Tidak ada orang yang mau gagal dalam hal apa pun. Sebaliknya, predikat berhasil dan sukses menjadi tujuan setiap orang dalam melakukan apa pun. Oleh karena itu banyak orang yang memiliki kekhawatiran gagal dalam hidupnya.Â
Sebenarnya baik tidak sih takut gagal itu?Â
Ada nasihat "Jangan takut gagal". Tapi ada pula nasihat " Waspadai kegagalan! Jangan hanya membayangkan yang manis-manis! Bayangkan pula hal terburuk yang mungkin terjadi!"Â
Sebetulnya kedua nasihat tersebut sama benarnya jika ditempatkan pada konteks yang benar dan dalam  kadar yang tepat.Â
Dalam konteks kesuksesan dunia, kegagalan jangan sampai menghantui dan melemahkan kekuatan kita. Kewaspadaan tetap diperlukan. Tetapi kadar harapan dan optimisme harus lebih besar dari kadar kekhawatiran.Â
Satu hal yang harus disadari bahwa kegagalan dalam kehidupan dunia bukan lawan dari kesuksesan. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan. Di saat gagal, di situlah peluang untuk menemukan jalan kesuksesan. Kegagalan hadir dalam kehidupan kita agar kita belajar banyak hal tentang hidup, termasuk jalan meraih kesuksesan.Â
Bisa jadi selama hidup, manusia belum bisa mencapai kesuksesan duniawi yang diinginkan. Di sini perlu disadari bahwa dunia ini adalah kampung ujian. Apa yang terjadi pada kehidupan manusia semuanya memiliki dimensi ujian. Kesuksesan dan kegagalan duniawi dua-duanya ujian. Sikap menghadapinya lah yang akan dinilai oleh Allah.Â
Allah Swt. Zat yang Mahatahu kadang memiliki rencana yang berbeda dengan apa yang kita rencanakan untuk hidup kita. Tentu rencana Allah lebih baik daripada rencana kita. Allah telah mengingatkan kita  boleh jadi apa yang kita benci itu justru sebenarnya baik bagi kita, dan boleh jadi apa yang kita sukai itu justru buruk bagi kita (Q.S Al-Baqarah: 216).Â
Seseorang yang belum mencapai mimpi-mimpi kesuksesannya dalam hidup, jika ia tetap memiliki keyakinan yang benar terhadap Allah, bersabar menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan keinginan, serta tetap teguh di jalan Allah, maka Allah menyediakan baginya kesuksesan yang lebih baik yaitu kesuksesan di akhirat.Â
 Inilah makna pepatah, "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda"
 Bagaimana dengan kegagalan di akhirat?Â
Akhirat itu berbeda dengan dunia. Jika dunia itu tempat menanam atau berusaha? Akhirat adalah tempat menuai dan menerima hasil. Di akhirat tidak ada second chance, third chance dan seterusnya. Gagal di akhirat sudah knock out dan tidak ada kesempatan mengulangi perjuangan lagi.Â
Oleh kerena itu untuk urusan akhirat Allah memberi kode keras bagi orang-orang tidak sungguh-sungguh mempersiapkannya. Allah Swt. Berfirman: Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu) (QS. As-Syura:47)Â
Secara teoritis dunia dan akhirat itu tidaklah bertentangan. Allah lah yang menciptakan keduanya. Manusia tidak bisa memilih untuk langsung hidup di akhirat. Manusia harus terlebih dalulu melalui kehidupan dunia sebelum menuju kehidupan akhirat. Dunia merupakan sawah ladang tempat bercocok tanam untuk dituai hasilnya di akhirat.Â
Manusia juga dilarang mengabaikan kehidupan dunia untuk mementingkan kehidupan akhirat (QS. Al-Qashas:77). Sehingga jangan takut bahkan jangan lupa untuk bahagia di dunia.Â
Memang Allah dan RasulNya banyak mengingatkan manusia untuk memberi perhatian lebih terhadap kehidupan akhirat. Hal itu dikarenakan beberapa hal. Pertama, dunia ini kehidupan yang sementara. Sedangkan akhirat itu abadi selama-lamanya. Jika satu hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia, maka 60-70 tahun usia kita hanya 1,5 jamnya.Â
Kedua, nilai dunia itu hanya setetes air dari jari telunjuk yang dicelupkan ke laut dibandingkan akhirat yg seluas laut. Seluruh kebaikan dan kenikmatan  yang ada di dunia ini hanya 1/100 nya nikmat dan kebaikan  yang masih Allah simpan untuk di keluarkan kelak di akhirat.Â
Ketiga, gemerlap kehidupan dunia cenderung melenakan manusia dari kehidupan akhirat. Hal itu karena dunia itu nyata saat ini sedangkan akhirat itu ghaib di kehidupan nanti yang belum terjadi.Â
Apalagi manusia memiliki hawa nafsu yang cenderungan kepada materi duniawi. Belum lagi adanya musuh abadi yaitu setan yang senantiasa berupaya memalingkan manusia kepada kehidupan dunia dan melupakan kehidupan akhirat.Â
Allah Swt. telah mengingatkan mansia akan potensi besar kegagalan ini yang diistilahkan dengan kerugian (khusr) Tetapi Allah Swt. juga memberikan jurus-jurus menghindarinya. Yaitu berpegang kepada akidah dan iman yang benar, memperbanyak amal kebaikan (amal shalih), membentuk lingkungan yang kondusif melalui dakwah, dan istiqamah atau bersabar dalam menjalani semua itu (QS. Al Ashr:1 -3) So, waspadalah! Waspadalah! Walluhu al-musta'an.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H