Mohon tunggu...
Abdul Mutolib
Abdul Mutolib Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pegiat literasi

Penulis buku teks pembelajaran di beberapa penerbit, pegiat literasi di komunitas KALIMAT

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Penerbangan ke Tanah Suci dan Ujian Permulaan, Catatan Perjalanan Haji 2024 (Bagian 2)

1 Juli 2024   00:33 Diperbarui: 1 Juli 2024   00:38 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadwal penerbangan jamaah calon haji kloter 90 SOC (embarkasi Solo) berubah-ubah lebih dari 3 kali.  Penerbangan yang di awalnya terjadwal  tanggal 5 Juni 2024 sore hari,  kemudian berubah maju di siang hari. Tetapi tidak lama kemudian berubah menjadi sore hari lagi, dan akhirnya pun berubah lagi menjadi dini hari pada hari berikutnya. Perubahan jadwal penerbangan ini tentu mengacaukan program istirahat jamaah. Berdasarkan keterangan dari beberapa pejabat Kementerian Agama dalam berbagai kesempatan, tujuan dari program karantina 24 jam bagi jamaah calon haji di embarkasi antara lain agar para jamaah memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum penerbangan.


Namun kondisi ideal yang diharapkan tidak terwujud. Tentu ada banyak faktor yang menyebabkan perubahan jadwal penerbangan sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Umumnya jamaah calon haji segera menyadari bahwa perubahan jadwal dan keterlambatan penerbangan tidak bisa dihindari, dan mereka pun menyikapi sebagai bagian dari ujian dalam melaksanakan ibadah haji.

Kami yang tergabung dalam kloter 90 SOC, mengalami semacam habitual shock karena secara tiba-tiba harus mengubah perilaku dan pola istirahat. Menyadari bahwa di malam hari menjelang penerbangan tidak memungkinkan untuk beristirahat, para jamaah mencoba memaksa diri untuk tidur di siang hari. Namun tidak sedikit jamaah yang tidak bisa melakukannya. Selain karena waktunya yang tidak sesuai, juga karena kamar yang tersedia adalah kamar besar yang diisi sekitar sepuluh jamaah. Godaan untuk bercengkrama dan saling berkenalan menjadi faktor lainnya.

Menunggu penerbangan yang dijadwalkan dini hari sekitar jam 01.30 para jamaah sudah bersiap-siap pukul 22.00 WIB. Karena kloter ini termasuk penerbangan gelombang ke-2 di mana jamaah akan langsung memasuki kota Mekah melalui Jeddah, maka mereka memulai persiapan dengan memakai baju Ihram dari embarkasi. Sesuai dengan tuntunan Sunnah, mereka terlebih dahulu melakukan mandi dan memakai wangi-wangian di badan (bukan di kain ihram).

Perlu diketahui bahwa jamaah haji yang langsung menuju Mekah harus mengambil miqat makani (tempat memulai berniat ihram) di atas pesawat ketika melewati Yalamlam. Yalamlam terletak sekitar 125 km arah tenggara dari kota Mekah. Yalamlam merupakan tempat miqat bagi penduduk Yaman dan jamaah haji negara lain yang melaluinya.

Hal ini berbera dengan jamaah calon haji yang masuk ke dalam kloter gelombang pertama. Mereka tidak berihram di pesawat. Mereka terbang menuju Madinah dan tinggal di sana 8-9 hari. Mereka memulai ihram ketika akan meninggalkan Madinah menuju Mekah. Miqat makani ihram mereka adalah Bir Ali atau dulu dikenal dengan nama Dzulhulaifah. Bir Ali adalah tempat miqat umrah bagi jamaah haji yang datang dari Madinah. Letaknya sekitar 11 km dari Madinah dan 450 km dari Mekah.


Panitia pemberangkatan jamaah calon haji Embarkasi Donohudan Solo mengumumkan agar jamaah kloter 90 SOC telah bersiap untuk proses pemberangkatan pada pukul 23.00 WIB. Mereka menyabut pengumuman ini dengan hati yang bersemangat, meskipun fisik mulai menampakkan tanda-tanda suntuk, letih dan  ngantuk. Jiwa dan hati tetap bahagia dan bersemangat mengingat itu semua bagian dari ujian dalam pelaksanaan ibadah haji.

Para jamaah dikumpulkan terlebih dahulu di ruang makan untuk memperoleh penjelasan ulang tentang aturan barang-barang bawaan dalam penerbangan. Pada penerbangan kloter 30 ada peraturan yang tidak lazim terkait barang bawaan. Yaitu, untuk rombongan 3, 5, dan 7  tas kabin tidak bisa dibawa ke kabin pesawat, melainkan dibagasi. Para jamaah yang menaruh power bank di tas kabin tersebut diminta mengambilnya, karena power bank tidak boleh diletakkan di tas yang akan ditaruh di bagasi pesawat.

Usai penjelasan dan tanya jawab tentang aturan barang bawaan dalam penerbangan, para jamaah tidak langsung digerakkan ke tempat transit berikutnya. Mereka menunggu hingga diminta bergerak oleh panitia pemberangkatan.
Syahdan para jamaah ada yang memanfaatkan untuk memejamkan mata sambil duduk. Ada juga yang mengobrol santai untuk melepas kepenatan. Adapun para pembimbing haji dari kloter maupun KBIH-KBIH yang ada memanfaatkan waktu untuk mengecek kembali penerapan ketentuan baju Ihram terhadap jamaahnya. Para pembimbing mengingatkan bahwa ketika mendekati Yalamlam sudah tidak ada lagi jamaah haji pria yang memakai pakaian lain kecuali dua helai baju Ihram dan slayer atribut KBIH. Yang sering diingatkan adalah celana dalam dan topi penutup kepala. Untuk jamaah wanita diingatkan agar tidak mengenakan masker dan kaos tangan yang menutupi telapak tangan.

Saat pergerakan jamaah pun akhirnya diumumkan. Para jamaah diminta turun dari ruangan tempat mereka berkumpul melalui lift  secara tertib satu persatu sesuai urutan rombongan dan regu, kecuali jamaah berkursi roda yang diprioritaskan didorong terlebih dahulu. Dengan membawa koper kabin, para jamaah turun dan menyusuri selasar menuju gedung Muzdalifah Embarkasi Donohudan Solo untuk mengikuti prosesi pelepasan jamaah oleh panitia keberangkatan. Para jamaah menunggu sekitar 15 menit menuju pukul 00.00 WIB saat dimulai prosesi pelepasan.


Usai prosesi pelepasan, para jamaah per rombongan digiring menaiki bus yang telah standby. Iringan talbiyah memberi suntikan semangat baru untuk segera terbang menuju tanah suci. Tapi tanpaknya sedari mula Allah SWT melatih kesabaran para jamaah sebelum nantinya menghadapi berbagai kesulitan lain saat menjalankan ibadah haji di tanah suci. Bus yang sudah terisi jamaah tidak langsung bergerak. Ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan, terutama pemeriksaan jamaah agar tidak ada yang tercecer atau memasuki bus yang salah. Di bus rombongan kami ternyata ada kelebihan jamaah. Jumlah jamaah ternyata 41 orang yang mestinya hanya 40 orang. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk menemukan satu jamaah yang salah masuk bus. Setelah jumlah jamaah persis, panitia menanyakan kepada Jamaah apakah masih ada power bank di koper jamaah yang akan dimasukkan ke bagasi pesawat. Ternyata masih ada. Petugas dan jamaah bersangutan pun membongkar koper untuk mengambil power bank tersebut.

Di tengah malam dalam kondisi jamaah penuh kantuk, rombongan bus pun bergerak menuju bandara. Para jamaah berusaha menepis rasan kantuk dengan menghadirkan kembali ghirah dan kerinduan mendatangi tanah suci. Di benak mereka, waktu terbang tinggal beberapa saat saja, karena jarak bandara dari embarkasi tidak begitu jauh. Namun hal itu jauh panggang dari api. Mendekati area penurunan  penumpang, rombongan bus berhenti cukup lama. Sebagian jamaah memilih memanfaatkan waktu untuk tidur daripada memikirkan kapan mereka diturunkan. Setelah beberapa lama, barulah rombongan bus bergerak kembali dan tiba di area penurunan penumpang.

Para jamaah kemudian digiring ke ruangan besar yang dihiasi berbagai poster dengan nuansa haji dan nuansa Saudi. Di ruangan tersebut tempat duduk jamaah diurutkan sesuai dengan rombongan masing-masing. Tak lama duduk, sebagian besar jamaah langsung menyerbu kamar kecil. Antrian mengular pun tak terelakkan. AC di ruangan tersebut terasa sangat dingin dan membuat banyak jamaah kedinginan.

Para jamaah diminta duduk menunggu oleh para petugas yang kebanyakan orang Arab dan tidak berbahasa Indonesia. Para jamaah pun menunggu cukup lama sekitar 20 menit tanpa ada informasi sedikit pun.  Setelah itu para jamaah di minta maju satu persatu. Ternyata hal itu adalah proses pemeriksaan imigrasi Arab Saudi. Kebetulan embarkasi Solo termasuk satu dari tiga embarkasi yang mendapat layanan fast track untuk pemeriksaan imigrasi dimana pemeriksaan pasport oleh imigrasi Arab Saudi dilakukan di bandara keberangkatan dan bukan di bandara kedatangan.

Pemeriksaan imigrasi ternyata berjalan agak lama. Hal itu karena jamaah tidak hanya diperiksa pasportnya, tapi juga direkam sidik jarinya. Perekaman sidik jari inilah yang menjadikan proses pemeriksaan cukup lama karena banyak jamaah yang sampai berkali-kali upaya belum bisa direkam sidik jarinya. Ketika mengalami hal itu, sebagian jamaah wawas bahkan ada yang ketakutan karena petugas tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia kecuali beberapa kata seperti jari tangan, tangan kanan atau tangan kiri. Seirang jamaah perempuan yang berada di depan saya beberapa kali gagal melakukan perekaman sidik jari dan menunjukkan ekspresi ketakutan serta berusaha memanggil temannya. Saya yang berada persis di belakangnya berusaha menenangkannya dan membantu menerjemahkan perintah petugas.

Setelah selesai pemeriksaan imigrasi, perasaan lega menyelimuti hati para jamaah. Sambil menunjukkan rona wajah bahagia nan berseri-seri, mereka berjalan melenggang menyusuri selasar menuju tangga pesawat. Senyum manis para pramugara dan pramugari menambah kegembiraan dan kebahagiaan mereka.
Tak luput saya pun ikut berbahagia sambil terus mengingatkan diri bahwa ibadah haji adalah ibadah yang penuh dengan ujian fisik dan untuk itu pula Allah membayar dengan pahala yang berlipat dan ampunan.
(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun