Mohon tunggu...
Abdul Wahab Dai
Abdul Wahab Dai Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Jurnalisme Warga

Gemar membaca buku dan media sejak SD hingga kini.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Sensasi Kuliner Siwa (SCS) Tetap Eksis, Mengapa? Catatan Abdul Wahab Dai

12 Februari 2023   06:43 Diperbarui: 12 Februari 2023   11:00 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Banyak yang mau membuka malam kuliner, tapi mereka biasanya terlalu fokus pada keuntungan," kilah Muslimin.

Muslimin menyebut Rp50.000,00 sebagai harga yang dibayar oleh setiap gerai sangat lah murah. Rerata jumlah gerai yang menyediakan serbaneka gastronomi saban pekan adalah 30 gerai, padahal jumlah yang terdaftar sekira 60-an, jelas Muslimin.

Jadi Panitia mengelola Rp1,5 jutaan per pekan dan ini biasanya dibagi habis sebagai operasional. Selain sebagai fasilitator, panitia SCS juga berfungsi sebagai motivator bagi UMKM yang bergerak di bidang gastronomi.

"Kami sedang mengurus sebuah akta di salah satu dinas kabupaten, sebab kegiatan ini sangat berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat Pitumpanua," kata Muslimin yang juga salah seorang pedagang ritel pakaian jadi di Pasar Sentral Siwa ini.

Lalu siapa yang membayar para biduan dan biduanita? Di sinilah simbiosis mutualisme terjadi! Mayoritas penyanyi yang tampil di panggung adalah pengunjung sendiri!

Banyak bakat tersembunyi di Siwa dan di desa-desa di Wajo, Sidrap, dan Luwu. Mereka pun menjajal olah vokal mereka di panggung SCS. Jika beruntung, suara yang menawan akan diganjar saweran oleh pengunjung lain. Namun kelompok penyedia audio dan pelantang suara tetap menyiapkan penyanyi internal mereka.

Persoalan kebersihan adalah persoalan pokok pada sebuah malam kuliner. Tentu Panitia mengeluarkan harga untuk memastikan pelataran Pasar resik kembali sebelum fajar Ahad menyingsing, sebab Minggu (dan Rabu) adalah hari pasaran Pasar Siwa.

"Kami hanya berkegiatan sekali sepekan untuk menghindari kejenuhan," Muslimin berkilah ketika ditanya mengapa SCS tidak dilaksanakan setiap malam saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun