Mohon tunggu...
Abdul Latif M
Abdul Latif M Mohon Tunggu... -

indahnya berbagi ilmu\r\nilmu ketika dibagikan tidak akan berkurang, malah sebaliknya yaitu akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makalah Metode Pembelajaran QURDIS

27 Desember 2012   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:56 5745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hadist Quthaibah ibn Sâ’id, hadis Ismâil ibn Ja’far dari Abdullah ibn Dinar dari Umar, sabda Rasulullah saw. Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada sebuah pohon yang tidak akan gugur daunnya dan pohon dapat diumpamakan sebagai seorang muslim, karena keseluruhan dari pohon itu dapat dimanfaatkan oleh manusia. Cobalah kalian beritahukan kepadaku, pohon apakah itu? Orang-orang mengatakan pohon Bawâdi. Abdullah berkata; Dalam hati saya ia adalah pohon kurma, tapi saya malu (mengungkapkannya). Para sahabat berkata; beritahukan kami wahai Rasulullah! Sabda Rasul saw; itulah pohon kurma.(al-Bukhari, I: 34).
Al-Asqalâni, menyebutkan dengan metode perumpamaan tersebut dapat menambah pemahaman, menggambarkannya agar melekat dalam ingatan serta mengasah pemikiran untuk memandang permasalahan yang terjadi. (al-Asqalani, I: 147). Metode tanya jawab berusaha menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain, serta mempunyai manfaat bagi pelaku dan pendengarnya, melalui dialog, perasaan dan emosi pembaca akan terbangkitkan, jika topik pembicaraan disajikan bersifat realistik dan manusiawi.

13.Metode diskusi


حَدَّثَنَاقُتَيْبَةُبْنُسَعِيدٍوَعَلِيُّبْنُحُجْرٍقَالَاحَدَّثَنَاإِسْمَعِيلُوَهُوَابْنُجَعْفَرٍعَنْالْعَلَاءِعَنْأَبِيهِعَنْأَبِيهُرَيْرَةَأَنَّرَسُولَاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَقَالَأَتَدْرُونَمَاالْمُفْلِسُقَالُواالْمُفْلِسُفِينَامَنْلَادِرْهَمَلَهُوَلَامَتَاعَفَقَالَإِنَّالْمُفْلِسَمِنْأُمَّتِييَأْتِييَوْمَالْقِيَامَةِبِصَلَاةٍوَصِيَامٍوَزَكَاةٍوَيَأْتِيقَدْشَتَمَهَذَاوَقَذَفَهَذَاوَأَكَلَمَالَهَذَاوَسَفَكَدَمَهَذَاوَضَرَبَهَذَافَيُعْطَىهَذَامِنْحَسَنَاتِهِوَهَذَامِنْحَسَنَاتِهِفَإِنْفَنِيَتْحَسَنَاتُهُقَبْلَأَنْيُقْضَىمَاعَلَيْهِأُخِذَمِنْخَطَايَاهُمْفَطُرِحَتْعَلَيْهِثُمَّطُرِحَفِيالنَّارِ.

“Hadist Qutaibah ibn Sâ’id dan Ali ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia ibn Ja’far dari ‘Alâ’ dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. bahwasnya Rasulullah saw. bersabda: Tahukah kalian siapa orang yang muflis (bangkrut)?, jawab mereka; orang yang tidak memiliki dirham dan harta. Rasul bersabda; Sesungguhnya orang yang muflis dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) salat, puasa dan zakat,. Dia datang tapi telah mencaci ini, menuduh ini, memakan harta orang ini, menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul orang ini. Maka orang itu diberi pahala miliknya. Jika kebaikannya telah habis sebelum ia bisa menebus kesalahannya, maka dosa-dosa mereka diambil dan dicampakkan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke neraka.”(HR. Muslim)

Penjelasan hadis di atas yaitu Rasulullah saw. memulai pembelajaran dengan bertanya dan jawaban sahabat ternyata salah, maka Rasulullah saw. menjelaskan bahwa bangkrut dimaksud bukanlah menurut bahasa. Tetapi bangkrut yang dimaksudkan adalah peristiwa di akhirat tentang pertukaran amal kebaikan dengan kesalahan.

14.Metode pujian/memberi kegembiraan.


حَدَّثَنَاعَبْدُالْعَزِيزِبْنُعَبْدِاللَّهِقَالَحَدَّثَنِيسُلَيْمَانُعَنْعَمْرِوبْنِأَبِيعَمْرٍوعَنْسَعِيدِبْنِأَبِيسَعِيدٍالْمَقْبُرِيِّعَنْأَبِيهُرَيْرَةَأَنَّهُقَالَقِيلَيَارَسُولَاللَّهِمَنْأَسْعَدُالنَّاسِبِشَفَاعَتِكَيَوْمَالْقِيَامَةِقَالَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَلَقَدْظَنَنْتُيَاأَبَاهُرَيْرَةَأَنْلَايَسْأَلُنِيعَنْهَذَاالْحَدِيثِأَحَدٌأَوَّلُمِنْكَلِمَارَأَيْتُمِنْحِرْصِكَعَلَىالْحَدِيثِأَسْعَدُالنَّاسِبِشَفَاعَتِييَوْمَالْقِيَامَةِمَنْقَالَلَاإِلَهَإِلَّااللَّهُخَالِصًامِنْقَلْبِهِأَوْنَفْسِهِ.


"Hadist Abdul Aziz ibn Abdillah katanya menyampaikan padaku Sulaiman dari Umar ibn Abi Umar dari Sâ’id ibn Abi Sa’id al-Makbârî dari Abu Hurairah, ia berkata: Ya Rasulullah, siapakah yang paling bahagia mendapat syafa’atmu pada hari kiamat?, Rasulullah saw bersabda: Saya sudah menyangka, wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada yang bertanya tentang hadis ini seorangpun yang mendahului mu, karena saya melihat semangatmu untuk hadis. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku ada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan ”Lâilaha illa Allah” dengan ikhlas dari hatinya atau dari dirinya.”(HR. Al-Bukhari)
Hadist ini menjadi dalil bahwa sunnah hukumnya memberikan kegembiraan kepada anak didik sebelum pembelajaran dimulai. Sebagaimana Rasulullah saw. mendahulukan sabdanya; ’saya telah menyangka’, selain itu ‘karena saya telah melihat semangatmu untuk hadis’. Oleh sebab itu perlu memberikan suasana kegembiraan dalam pembelajaran.

15.Metode pemberian hukuman.

حَدَّثَنَاأَحْمَدُبْنُصَالِحٍحَدَّثَنَاعَبْدُاللَّهِبْنُوَهْبٍأَخْبَرَنِيعَمْرٌوعَنْبَكْرِبْنِسَوَادَةَالْجُذَامِيِّعَنْصَالِحِبْنِخَيْوَانَعَنْأَبِيسَهْلَةَالسَّائِبِبْنِخَلَّادٍقَالَأَحْمَدُمِنْأَصْحَابِالنَّبِيِّصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَأَنَّرَجُلًاأَمَّقَوْمًافَبَصَقَفِيالْقِبْلَةِوَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَيَنْظُرُفَقَالَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَحِينَفَرَغَلَايُصَلِّيلَكُمْ….

“Hadist Ahmad ibn Shalih, hadis Abdullah ibn Wahhab, Umar memberitakan padaku dari Bakr ibn Suadah al-Juzâmi dari Shâlih ibn Khaiwân dari Abi Sahlah as-Sâ’ib ibn Khallâd, kata Ahmad dari kalangan sahabat Nabi saw. bahwa ada seorang yang menjadi imam salat bagi sekelompok orang, kemudian dia meludah ke arah kiblat dan Rasulullah saw. melihat, setelah selesai salat Rasulullah saw. bersabda ”jangan lagi dia menjadi imam salat bagi kalian” (HR. Sijistani).
Hadis di atas tergolong syarîf marfū’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong şiqah hâfiz, şiqah dan şiqah azaly. memberikan hukuman (marah) karena orang tersebut tidak layak menjadi imam. Seakan-akan larangan tersebut disampaikan beliau tampa kehadiran imam yang meludah ke arah kiblat ketika salat.. Dengan demikian Rasulullah SAW. memberi hukuman mental kepada seseorang yang berbuat tidak santun dalam beribadah dan dalam lingkungan sosial.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Metode pendidikan adalah cara yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik, sehingga dengan metode yang tepat dan sesuai, bahan pelajaran dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Beberapa metode pendidikan yang dikemukakan dalam makalah ini terdiri dari metode keteladanan, metode lemah lembut/kasih sayang, metode deduktif, metode perumpamaan, metode kiasan, metode memberi kemudahan, metode perbandingan, metode tanya jawab, metode pengulangan, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode pemecahan masalah, metode diskusi, metode pujian/memberi kegembiraan, metode pemberian hukuman dapat dilaksanakan pendidik dalam penanaman nilai-nilai pada ranah afektif dan pengembangan pola pikir pada ranah kognitif serta latihan berperilaku terpuji pada ranah psikomotorik.

B.Saran

Seorang pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran harus melakukan perencanaan yang matang, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar, efektif dan efisien dan tepat sasaran. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya dengan memilih metode yang tepat, untuk dapat menggunakan metode yang tepat harus disesuaikan situasi dan kondisi . Dengan begitu insya Allah akan berjalan lancer.

DAFTAR PUSTAKA


Andalūsi, Imâm Ibn Abi Jamrah. Bahjât an-Nufūs wa Tahallihâ Bima’rifati mâ Lahâ wa mâ Alaihi (Syârah Mukhtasar Shahih al-Bukhâri) Jam’u an Nihâyah fi bad’i al-Khairi wa an-Nihâyah. Beirut: Dârul Jiil, 1979.

Anwar, Qomari. Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa. Jakarta: UHAMKA Press, 2003.

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Asqalâni, Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fâdhil. Fâthul Bâri Syarah Shahih al-Bukhâri. Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1379 H.

Bukhâri, Abu Abdullah bin Muhammad Ismâil. Al-Jâmi’ al-Shahĩh al-Mukhtasar, Juz 1. Beirut: Dâr Ibnu Kaşir al-Yamâmah, 198.

Grendler, Bell E. Margaret. Belajar dan Membelajarkan, terj. Munandir. Jakarta: Rajawali, 1991.

Hamd, Ibrahim, Muhammad. Maal Muallimîn, terj. Ahmad Syaikhu. Jakarta: Dârul Haq, 2002.

Lathîb, Muhammad Syamsy al-Hâq al-’Azhîm ‘Abadi. ‘Aunu al-Ma’būd Syarh Sunan Abi Dâud. Beirut: Dâr al-Kutub al-’Ilmiyah, cet 1, 1401 H.

Munawwir, Warson Ahmad. Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Nahlawi, Abdurrahman. Ushulut Tarbiyyah Islamiyyah Wa Asâlibiha fî Baiti wal Madrasati wal Mujtama’ terj. Shihabuddin. Jakarta: Gema Insani Press:1996.

Naisabūri, Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi. Shahih Muslim, Juz 1. Saudi Arabia : Idâratul Buhūş Ilmiah wa Ifta’ wa ad-Dakwah wa al-Irsyâd, 1400 H.

Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001.

Nawâwi, Abu Zakaria Yahya ibn Syaraf ibn Maria. Syarah an-Nawāwi ‘ala Shahih Muslim. Beirut: Dâr al-Fikri, 1401 H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun