Perempuan dan kemiskinan
Kebodohan seakan menjadi salah satu penyebab terbesar kemiskinan yang dialami oleh para kaum hawa. Jawaban ini bersifat umum, baik jawaban yang dikeluarkan oleh kaum laki-laki ataupun perempuan
Akan tetapi jika kita korelasikan antara kemiskinan dan perempuan. Maka secara logikanya kebodohan yang menjadi dasar terjadinya proses kemiskinan tersebut terbilang jawaban yang seakan menjadi landasan terpenting terjadinya sebuah kemiskinan yang nyata - nyatanya ternyata masih belum selesai dan masih mencari titik temu akar yang khususnya
Pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa kebodohan itu menghampiri mereka perempuan? Apakah memang kebodohan perempuan adalah sesuatu keniscayaan, ke alamiahan ataupun kodrati yang dimiliki perempuan?
Secara fakta sosial menunjukkan kepastian bahwa kebodohan bukanlah keniscayaan, alamiah atau kodrati yang dialami oleh perempuan. Kerana secara fakta banyak pula perempuan yang miskin tetapi memiliki intelektual yang cerdas dan pintar.
Sebagian yang lain ada pula yang menjawab bahwa kemiskinan yang dialami oleh perempuan adalah karena mereka lemah. Walaupun jawaban ini sebetulnya menyederhanakan persoalan yang teramat rumit untuk menjadi sebuah pembenaran
Fakta bahwa ibu rumah tangga yang hampir bekerja sepanjang waktu, bahkan lebih dari itu Ia melakukan pekerjaan di luar rumahnya. Hal ini menunjukkan dengan pasti bahwa mereka bukanlah manusia-manusia yang sama seperti jawaban yang di atas tadi
Pengalaman yang lebih mendalam atas problem kemiskinan yang dialami oleh perempuan ini pada akhirnya menunjukkan titik basis pada soal relasi laki-laki dan perempuan yang jomblo atau tidak seimbang. Dan hal ini sudah terjadi di Indonesia saat sistemp patriarki pernah ada di Indonesia
Dalam sistem sosial seperti ini perempuan seringkali dilemahkan dan dihalangi untuk maju, menjadi profesional dan tidak boleh menentukan keputusan bukan hanya bagi kepentingan umum tetapi jauh daripada itu untuk kepentingannya sendiri
Di dalam firmannya Allah sendiri mengatakan bahwa yang artinya "dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesuciannya sampai dia memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian atau kebebasan hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka. Jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta yang Allah karuniakan kepadamu"
Secara bahasa kata miskin sendiri disebutkan sebanyak 69 kali dengan variasi yang berbeda. Penyebutan ini terdapat di dalam Alquran yang merupakan Pedoman bagi kaum muslim