Mohon tunggu...
Abdul Ghofur
Abdul Ghofur Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penelusur jalan kehidupan, masih mencari makna dan hakikat hidup yang sejati.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gadget Ramah Anak, Mengapa Tidak?

14 November 2017   10:33 Diperbarui: 15 November 2017   08:25 2598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Dewasa ini manusia telah memasuki suatu era modern yang biasa disebut era globalisasi. Di era globalisasi ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat, sehingga menjadikan dunia seakan tanpa sekat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya intensitas komunikasi melalui aliran data lintas batas via internet, telepon, dan satelit komunikasi. Menurut M. Mastuhu (2007: 49) globalisasi memberi peluang dan fasilitas yang luar biasa bagi siapa saja yang mau dan mampu memanfaatkan, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan manusia seutuhnya. Globalisasi telah membawa dampak luas di belahan bumi di negeri Indonesia.

     Adanya pengaruh globalisasi mana pun, tak terkecuali menjadikan dunia seakan dalam genggaman, sekali menekan tombol dapat mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia mana pun. Melalui fasilitas internet yang dapat diakses melalui beragam media, seperti komputer, notebook, laptop, tablet, dan lainnya menjadikan lengkap sudah akses informasi dan komunikasi yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun (whenever and wherever). Tanpa mengenal usia dan jenis kelamin kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan kemudahan manusia dalam segala aspek, dari hanya sekadar hiburan, sampai pada aspek pendidikan, politik, keuangan, ekonomi, hukum, dan lainnya.

Gadget; Pisau Bermata Dua

     Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan berbagai perangkat atau piranti yang digunakan untuk mempermudah akses informasi, salah satunya yaitu gadget. Dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai tua pasti sudah tidak asing dengan istilah gadget. Gadget dapat diartikan: "A gadget is a small tool such as amachine that has a particular function, but is often thought of as anovelty. Gadgets are sometimes referred to as gizmos. Gizmos in particular are a bit different than gadgets. Gadgets in particular are small tools powered by electronic principles (a circuit board)", (wikipedia.org). Terjemah bebasnya gadget dapat dimaknai sebagai alat kecil seperti mesin yang memiliki fungsi tertentu namun sering dianggap sebagai hal yang baru. Gadget terkadang disebut sebagai gizmos. Gizmos khususnya sedikit berbeda dari gadget. Gadget khususnya adalah alat kecil yang didukung oleh prinsip elektronik (papan sirkuit).

     Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa gadget merupakan perangkat elektronik kecil yang mempunyai berbagai fungsi, salah satu fungsi utamanya untuk mempermudah dalam media informasi dan komunikasi. Selain fungsi utamanya, sebagai penunjang gadget juga memiliki kamera, perekam video, musik, peta digital, dan lainnya. Bentuk-bentuk gadget antara lain tablet, notebook,  smartphone, TV 3D, MP3 Player, dan lain sebagainya.

     Gadget menjadi salah satu perangkat modern yang tidak lepas dari tangan setiap orang. Gadget seakan menjadi kebutuhan primer, apapun aktivitas seseorang tidak jauh dari keberadaan gadget sebagai penunjang. Apalagi pada dunia anak, orang dewasa sering memfasilitasi anak dengan gadget, dari sekadar menenangkan di kala rewel sampai pada tahap keinginan memberikan pengenalan era digital. Gadget bagi anak dapat diibaratkan seperti pisau bermata dua, dampak positif dan negatifnya mempunyai konsekuensi seimbang. 

     Menurut Andhika Akbar, pendiri New Parent Academy, sebagaimana dikutip republika.co.id, manfaat yang dapat diberikan gadget antara lain dapat menunjang pengetahuan serta mempersiapkan anak menghadapi dunia digital. Andhika menjelaskan pengetahuan bisa diperoleh melalui beragam aplikasi edukatif yang bisa diunduh gadget tersebut. Aplikasi semisal menebak warna bisa melatih kemampuan anak dalam mengenali jenis-jenis warna di sekitarnya. Selain itu, gadget juga dapat melatih kemampuan berbahasa asing anak karena biasanya aplikasi maupun program yang tertera di gadget menggunakan bahasa asing. Manfaat lain gadget juga meningkatkan motivasi dan minat belajar anak.

