 3 poin pada musim 1994/1995. Pada musim itu, Juventus berhasil menjadi klub pertama yang menjuarai Serie A Italia dengan sistem 3 poin. Juventus meraih 23 kemenangan, 4 imbang dan 7 kekalahan. Juventus mengumpulkan 73 poin.Â
Musim sebelumnya, 1993/1994 AC Milan klub terakhir yang menjuarai Serie A Italia dengan sistem 2 poin. Musim itu AC Milan mengoleksi 50 poin hasil dari 19 kali menang, 12 imbang dan 3 kalah.Â
Piala Dunia 1990 Italia, menjadi Piala Dunia terakhir yang memakai sistem 2 poin. Federasi Sepak bola internasional atau FIFA baru mengadopsi aturan 3 poin kemenangan untuk pertama kalinya pada gelaran Piala Dunia FIFA 1994 yang diselenggarakan di Amerika Serikat.Â
Setelah terjadi perubahan dalam komunitas sepak bola dunia, Indonesia juga turut menyesuaikan aturan tersebut. Liga Indonesia musim pertama yang dimulai 1994/1995 sebagai merger antara liga amatir Perserikatan PSSI dan liga profesional Galatama (Liga sepak bola utama) langsung menyesuaikan aturan 3 poin yang sudah diterima secara luas di dunia..
Salam olahraga!!
Pamulang, 16 Oktober 2022.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI