Cinta dan sayang itu adalah hal yang berbeda. Berbeda bukan berarti bertolak belakang atau berlawanan. Tetapi maksud berbeda disini adalah berlainan. Saya terdorong menulis artikel ini setelah berpikir dan berusaha memahami tentang apa itu cinta dan sayang.
Saya sering bertanya pada diri saya sendiri, apakah saya mencintai sesuatu atau seseorang? Kalau iya, apa buktinya? Atau, apakah ciri/tanda bahwa saya cinta padanya? Apakah saya sayang pada seseorang? Kalau iya, apakah buktinya? Atau, apakah ciri/tanda bahwa saya sayang?
Apa itu cinta? Apa itu sayang?
Banyak sekali yang telah mendeskripsikan apa itu cinta dan sayang. Namun banyak yang bilang bahwa cinta dan sayang itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tidak bisa dideskripsikan. Setiap orang bisa saja punya pendapat masing-masing dalam mendeskripsikan apa itu cinta dan sayang.
Sekilas Tentang Cinta
Kalau sudah cinta, segala hal yang berhubungan dengan sesuatu yang dicinta tiba-tiba berubah menjadi indah. Masalah yang berat atau dibenci pun sanggup dilalui kalau sudah cinta. Kesusahan tidak dirasa lagi sebagai kesusahan, malah terasa indah. Apalagilah kalau mengalami kesenangan, lebih berlipat-lipat lagi terasa keindahannya.
Cinta itu buta. Memang demikian kebenarannya. Kalau sudah cinta, akal sehat tidak lagi sebagai landasan dalam bertindak. Sudah ga mikir lagi. Begitulah sihir cinta ini menyihir seseorang. Karena kuatnya sihir cinta ini, membuat orang menjadi buta.
Perasaan indah karena cinta inilah yang tidak bisa dideskripsikan, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kalau sudah masuk area ini, memang kata-kata sudah tidak bisa lagi untuk mendeskripsikannya. Puisi-puisi dan syair-syair tentang cinta, tidak sanggup mengutarakannya. Tetapi hanya sanggup mengutarakan efek cinta itu pada diri seseorang. Efek ini yang berbagai macam bentuknya kepada setiap orang.
Begitulah ajaibnya perasaan cinta ini Tuhan ciptakan dan anugerahkan kepada manusia. Memang, perasaan cinta itu adalah salah satu kreasi Tuhan yang bertempat dihati manusia. Perasaan cinta ini adalah suatu bukti kebesaran-Nya. Maha Hebatnya Dia telah menciptakan rasa cinta yang begitu ajaib.
Namun, perasaan cinta ini ada konsekuensinya. Dari sinilah saya menemukan apa ciri atau tanda seseorang jatuh cinta.
Apakah tanda seseorang itu cinta pada sesuatu atau seseorang?
Cinta itu tidak hanya kepada lain jenis. Cinta juga bisa kepada ditujukan kepada orang tua, keluarga, atau teman. Cinta itu juga tidak hanya mesti kepada insan. Tetapi bisa ditujukan kepada sesuatu yang lain. Bisa cinta kepada kekayaan, kekuasaan, kecantikan, organisasi, institusi, negara, dan lain-lain. Juga, dalam agama, cinta itu seharusnya ditujukan kepada Tuhan semata. Tidak kepada selain Tuhan.
Apakah tandanya kita cinta kepada sesuatu atau seseorang? Tanda yang paling utama apakah seseorang mencintai sesuatu menurut saya adalah jika ada rasa takut, tidak ingin, dan tidak rela jika kita kehilangan apa yang kita cintai itu. Inilah ciri utama cinta kepada sesuatu ataupun seseorang. Apa buktinya?
Jika perasaan cinta itu ditujukan kepada seseorang, kita tidak ingin kehilangannya, takut akan kehilangannya. Rasa cemburu itu adalah satu contoh perasaan yang lahir/timbul dari rasa takut kehilangan orang yang dicintai. Makin kuat dan besar rasa cinta, makin kuat dan besar rasa cemburu yang ditimbulkannya. Kenapa? Karena makin kuat rasa cinta itu, makin tidak ingin ia kehilangan yang dicintainya itu. Rasa cemburu yang kuat bisa membawa manusia melakukan tindakan yang menentang norma atau aturan dan bahkan bisa mendorong manusia itu bertindak untuk mencelakai orang lain.
Jika kita cinta pada kekayaan atau uang, kedudukan atau jabatan, maka tandanya adalah kita takut kehilangan kekayaan/jabatan itu. Kemudian dari situ, lahirlah tindakan-tindakan yang menunjukkan ketakutan tersebut, yakni, mau melakukan apa saja agar tidak kehilangan harta/kedudukan tersebut.
Ini jugalah penjelasan mengapa orang-orang mengatakan bahwa kadang, seseorang itu baru tahu atau sadar bahwa dia cinta setelah dia kehilangan orang/sesuatu yang dicintainya. Ini juga berarti bahwa terkadang kita tidak menyadari bahwa kita cinta akan seseorang atau sesuatu.
Anda pernah mendengar kejadian seseorang yang sanggup membunuh kekasihnya ketika mengetahui kekasihnya selingkuh bukan? Orang ini memilih untuk membunuh kekasih yang dicintainya itu dari pada dia membiarkannya bersama orang lain. Kenapa?? Karena ia tidak rela kehilangan orang yang dicintainya bukan? Inilah tanda paling utama jika kita mencintai sesuatu atau seseorang. Tapi, mengapa ia tega membunuh kekasihnya itu? Tidakkah dia sayang kepada kekasihnya itu? Disinilah perbedaan antara cinta dan sayang.
Konsekuensi Cinta
Sepadan dengan rasa indah yang ditawarkannya, konsekuensi dari perasaan cinta ini amatlah berat. Ada tiga konsekuensi rasa sakit yang harus dialami seseorang jika ia mencintai sesuatu. Pertama, konsekuensi perasaan yang dialami orang itu pada saat sebelum mendapatkannya. Kedua, konsekuensi perasaan ketika sudah mendapatkannya. Ketiga, kosekuensi perasaan jika kehilangannya.
Konsekuensi yang pertama: hati akan terasa amat sedih, kecewa, remuk, dan tersiksa jika cinta tak berbalas atau bertepuk sebelah tangan. Rasa sedih dan tersiksa ini sepadan dengan rasa indahnya cinta jika cinta itu berbalas.
Jika perasaan cinta itu ditujukan kepada sesuatu yang bisa membalas cinta, maka pertama-tama seseorang yang mencintai itu sangat ingin agar orang yang dicintainya itu mengetahui perasaannya. Kemudian, jika yang dicintainya itu telah mengetahuinya, maka selanjutnya, dia ingin agar yang dicintainya itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Tetapi, jika ia temui bahwa orang yang dicintainya itu ternyata tidak mempunyai perasaan serupa dengannya, maka amat kecewa dan bersedih hatilah ia. Apalagi, kalau ternyata, orang yang dicintainya itu malah mencintai orang lain. Lebih hancur lagi hatinya.
Jika rasa cinta terhadap sesuatu itu adalah kepada sesuatu yang tidak berperasaan ---tidak seperti insan, yang bisa membalas rasa cinta--- misalnya kekayaan, kedudukan, dan lain-lain, sebagai ganti balas cinta disini adalah keberhasilan mendapatkan sesuatu yang dicintainya tersebut. Itulah balas cintanya. Jika dia berhasil mendapatkan apa yang dia cintai itu, maka artinya cintanya berbalas. Jika cintanya tidak berbalas (artinya dia tidak berhasil mendapatkannya), maka amat kecewa dan bersedih hatilah ia. Jika kita sangat ingin mendapatkan sesuatu, kemudian, karenanya kita kerahkan segala usaha untuk mendapatkannya, dan ternyata akhirnya kita tidak berhasil mendapatkannya, dan kita merasa kecewa dan bersedih hati karenanya maka artinya kita telah cinta kepada hal tersebut, dan, cinta kita itu tidak berbalas.
Perhatikanlah diri kita. Ketika ada uang, hati merasa amat senang, rasa berkuasa, merasa orang lain bukan orang, merasa bisa melakukan apa saja. Tetapi ketika tidak ada uang, hati merasa sedih, rasa rendah diri, rasa kecewa, serasa diri ini bukan orang. Ini tanda kita cinta uang/kekayaan. Orang yang tidak cinta uang/kekayaan, ketika ada uang atau tidak, perasaannya sama saja.
