Mohon tunggu...
Abdul Rosad Ramdan
Abdul Rosad Ramdan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran

Sebagai anak bahasa menjadikan menulis dan membaca sebagai hobi adalah biasa. Saya mencoba belajar untuk menuangkan hobi saya dengan menulis di sini. Kritik dan saran pastinya saya perlukan untuk kemajuan keterampilan menulis saya. Salam kenal semua.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Siswa Menjadi (Maha)siswa

29 Juni 2024   21:40 Diperbarui: 29 Juni 2024   22:04 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang cerah, aku duduk di samping mushola FIB menunggu giliran untuk mempresentasikan hasil dari tugas akhirku. FIB salah satu fakultas yang ada di Universitas Padjadjaran. Tempat dimana aku mengejar gelar sarjanaku, salah satu Fakultas di Universitas Padjadjaran.

Kini tidak terasa aku sudah berada di pertempuran akhir di FIB ini, telah banyak juga kenangan yang tergambar di FIB ini. Memang awalnya tidak terpikirkan bisa kuliah di FIB Universitas Padjadjaran, memilih prodi Sastra Indonesia di pilihan kedua hanya asal pilih saja. Tetapi mungkin ini adalah pilihan terbaik yang tuhan berikan kepada aku.

Angin seakan mengantarkan kenangan-kenangan jaman dulu ketika masih menjadi mahasiswa baru di sini. Senyum terukir dibibirku ketika mengingat sebuah kenangan.

"Kang Teh, maaf kalau ruangan ini dimana ya?" tanyaku kepada mahasiswa FIB sambil menunjukan ponselku.

"Oh ini mah di gedung B, yang ini lantai tiga di pojok paling kiri" 

"Yang itu kan ya kang teh. Terima kasih teh"

"Oke, maba ya? Dari prodi mana?"

"Iya teh hehe dari Sasindo"

"Ohh pantes rambutnya masih rapi yaa" ujar si teteh dengan tertawa kecil dengan temannya.

"Hehe,, duluan ya teh udah telat, sekali lagi makasih ya teh"

Dengan nafas terengah aku mengetuk pintu yang aku kira itu adalah kelas yang aku tuju. Dengan ragu aku mengetuk pintu itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun