Mohon tunggu...
Abdul Mutolib
Abdul Mutolib Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pegiat literasi

Penulis buku teks pembelajaran di beberapa penerbit, pegiat literasi di komunitas KALIMAT

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ternyata Merenung Itu Dahsyat

2 Juli 2020   21:55 Diperbarui: 2 Juli 2020   21:59 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berfikir dan merenung adalah aktivitas  yang tidak membutuhkan energi dan waktu yang banyak. Tetapi dampaknya sangat dahsyat bagi kehidupan seseorang.

Para Nabi dan orang-orang besar dalam sejarah dikenal memiliki kemampuan berpikir dan merenung yang luar biasa. Dengan berpikir dan merenung itu mereka menghasilkan pengetahuan dan pemecahan atas berbagai problem kehidupan.

Kemampuan dan kebiasaan berpikir lah yang menjadikan Thomas Alfa Edison mampu menemukan penemuan baru berupa lampu pijar. Teori relativitas dalam fisika yang kita kenal sekarang juga hasil renungan Albert Einstein tentang Kehidupan. Thomas C. Corley peneliti para miliader sukses dunia juga menemukan bahwa umumnya orang sukses memanfaatkan waktu 15 menit hingga 30 menit setiap hari untuk merenung dan berintrospeksi.

Dalam agama Islam istilah yang sering digunakan adalah tafakkur  dan  muhasabah. Tafakkur adalah kegiatan merenung dan memikirkan hal-hal yang terjadi dalah kehidupan kita. Sedangkan muhasabah kegiatan introspeksi dan evaluasi diri. Merenung (contemplation)  beda dengan melamun (daydream). Merenung adalah aktivitas berpikir yang memiliki tujuan jelas, sedangkan melamun adalah aktivitas di mana pikiran kita melayang ke mana-mana tanpa tujuan yang jelas.

Baik tafakkur maupun muhasabah keduanya merupakan kegiatan yang mulia. Allah mendorong orang-orang beriman untuk menggunakan akal dan hati yang  dianugerahkan oleh Allah untuk berpikir. Ungkapan retorik afala ta'qilun (Apakah kalian tidak berpikir?) saja terdapat 13 kali dalam Alquran. Belum lagi ungkapan lain yang semakna.  Allah juga mendorong orang-orang beriman melihat apa yang telah diperbuat untuk perbaikan kehidupannya ke depan. ( QS. Al Hasyr: 18).

Ada yang mengatakan berpikir dan merenung itu seperti pit-stop dalam perlombaan dan tempat pemberhentian dalam perjalanan. Pit-stop atau tempat pemberhentian sangat diperlukan untuk merefresh dan mengisi ulang energi kita. Juga untuk mengevaluasi berbagai kekurangan, memastikan arah tujuan dan mengatur strategi yang lebih baik.

Untuk hidup yang berkualitas jangan berprinsip yang penting hidup, tapi pastikan bahwa langkah-langkah kita mengarah kepada kesuksesan sebagai mana dalam perlombaan jangan yang penting berjalan.

Ada yang berprinsip "biarkan hidup ini mengalir seperti air". Prinsip ini bisa tepat bisa tidak tergantung makna yang dimaksudkannya. Tetapi umumnya dimaksudkan mengikuti aliran kehidupan kemana pun pergi. Dengan prinsip ini maka seseorang akan cenderung hidup apa adanya dan pasrah pada kenyataan. Padahal hidup ini harus terarah secara tepat dan setiap saat harus kita pastikan bahwa langkah kita sudah benar sesuai arah yang kita inginkan.

Berani berkata tidak adalah salah satu kunci kesuksesan. Berkata tidak yang dimaksud adalah menolak ajakan yang tidak sejalan dengan arah tujuan kita. Tidak ada salahnya kita memenuhi ajakan orang lain dalam hal yang baik. Tapi kalau kita selalu memenuhi ajakan orang lain tanpa mempertimbangkan prioritas maka berpotensi mengabaikan hal-hal yang menjadi prioritas dalam hidup kita.

Namun umumnya untuk bisa berkata tidak butuh keberanian keluar dari zona  nyaman (comfort zone). Hal itu akan kita miliki kalau kita terbiasa berpikir dan berinstropeksi diri.

Dengan menyisihkan waktu untuk berpikir dan merenung memberikan kesempatan kepada kita untuk menemukan ide-ide cemerlang guna merajut kesuksesan dan memecahkan berbagai problem yang kita hadapi, serta mengambil keputusan yang tepat.  Imam Syafi'i mengatakan, "Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam, dan milikilah kepandaian dalam mengambil keputusan dengan berpikir."

Bagaimana mempraktekkan kebiasaan berpikir dan merenung? Ada beberapa tips dari para ahli yang dapat diterapkan agar kita memiliki kebiasaan berkontemplasi ala orang-orang sukses. Pertama, buatlah jadwal atau luangkan waktu untuk menyendiri minimal satu minggu sekali. Mintalah orang-orang untuk tidak mengganggu Anda di waktu itu. 

Kedua pikirkan beberapa hal yang harus Anda syukuri saat itu. Ketiga, pikirkan apa yang menjadi masalah atau evaluasi dalam hidupmu. Keempat, gali ide-ide untuk memecahkan masalah dan melakukan langkah-langkah baru. So, tunggu apalagi? Selamat mencoba! Wallohul musta'an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun