Mohon tunggu...
Abdul Mutolib
Abdul Mutolib Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pegiat literasi

Penulis buku teks pembelajaran di beberapa penerbit, pegiat literasi di komunitas KALIMAT

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ironi Demokrasi: Dari Politik Dinasti hingga Ingkar Janji

21 Juli 2020   21:59 Diperbarui: 21 Juli 2020   21:55 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun sayangnya, setiap pemilu tiba, rakyat mendadak lupa bak terhipnotis oleh pesona para kontestan. Pemilu tidak ubahnya seperti kontes selebritis yang didasarkan banyak-banyakan fans. 

Dengan demikian, pemilu tidak lagi memiliki fungsi koreksi terhadap pemimpin dan partai yang tidak perform dalam mengemban amanah kekuasaan. Hemmm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun