Pengguna smartphone Android pada zaman ini sangat beragam di antaranya orang tua, anak muda, dan anak-anak, namun melihat dari segi fungsi dan manfaatnya anak-anak seharusnya smartphone bisa menjadi media digital interaktif yang berguna dan bermanfaat dalam mengenal ilmu yang baru dan menambah wawasan. Karena jika melihat anak-anak usia dibawah 7 tahun sekarang ini sungguh sangat disayangkan hanya menjadikan smartphone Android sebagai alat permainan semata.
Perkembangan animasi yang terjadi pada zaman ini sangatlah pesat, tidak terkecuali di Indonesia. Animasi saat ini sudah menjadi alternatif dalam menyampaikan maksud dan tujuan sebuah informasi dalam media digital yang sering digunakan pada komputer dan smartphone. Banyak sekali media digital berbentuk animasi yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan informasi yaitu para orang tua, anak muda, maupun anak-anak. Pada umumnya di Indonesia, anak-anak akan lebih mudah mempelajari bahasa mereka sendiri yaitu bahasa Indonesia baik itu berupa kalimat maupun kosakata, namun yang tidak kalah pentingnya sebagai umat islam adalah mempelajari Huruf Hijaiyah yang berbentuk bahasa Arab karena merupakan awal dimulainya ilmu dalam mempelajari kalimat bahasa Arab dan juga bekal dalam fasihnya membaca Al Qur'an beserta tanda bacanya.
A. Sejarah Munculnya Tanda Huruf
Huruf atau tulisan adalah salah satu sarana untuk menyatakan kehendak, cipta dan rasa. Ketika orang belum mengenal alat komunikasi modern seperti telepon, internet dan lainnya mereka telah terlebih dahulu mengenal huruf. Manusia memiliki bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi dengan sesamanya, baik berkomunikasi melalui lisan, tulisan ataupun isyarat. Semuanya merupakan sarana untuk mengapresiasi kebutuhan hidup manusia.
Pada awalnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau dengan bahasa isyarat. Namun, ada banyak hal yang ternyata sulit dikomunikasikan dengan dua cara tersebut, dan membutuhkan cara yang ketiga, yaitu bahasa tulis. Dari sini, muncul kebutuhan akan bahasa tulis. Bahasa tulis tidak serta merta tersusun dari huruf-huruf seperti saat ini. Bahasa tulis terlebih dahulu melalui beberapa fase perkembangan dan penyempurnaan untuk dapat menjadi seperti sekarang.
Fase pertama al-shauri al-dzati, mendeskripsikan suatu peristiwa melalui gambar itu sendiri. Dalam hal ini, gambar menjadi bahasa tulis yang berupaya menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Fase ini adalah fase paling sederhana tetapi juga bersifat terbatas. Terbatas pada peristiwa-peristiwa yang dapat dideskripsikan melalui gambar, seperti gunung meletus, diserang binatang buas dan lainnya.
Fase kedua al-shauri al-ramzi, mendeskripsikan suatu peristiwa, waktu terjadinya, atau situasi dan kondisi pada saat terjadi melalui makna yang dilambangkan oleh suatu gambar. Bahasa ini lebih luas dan dipergunakan untuk menggambarkan hal-hal yang tidak dapat digambarkan oleh al-shauri al-dzati. Seperti perasaan orang-orang yang tertimpa gunung meletus, perasaan benci, cinta dan lainnya.
Fase ketiga al-maqtho'i, perjalanan waktu menjadikan kebutuhan hidup manusia bertambah banyak dan bervariasi. Bahasa tulis yang menggunakan gambar-gambar tersebut kadang kala tidak dapat ditangkap maksudnya oleh penerima (komunikan), atau penerima keliru dalam memahami maksud pengirim berita (komunikator), sehingga pesan tidak berjalan seiring. Atau karena peristiwa yang diceritakan panjang membuat gambar yang di tulis juga panjang dan banyak. Hal ini dianggap tidak efektif dan efisien sebab membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran lebih banyak. Faktor-faktor ini yang kemudian mendorong dibuatnya maqtho' (tanda-tanda) yang dapat menggantikan fungsi gambar sebagai bahasa tulis. Maqtho' ini ada yang dipakai dan disepakati oleh komunitas di daerah tertentu, ada yang dipakai dan dipahami sama (kebetulan atau tidak) oleh banyak komunitas di berbagai daerah. Misalnya, tanda kepala 'ain sebagai ganti gambar yang menunjukkan arti musuh, tanda kepala syin sebagai ganti gambar yang menunjukkan pohon atau hutan dan lain-lain. Meskipun tanda-tanda ini terkadang tidak menunjukkan adanya hubungan yang logis dengan gambar yang ditandai, tetapi cara demikian dipakai oleh para pengguna bahasa tulis pada masanya.
Fase berikutnya al-hija'i, dalam perkembangan selanjutnya, maqtho'-maqtho' tersebut menjadi huruf setelah mengalami akulturasi.
1. Definisi Hijaiyah
Kata huruf berasal dari bahasa arab harf atau huruuf ( ). Huruf arab disebut juga huruf hija'iyah () . Kata hija'iyah berasal dari kata kerja hajjaa ()yang artinya mengeja, menghitung huruf, membaca huruf demi huruf. Huruf hija'iyah disebut pula huruuf tahjiyyah ( ) .
Huruf hijaiyah disebut juga alfabet arab. Kata alfabet itu sendiri berasal dari bahasa arab alif, ba', ta'. Kata abjad juga berasal dari bahasa arab a-ba-ja-dun; alif, ba', ta', jim, dan dal () . Namun ada pula yang menolak pendapat ini dengan alasan, huruf hijaiyah mempunyai aturan urutan yang berbeda dengan terminologi abjad. Huruf hijaiyah dimulai dari alif dan berakhir pada huruf ya' secara terpisah-pisah. Sedang terminologi abjad urutannya disusun dalam bentuk kalimat ( ), di samping itu terminologi abjad lebih bersifat terbatas pada bahasa samiyah yang lokal (lughah samiyah al-umm).
Huruf hijaiyah berjumlah 28 huruf tunggal atau 30 jika memasukkan huruf rangkap lam-alif  ()dan hamzah()  sebagai huruf yang berdiri sendiri. Orang yang pertama kali menyusun huruf hijaiyah secara berurutan mulai dari alif sampai ya' adalah Nashr Bin 'Ashim Al-Laitsi( ) . Cara menulis huruf Arab berbeda dengan
huruf Latin. Kalau huruf Latin dari kiri ke kanan maka huruf Arab ditulis dari kanan ke kiri.
2. Teori-Teori yang Menyangkut Huruf Hijaiyah
Menurut Ma'rifatulMunjiah (2009:4)
Huruf hijaiyah adalah "kata huruf dari bahasa arab: harf atau huruf. Huruf Arab disebut juga huruf hijaiyah. Kata hijaiyah berasal dari kata kerja hajja yang artinya mengeja, menghitung huruf, membaca huruf demi huruf. Huruf hijaiyah disebut pula huruf  tahjiyyah. Dan Alquran memang disusun menggunakan huruf hijaiyah dengan makhraj yang berbeda sekaligus mengisyaratkan bahwa Alquaran diturunkan menggunakan bahasa Arab."
Dari Ali bin Hasan bin Ali bin Fadhal dari Bapaknya dari Imam Ridha AS, ia berkata:
sungguh-sungguh pertama kali menciptakan Allah swt agar --huruf Hijaiyah, karena nyata jika ada seserorang yang dipukul oleh tongkat karena dianggap tidak fasih dalam percakapan, maka hukumnya, membahas tentang huruf hijaiyah kemudian diberikan diyat sebanyak yang tidakbisadiapahami.
Dari Amirul mukminin, tentang huruf beliau berkata:
- Alif adalah alaullah (keagungan Allah).
- Ba adalah bahjatullah (kemuliaan Allah) (atau Al Baqi = keabadiandanbadi '= pencipta langit dan bumi).
-Ta adalah tamamulamri (kesempurnaan urusan) pada keluarga Muhammad dan