     Sisi lain manfaat gadget sebagaimana dilansir sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id adalah anak sejak dini sudah berkenalan dengan teknologi yang berupa gadget. Kemudian beberapa vendor juga sudah membuat aplikasi game khusus untuk mengasah daya pikir anak, seperti: puzzle, game kata, dan game lain yang serupa. Anak-anak yang senang bermain gadget juga akan betah di rumah, ini adalah keuntungan bagi orang tua yang sibuk. Beberapa orang tua juga membelikan anak-anaknya handphone, agar mudah memonitor keberadaan anak. Di daerah yang rawan penculikan anak, membiasakan anak untuk berkomunikasi dengan handphone cukup membantu orang tua mengawasi anak-anaknya.

     Begitu banyak manfaat yang diperoleh dari teknologi modern gadget. Namun tidak dipungkiri terdapat beberapa dampak negatifnya bagi anak. Saskhya Aulia Prima, seorang pakar psikologi, sebagaimana dikutip republika.co.id mengatakan anak usia dini masih dalam tahap perkembangan motorik yang mengharuskannya banyak bergerak. Penggunaan gadget berlebihan akan membuatnya diam terlalu lama sehingga perkembangannya terganggu. Bahkan tak hanya motoriknya, kemampuan berbahasa, dan bersosial anak juga akan terhambat karena anak lebih banyak diam atau pasif. Saskhya menambahkan, gadget dapat pula menimbulkan masalah kesehatan, ketika anak asyik dengan gadgetnya, ia tidak akan banyak beraktivitas sehingga bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan pada anak.

     Pendapat serupa disampaikan oleh dokter anak asal Amerika Serikat, Cris Rowan sebagaimana dikutip kompas.com, menyatakan perlu ada larangan untuk penggunaan gadget pada usia terlalu dini, yakni anak di bawah 12 tahun. Hal ini dikarenakan melihat hasil penelitian dampak negatif gadget bagi anak di antaranya: 1) pertumbuhan otak yang terlalu cepat, 2) hambatan perkembangan, 3) obesitas, 4) gangguan tidur, 5) penyakit mental, 6) agresif, 7) pikun digital, 8) adiksi, 9) radiasi, dan 10) tidak berkelanjutan. Uraian di atas menggambarkan beberapa efek negatif gadget yang dapat dilihat pada perkembangan anak usia dini yang sering terjadi.

Menggagas Gadget Ramah Anak

     Sebuah keniscayaan bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi selalu diiringi dengan efek samping dari proses perkembangan tersebut. Gadget sebagai perkembangan teknologi mutakhir tak pelak tentu memiliki konsekuensi negatif bila dikaitkan dengan proses tumbuh kembang anak. Namun, yang menjadi poin terpenting dari kemajuan teknologi ialah bagaimana manusia mampu mengambil manfaat yang sebesar-besarnya, dan meminimalkan dampak negatifnya. Termasuk dalam hal pemanfaataan gadget bagi anak, perlu digagas bagaimana gadget tersebut mampu memberikan andil dalam tumbuh kembang dan peningkatan kemampuan dan keterampilan anak.

     Eunike Iona Saptanti seperti dilansir nationalgeographic.co.id. menyarankan jika memiliki smartphone atau tab lama dan berniat memberikannya sebagai salah satu mainan anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar gadget tersebut aman bagi anak adalah: 1) tegaskan aturan, sebelum memberikan gadget untuk anak, ajak untuk berdiskusi tentang beberapa aturan penting. Misalnya, ajari anak supaya tidak melihat layar LCD terlalu dekat, aplikasi yang bisa mereka gunakan, dan lainnya, 2) unduh tema kartun, cobalah install Go Launcher EX dan pilih tema kartun untuk mengubah tampilan ponsel android menjadi menarik. Selain itu, ubah ikon dan font menjadi lebih besar, supaya aman untuk mata anak, 3) kunci beberapa aplikasi, beberapa aplikasi kurang aman jika diakses anak, seperti internet, email, dan lainnya. Sebagai solusi bisa mengunduh App Lock untuk mengunci beberapa aplikasi yang kurang aman. App Lock memungkinkan untuk memilih aplikasi mana saja yang ingin dikunci, 4) mengatur filter pada Google Play, agar anak terhindar dari permainan yang memiliki konten dewasa dan kekerasan, aktifkan menu filter dengan cara: klik menu, lalu pilih setting, kemudian aktifkan menu content filter, 5) jangan berikan akses terhadap sosial media, anak di bawah umur sebaiknya tidak diberikan akses untuk sosial media seperti facebook, twitter, instagram, dan lainnya. Selain berbahaya, anak di bawah umur belum memahami etika dalam bersosial media. 

     Sedikit berbeda dengan Eunike, Nunu Halimi mengutip pada acerid.com memaparkan bahwa untuk memaksimalkan pengawasan anak saat bermain dengan gadget-nya, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) menjadikan akun email pribadi orang tua sebagai akun utama anak-anak, sehingga semua kegiatan internet anak langsung terintegrasi dan terpantau di akun email orang tua, 2) untuk aplikasi sosial media, hanya ijinkan anak berteman dan mem-follow teman yang sebaya, 3) membuat peraturan No Gadget mulai bakda maghrib sampai jam sembilan malam. Ini adalah prime-time efektif anak untuk belajar, 4) untuk anak usia SD atau TK sebaiknya dibatasi anak bermain gadget tidak lebih dari dua jam per hari, 5) orang tua harus menjadi teladan dengan tidak menunjukkan intensitas tinggi dalam memakai gadget, 6) Jangan memarahi anak-anak membabi buta saat mengetahui mereka terpapar konten negatif di dunia maya. Sebaiknya beri pendampingan, pengarahan, dan penjelasan yang sesuai dan mudah dipahami oleh bahasa anak.

     Berdasarkan jejak pendapat yang dilakukan penulis pada tanggal 15 September 2017 kepada beberapa orang tua dapat disimpulkan beberapa langkah yang dapat diambil agar penggunaan gadget ramah bagi anak antara lain: 1) penggunaan gadget sebaiknya diminimalisir pada anak, bila memang diperlukan berikan secara baik dan bijak, 2) mengaktifkan layanan proteksi pada gadget, sehingga anak tidak terpapar dari konten yang negatif dan tidak aman, 3) isi gadget dengan konten berupa aplikasi atau permainan yang mendukung tumbuh kembang anak, seperti tebak warna, belajar alfabet, tebak gambar, dan lainnya, 4) menghindari akses media sosial bagi anak, seperti facebook, twitter, instagram, dan lainnya, karena anak belum paham etika bermedsos dan banyak efek tidak baiknya, dan 5) memberikan pendampingan, pembatasan, dan pengawasan penggunaan gadget bagi anak, sesuaikan intensitas penggunaan gadget dengan kebutuhan anak.

     Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan gadget yang ramah anak sangat bergantung kepada peran orang tua dalam memberikan pendampingan dan pengawasan. Sebagai produk kemajuan zaman, gadget menjadi salah satu sarana untuk menunjang dan memfasilitasi tumbuh kembang anak di era digital. Maka sebuah kemunduran berpikir apabila menolak penggunaan gadget secara mutlak bagi anak. Oleh karena itu orang tua, pendidik, lembaga pemerintah, dan masyarakat pada umumnya hendaknya bersinergi menjadi pelopor dan promotor penggunaan gadget yang ramah anak, sehingga pada akhirnya sebagai wujud andil dalam menjalankan amanat Undang-undang, yaitu turut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun