2. Integrasi dalam Praktik Mengajar dan Kurikulum:
- Mengadopsi metode pembelajaran aktif yang mendorong partisipasi siswa.
- Proyek kolaboratif, permainan peran, dan diskusi kelompok adalah contoh metode yang dapat digunakan.
- Menyelaraskan pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata.
- Menyediakan skenario dan kasus yang melibatkan aspek sosial dan emosional.
- Menggunakan cerita atau literatur yang memuat nilai-nilai sosial dan emosional.
- Analisis karakter dalam cerita membuka ruang diskusi tentang resolusi konflik dan empati.
3. Penciptaan Iklim Kelas dan Budaya SekolahÂ
Lingkungan yang memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Kualitas relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya akan berdampak pada ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran.  Sikap saling  percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat diciptakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman dan perbedaan, melibatkan murid,  dan menumbuhkan  optimisme.Â
4. Penguatan KSE Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
Penguatan kompetensi sosial dan  emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah menjadi salah satu indikator  penting dalam pembelajaran sosial emosional di sekolah. Pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kesempatan secara reguler untuk mengembangkan kompetensi sosial, emosional dan budaya mereka sendiri, berkolaborasi, membangun hubungan saling percaya dan memelihara komunitas yang erat. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah:
- Memodelkan (menjadi teladan): Mendukung pendidik dan tenaga kependidikan  dalam memodelkan kompetensi dan  pola pikir di seluruh komunitas sekolah dengan murid, keluarga murid, mitra komunitas, dan satu sama lain. Ini dapat meliputi:   menerapkan kompetensi sosial emosional  dalam peran dan tugas; menciptakan budaya mengapresiasi; dan menunjukkan kepedulian.
- Belajar: pendidik dan tenaga kependidikan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi dan mengembangkan kapasitas untuk mengimplementasikan kompetensi sosial dan emosional. Kegiatan ini dapat meliputi: membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi; berkolaborasi di tempat kerja; mempelajari kemungkinan adanya bias terkait dengan  literasi budaya; mengembangkan pola pikir bertumbuh; memahami tahapan perkembangan murid; meluangkan waktu untuk melakukan self-care (perawatan diri); dan mengagendakan sesi  berbagi praktik baik.
- Berkolaborasi: menciptakan struktur berbentuk komunitas pembelajaran profesional atau pendampingan sejawat bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk berkolaborasi tentang cara mengasah strategi untuk mempromosikan KSE di seluruh sekolah. Kegiatan  dapat  meliputi: membuat kesepakatan bersama-sama; membuat komunitas belajar profesional; membuat sistem  mentoring rekan sejawat; dan mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru.
Manfaat Pembelajaran Sosial dan Emosional
1. Pengembangan Keterampilan Hidup: PSE membantu siswa mengembangkan keterampilan interpersonal yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mempersiapkan siswa untuk menghadapi situasi sosial yang kompleks.
2. Pencegahan Perilaku Negatif: PSE dapat membantu mencegah perilaku negatif, seperti intimidasi dan konflik antarpersona. Meningkatkan kepekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
3. Peningkatan Kesejahteraan Mental: Integrasi PSE membantu meningkatkan kesejahteraan mental siswa. Memberikan alat untuk mengatasi stres dan tekanan emosional.
4. Peningkatan Prestasi Akademis: Siswa yang memiliki KSE yang baik cenderung mencapai prestasi akademis yang lebih tinggi. Kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi memperkuat pembelajaran.
Pembelajaran Sosial dan Emosional berupaya menciptakan lingkungan dan pengalaman belajar yang menumbuhkan  5 kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran  5 KSE tersebut akan dapat  menghasilkan murid-murid  yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora.  Semua ini selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi dalam Standar Nasional Pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H