Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan para pekerja proyek di Indonesia pada masa Orde Baru. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan para pekerja proyek yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan, serta bagaimana mereka berjuang untuk bertahan hidup di tengah-tengah kondisi yang sulit. Dalam novel ini, Ahmad Tohari menggambarkan kehidupan para pekerja proyek sebagai realitas yang keras dan penuh tantangan. Para pekerja proyek hidup dalam kondisi yang sangat sulit, dengan upah yang rendah dan kondisi kerja yang berat. Mereka harus bekerja keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarga mereka. Namun, meskipun hidup dalam kondisi yang sulit, para pekerja proyek tetap memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk bertahan hidup. Mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain, meski mereka hidup dalam kemiskinan dan kesulitan.
Dalam novel ini, Ahmad Tohari juga menggambarkan bagaimana kehidupan para pekerja proyek dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Pemerintah seringkali mengabaikan kebutuhan para pekerja proyek, dan bahkan seringkali melakukan tindakan yang merugikan mereka. Hal ini terlihat dalam adegan di mana para pekerja proyek dipaksa untuk bekerja di bawah terik matahari tanpa mendapatkan upah yang layak.
Inti dalam novel ini yaitu mengisahkan seorang tokoh Kabul yang berprofesi sebagai insinyur. Ia tak bisa menguraikan dengan baik hubungan antara kejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek jembatan ini dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Apakah yang pertama merupakan manifestasi yang kedua? Apakah kejujuran dan kesungguhan sejatinya adalah perkara biasa bagi masyarakat berbudaya, dan harus dipilih karena keduanya merupakan hal yang niscaya untuk menghasilkan kemaslahatan bersama?
Memahami proyek pembangunan jembatan di sebuah desa bagi Kabul, insinyur yang mantan aktivis kampus, sungguh suatu pekerjaan sekaligus beban psikologis yang berat. "Permainan yang terjadi dalam proyek itu menuntut konsekuensi yang pelik. Mutu bangunan menjadi taruhannya dan masyarakat kecillah yang akhirnya menjadi korban. Akankah Kabul bertahan pada idealismenya? Akankah jembatan baru itu mampu memenuhi dambaan lama penduduk setempat?
Dalam kesimpulannya, novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan para pekerja proyek di Indonesia pada masa Orde Baru. Novel ini menggambarkan kehidupan seorang insinyur yang bernama Kabul yang dihadapkan dengan 2 pilihan dan juga para pekerja proyek sebagai realitas yang keras dan penuh tantangan, namun tetap memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk bertahan hidup. Novel ini juga menggambarkan bagaimana proyek kehidupan para pekerja dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, kekuasaan dan korupsi, serta agama dan kepercayaan. Secara keseluruhan, novel ini memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan para pekerja proyek di Indonesia pada masa Orde Baru, dan memberikan pengajaran tentang semangat dan tekad yang kuat untuk bertahan hidup dalam kondisi yang sulit.
Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia pada masa Orde Baru. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan seorang pemuda bernama Kabul yang berasal dari keluarga miskin dan berusaha meraih kesuksesan dengan menjadi seorang Insinyur. Dalam novel ini, terdapat unsur-unsur intrinsik yang sangat penting untuk dianalisis, seperti tema, alur, tokoh, latar, dan gaya bahasa.
Tema yang diangkat dalam novel Orang-Orang Proyek adalah tentang perjuangan hidup dan kesuksesan. Kabul, tokoh utama dalam novel ini, merupakan seorang pemuda yang berasal dari keluarga miskin dan berusaha meraih kesuksesan dengan menjadi seorang Insinyur. Dalam perjuangannya, Kabul harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, seperti menjadikan mutu bangunan dan masyarakat kecil sebagai taruhan atau memenuhi dambaan lama penduduk setempat dengan membangun jembatan yang kokoh. Namun, Kabul tidak menyerah dan terus berjuang hingga akhirnya berhasil meraih kesuksesan.
Alur dalam novel ini cukup sederhana dan mudah dipahami. Â Alur cerita dimulai dengan pengenalan tokoh utama, Kabul, dan latar belakang kehidupannya. Kemudian, cerita berlanjut dengan perjuangan Kabul dalam meraih kesuksesan sebagai seorang Insinyur. Di tengah-tengah cerita, terdapat beberapa konflik yang harus dihadapi oleh Kabul, seperti memenuhi dambaan lama masyarakat setempat atau tetap bertahan pada idealismenya. Namun, Kabul berhasil mengatasi semua konflik tersebut dan meraih kesuksesan.
Tokoh dalam novel Orang-Orang Proyek sangat beragam dan memiliki karakter yang kuat. Tokoh utama, Kabul, digambarkan sebagai seorang pemuda yang cerdas, ulet, dan pantang menyerah. Selain itu, terdapat juga tokoh-tokoh lain seperti Dalkijo, si kepala pemborong proyek, menganggap korupsi adalah realitas yang tak hanya tak bisa dihindari tapi juga mesti dinikmati. Ia seorang yang keras kepala dan juga suka berfoya-foya.
Pak Tarya, bekas wartawan dan pensiunan pegawai negeri di kantor penerangan. Seperti Dalkijo, dia juga menyerah kepada realitas korupsi. Bedanya, Pak Tarya tak mau ikut edan. Dia lebih memilih menyendiri; menyepi, dan menikmati hidup. Memancing dan memainkan suling di bawah pohon mbulu adalah kesibukannya sehari-hari.
Basar, memilih karir sebagai kepala desa usai kuliah. Ia menghadapi dilema antara menolak dengan risiko tersingkir dari jabatan atau menerima tekanan dan bertahan demi kebaikan warga kampung. Dia merasa masih bisa bersiasat menghadapi tekanan demi tetap bisa melayani dan memperbaiki kondisi warga dengan jabatan itu. Setiap tokoh dalam novel ini memiliki peran yang penting dalam mengembangkan cerita dan tema yang diangkat.
Wati, asisten kabul yang mana bertugas dalam mengurus administrasi proyek. Ia berhasil menghadirkan sosok keperempuanan dalam lingkaran proyek yang terasa sangat lelaki. Ia merupakan sosok perempuan yang lembut, murah senyum, periang dan juga menjadi penyemangat bagi pekerja yang beruntung mendapat sapaannya. Mak Sumeh, seorang penunggu warung yang berada di area proyek. Dengan mulut nyinyirnya ia suka menebar gosip kemana-mana hingga gosipnya meluas.
Latar dalam novel Orang-Orang Proyek adalah pedesaan di Indonesia pada masa Orde Baru. Terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tepatnya di sebuah proyek pembangunan jembatan Sungai Cibawor dan Desa Cibawor. Latar waktu terjadi sepajang tahun 1991 sampai akhir tahun 1992. Latar sosial dalam novel ini menceritakan tentang kehidupan orang kecil yang menjadi korban perbuatan dan kekuasaan orang yang berkuasa. Ahmad Tohari berhasil menggambarkan dengan baik kehidupan masyarakat pedesaan pada masa itu, termasuk kebiasaan, tradisi, dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat tersebut. Latar yang digambarkan dalam novel ini sangat kuat dan memberikan pengaruh yang besar terhadap cerita dan tema yang diangkat.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Orang-Orang Proyek sangat khas dan menggambarkan kearifan lokal. Ahmad Tohari menggunakan bahasa yang sederhana namun memiliki makna yang dalam. Selain itu, terdapat juga penggunaan bahasa daerah yang membuat novel ini semakin kaya dan autentik. Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat cocok dengan latar dan tema yang diangkat.
Secara keseluruhan, novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari adalah sebuah karya sastra yang sangat baik dan layak untuk dianalisis. Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel ini sangat kuat dan memberikan pengaruh yang besar terhadap cerita dan tema yang diangkat. Dalam novel ini, Ahmad Tohari berhasil menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan pada masa Orde Baru dengan sangat baik dan autentik. Novel ini juga memberikan pesan yang sangat penting tentang perjuangan hidup dan kesuksesan. Oleh karena itu, novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari sangat layak untuk dibaca dan diapresiasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H