Al-quran sebuah kitab yang paling relevan di muka bumi ini memerintahkan banyak sekali perintah kepada hamba-hambanya itu. Perintah itu adalah perintah yang benar dan tentunya memiliki imbas yang baik kepada hambanya. Perintah itu salah satunya adalah untuk menjadi hamba yang pemaaf terhadap hamba yang lain. Karena setiap hamba memiliki sifat social yang tentuny di dalam interaksi bersosial itu ada sebuah kekeliruan entah disengaja ataupun secara tidak disengaja oleh kedua hamba yang berinteraksi itu.
Inilah kehidupan duni yang kadang kala ada peristiwa yang tak terduga serta tak dapat kita hindari. Terkadang peristiwa itu adalah kejadian buruk yang menyakitkan, sehingga luka dalam hati seseorang melekat. Sebagai manusia yang mendapat fitrah berupa akal dan perasaan, seringkali kita kesulitan memahami indahnya saling memaafkan. Apalagi untuk bisa move on atau berdamai dengan peristiwa tersebut.
Hal seperti ini jika terus kita biarkan saja tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan mental maupun fisik orang tersebut. Maka dalam hal ini Al-Qur'an menawarkan sebuah solusi, yaitu dengan anjuran memaafkan kesalahan atau yang dalam dunia psikologi lebih kita kenal dengan Forgiveness Treatment.
Perintah dan Term Memaafkan Dalam Al-Qur'an
Maaf dan memaafkan merupakan kata yang yang paling sering kita temukan dan banyak sekali penyebutannya di Al-Qur'an. Setidaknya kata maaf tidak kurang dari 200 kali dalam Al-Qur'an disebutkan. Akan tetapi dari sekian banyak kata maaf itu, tidak satupun yang memerintahkan untuk meminta maaf. Justru yang ada adalah anjuran untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Beberapa ayat lain yang menyebutkan secara langsung perintah untuk memaafkan terdapat dalam QS. Ali Imran : 134, At-Taghabun: 14, Al-A'raf: 199, Al-Maidah: 13, Al-Jatsiyah : 14, serta QS. Asy-Syura ayat 37, 40 dan 43. Al-Qur'an redaksi dan bentuk kata menggunakan beragam macam dalam menyebutkan kata maaf. Secara garis besar terdapat tiga term utama yang digunakan Al-Qur'an untuk menyebutkan kata maaf. Yaitu lafadz "afw", "Shaf" dan" "ghafara."
Pada kata "afw" berarti memberi maaf atau menghapus. Artian memaafkan ini digunkan oleh orang yang berbuat salah dan menghapuskan luka hati sehingga tidak ada lagi niatan untuk membalas dendam. Sementara kata "shaf" berarti lapang dan lembaran baru. Yang merupakan kelanjutan dari proses ''afw". Yang dimana seseorang yang sudah memaafkan kesalahan akan berlapang dada dan mampu membuka lembaran baru dalam hidupnya.
Adapun ghafara yang berarti menutup. Yaitu menutupi kesalahan yang ada sehingga ia tidak lagi terkena hukuman yang sehaarusnya didapatkannya. Oleh karena itu, kata "ghafara" kadangkala  dikaitkan dengan sifat Al-Ghaffar yang Allah miliki. Yaitu Maha Pengampun atas kesalahan hambanya, sehingga Allah tidak jadi meng-azabnya. Kata ghafara adalah yang paling banyak Al-Qur'an sebutkan. Kata tersebut disebutkan hingga 232 kali dalam 58 Surat. Memang ketiga term atau penyebutan tersebut memiliki kata dasar dan arti yang berbeda. Namun semuanya memiliki kesamaan makna untuk memaafkan.
Keindahan dari saling Memaafkan Dalam Al-Qur'an
Pada Al-Qur'an yang menjadi kitab penyempurna dari kitab sebelumnya itu kita dianjurkan untuk memaafkan kesalahan orang lain dengan atau tanpa adanya permintaan maaf dari orang yang bersangkutan. Dalam berbagai ayat dan konteks yang berbeda Al-Qur'an selalu menekankan sifat pemaaf kepada umat Islam. Contohnya sikap sebagai seorang pemimpin ketika menghadapi kesalahan dari anggotanya.
Anjuran itu dianjurkan untuk kita  agar bersikap lemah lembut, berlapang dada serta memaafkan kesalahan mereka ( QS. Ali Imran: 159). Atau ketika menghadapi orang-orang yang kerap kali melanggar janji dan menghianati kita, Al-Qur'an juga memerintahkan kita untuk memaafkan dan membiarkan mereka (QS. Al-Maidah: 13). Ada juga perintah untuk memaafkan kesalahan keluarga terdekat kita (QS. At-Taghabun: 14)