Konsekuensi perasaan yang kedua adalah rasa cemburu. Kita sudah utarakan hal ini sebelumnya. Mungkin lebih tepatnya adalah rasa selalu was-was kalau-kalau kehilangan yang dicintai itu. Jika saat ini Anda mencintai seseorang, bukankah Anda merasa selalu was-was kalau saja kekasih Anda direbut orang? Anda merasa was-was kalau-kalau dia selingkuh? Tidakkah perasaan ini membuat Anda merasa tersiksa? Memang, cinta ini mahal konsekuensinya. Sudah dapat cinta pun, ada konsekuensi yang harus ditanggung.
Kosekuensi perasaan yang ketiga adalah perasaan yang teramat sedih ketika kehilangan yang dicintai.
Sudah pernah atau sering kita dengar banyak orang yang ingin bunuh diri ketika kehilangan orang yang dicintainya atau kehilangan sesuatu yang dicintainya. Saking kuatnya perasaan cintanya kepada yang dicintainya itu, membuat dia merasa tak sanggup hidup tanpanya. Cinta memang gila dan membuat orang buta. Ingat kisah Romeo dan Juliet? Kedua orang dalam cerita ini sama-sama merasa tak sanggup hidup tanpa orang yang dicintainya hingga memilih bunuh diri. Mungkin juga kedua orang ini mengira, kalau ia ikut mati, ia dapat bertemu kekasihnya. Cinta memang buta. Cinta memang gila. Tidak jarang pula kita mendengar ada orang yang menjadi tidak waras setelah kehilangan hartanya. Cintanya pada harta telah membuat dirinya tak sanggup berpisah dengan harta yang dicintainya itu. Ketika harta titipan dari Tuhan itu diambil kembali oleh-Nya kembali, menjadi gilalah orang yang cinta harta itu.
Dari konsekuensi yang ketiga ini sebenarnya dapat ditarik lagi suatu tanda apakah seseorang itu mencintai sesuatu atau seseorang. Apa itu?
Satu lagi tanda cinta
Jika kita merasa sesuatu atau seseorang itu -- membuat kita merasa -- cukuplah dia bagi kita dan kita tidak butuh apapun yang lain didunia ini, cukuplah yang kita cintai itu selalu berada disisi kita, tidak bisa makan pun tidak apa, hidup susah pun tidak mengapa, maka, ini adalah tanda kita cinta seseorang atau sesuatu itu. Sebenarnya tanda ini sama dengan tanda cinta yang pertama tadi, tapi dibaca dari arah sebaliknya. Perasaan inilah yang menyebabkan konsekuensi yang ketiga tadi.
Biarlah hidup merana, miskin, dan papa, asalkan engkau ada disisiku. Begitulah rasa dihati ketika sudah cinta. Saya telah pernah merasakan perasaan seperti ini kepada seseorang. Rasanya benar-benar sanggup mati pun untuk sang kekasih. (Gilaaa....) Sampai akhirnya saya mendapatkan konsekuensi yang ketiga.
Ketika saya memahami hal ini, membuat saya percaya bahwa orang-orang soleh zaman dahulu yang berkata (kira-kira bunyinya): “Ya Allah, cukuplah Engkau bagiku“ benar-benar mencintai Tuhannya. Perasaan seperti ini hanya bisa lahir daripada orang yang mencintai kepada orang/sesuatu yang amat dicintainya.
Dan ini juga memberitahu saya bahwa ternyata saya belum lagi mendapatkan rasa cinta seperti ini.
Tanda cinta yang kedua ini tidak selalu ada. Tanda kedua ini tidak/belum ada jika cinta seseorang itu adalah cinta secara tidak sadar (dia tidak menyadari bahwa dia cinta). Bagaimana mungkin bahwa seseorang itu mencintai sesuatu sedangkan dia tidak sadar bahwa dia mencintai sesuatu tersebut? Mungkin karena orang yang dicintainya/sesuatu yang dicintainya itu selalu berada disisinya dan dia belum pernah sekalipun berpisah dengannya ataupun belum pernah kehilangannya.
Benarkah aku cinta padanya?
Seringkali setelah mengalami kehilangan dulu, barulah sadar betapa kita mencintai yang telah hilang itu. Jika kita tanya diri sendiri sekalipun, seringkali tidak dapat membayang-bayangkan andaikata seseorang atau sesuatu yang dicintai itu tidak berada disamping kita. Kecuali sudah pernah mengalaminya, walau hanya sekali saja.
Jadi, jika Anda telah punya pasangan hidup, dan Anda kadang bertanya-tanya: apakah aku mencintainya? Maka cara yang paling otentik untuk memastikannya adalah: cobalah Anda berpisah dengannya. Anda akan dapat memastikan bahwa Anda cinta atau tidak kepada pasangan Anda. Kalau cinta, ada perasaan tersiksa karena berpisah dengan orang yang dicinta, walaupun ia tahu itu hanya sementara.
Manfaat Cinta.
Dibagian awal tadi sebenarnya sudah disebut tentang salah satu manfaat cinta. Apa itu?
Cobalah lihat efek cinta. Cinta dapat membuat segala sesuatu menjadi indah. Yang susah berubah menjadi mudah. Keadaan yang amat sulit sekalipun jadi bisa dilalui atau dihadapi. Rasa sakit fisik yang teramat sakit sekalipun dapat ditahan. Jika yang susah saja berubah menjadi mudah, apalagi jika mendapat kesenangan dalam cinta. Rasa kesenangan itu menjadi berlipat-lipat lagi. Inilah kekuatan super power yang dimiliki 'cinta'.
Bukankah hidup ini adalah pergiliran antara kesusahan dan kesenangan? Banyak sekali orang yang lemah jika sudah menghadapi kesusahan. Maunya senang saja. Susah ga mau. Ga terima kalau susah. Disinilah sebenarnya kekuatan super power cinta itu berguna. Dengan cinta, kesusahan yang bagaimanapun susahnya membuat kita jadi mampu menghadapinya. Dengan cinta, kita dapat melalui berbagai kesusahan yang kita alami seberat apapun kesusahan itu.
Rindu
Bagaimana dengan rasa rindu? Penyebab timbul rasa rindu ada dua. Bisa karena cinta, atau bisa karena sayang. Bisa juga kedua-duanya.
Rasa ingin bertemu (yang timbul) karena cinta sebenarnya hanyalah berupa perasaan yang sekedar ingin memastikan bahwa kita tidak kehilangan dia yang dicinta. Berbeda dengan rasa rindu yang timbul karena sayang. Rindu karena sayang dapat terobati (walaupun tidak sepenuhnya) jika ada sesuatu yang dapat mewakili kehadiran orang yang disayang. Bisa jadi berupa foto orang yang disayang. Atau benda yang merupakan milik orang yang disayang. Atau pergi ke suatu tempat yang menjadi kenangan, yang dapat mengingatkan dia kepada orang yang disayang. Dengan adanya 'wakil' orang/sesuatu yang disayang itu, bisa dianggap sebagai pengganti kehadiran orang yang disayang sehingga bisa mengobati rasa rindu itu.
Rindu karena cinta tidak demikian. Walaupun ada 'wakil' atau 'pengganti' atau 'pengingat' ini, ia tidak dapat mengobati rasa rindunya, malah rasa tersiksa karena terpisah dari orang/sesuatu yang dicinta itu makin kuat terasa. (Nah lho... apakah Anda setuju dengan pemikiran saya tentang masalah rindu ini?)
------------
Itulah dua tanda-tanda cinta yang paling utama menurut pendapat saya. Ada beberapa hal menarik tentang cinta:
- Cinta itu buta.
- Saya diberitahu bahwa sebenarnya didalam hati hanya bisa ditempatkan satu cinta. Benarkah demikian? Bagaimana penjelasannya jika ada orang yang mengaku mencintai dua orang sekaligus?
- Sebab cinta itu ada. Jika yang menjadi sebab cinta itu hilang, maka hilang jugalah perasaan cinta itu. Jika cinta seorang wanita karena kecantikannya, ketika wanita itu tidak cantik lagi, maka hilang jugalah perasaan cinta itu.
Bersambung >> Apakah tanda 'sayang'?)
Tulisan ini adalah pendapat saya semata-mata. Hasil daripada observasi saya sendiri setelah membaca dan mendengar dari berbagai sumber serta mengalaminya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H