Mohon tunggu...
Abdu Alifah
Abdu Alifah Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan

Seorang manusia biasa yang secara kebetulan dianugerahi hobi membaca!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Manusia Indonesia: Pertanggungjawaban Seorang Mochtar Lubis

20 Januari 2019   09:50 Diperbarui: 20 Januari 2019   12:02 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak berhenti sampai disitu, Mochtar Lubis malahan memiliki beberapa pengalaman internasional seperti Anggota Internasional Press Institute, Angota dewan pimpinan internasional Association for Culturan Freedom (Paris) sampai Presiden Press Fondation of Asia. Beberapa orang mungkin ada yang mengenal Mochtar Lubis sebagai tahanan Politik, pejuang tangguh dalam hak-hak asasi dan kebebasan, sebagai seorang penyair, pengarang, penulis esai, atau bahkan rival seorang sastrawan yang beberapa kali menjadi nominator Nobel bidang sastra, Pramoedya Ananta Toer.

Namun, terlepas dari sederet tinta emas yang ditorehkan oleh seorang Mochtar Lubis, buku ini (yang merupakan ceramahnya) mendapatkan sambutan dari berbagai macam lapisan masyarakat Indonesia sebab menyinggung berbagai macam sifat-sifat atau ciri-ciri manusia Indonesia. Maka, reaksi-reaksi dan tanggapan-tanggapan dari berbagai tokoh pun saling bermunculan baik pro maupun kontra. Beberapa tanggapan-tanggapan tersebut, kemudian dimasukkan dalam bagian halaman belakang buku ini seperti tanggapan Sarlito Wirawan Sarwono (seorang psikolog dari fakultas Psikologi UI), Margono Djojohadikusumo, Wildan Yatim dan Dr. Abu Hanifah.

Manusia Indonesia membahas secara panjang lebar dan rijid mengenai ciri-ciri manusia indonesia. Ciri-ciri tersebut secara garis besar dibagi menjadi enam bab dalam buku ini, dengan ditambahkan satu bab lagi mengenai "ciri lainnya". 

Ciri-ciri utama Manusia Indonesia tersebut, pertama, munafik atau hipokrit misalnya perilaku ABS (asal bapak senang). Kedua, enggan bertanggung jawab, misalnya dalam banyak hal sulit sering mengatakan "bukan saya" atau "saya hanya menerima perintah dari atasan". Ketiga, berjiwa feodal, misalnya para pemimpin yang anti-kritik, atau sulit untuk dikunjungi sampai-sampai harus memakan waktu berminggu-minggu hanya untuk sekedar bertemu. Keempat, percaya takhayul, misalnya percaya pada segala rupa hantu, gederewo, kuntilanak, pcocong, atau percaya dengan jampe-jampe yang bisa bikin cepat kaya dan mujur dan lain sebagainya. Kelima, artistik, mungkin hanya inilah satu-satu sifat baik utama yang disebutkan oleh Mochtar Lubis dalam buku Manusia Indonesia. Keenam, berwatak lemah, menurut Mochtar Lubis sifat ini disebabkan oleh sifat munafik dan feodal. Kemudian ciri-ciri lainnya dijelaskan oleh Mochtar Lubis secara umum dan mungkin cenderung sebagai sesuatu yang tidak menonjol dan dominan dalam masyarakat Indonesia.

Sebelum beranjak pada bagian pembahasan ciri-ciri manusia indonesia, Mochtar Lubis pertama-tama menulis sebuah pembukaan pidato yang cukup memukau, dimulai dengan gambaran legenda dalam cerita rakyat di indonesia, perdebatan konyol tentang asal usul manusia, sampai pengalaman pribadi tentang pendapat orang asing mengenai masyarakat indonesia. Mochtar Lubis kemudian menyinggung tentang sejarah bangsa Indonesia, sukunya, bahasanya, adatnya, budayanya, agamanya dan segala halnya sebagaimana gaya seorang pengarang dengan kelihaian cerita yang begitu mengalir sekaligus juga menyesakan para pembaca, sebab kita akan dikoyak-koyak oleh isi buku ini.

Setelah isi buku yang merupakan teks pidato ini selesai, dimulai dari pembukaan, penjabaran tentang ciri-ciri manusia indonesia, sampai dengan kesimpulan, selanjutnya kita akan disuguhi oleh berbagai tanggapan-tanggapan yang kemudian ditanggapi pula oleh Mochtar Lubis. Sesungguhnya, inilah bentuk pertangungjawaban yang dimaksud. Inilah alasan Mochtar Lubis kemudian menerbitkan pidato kebudayaannya yang kontoversial itu menjadi sebuah buku Manusia Indonesia. Ia ingin menjelaskan, dengan lagi, juga memberikan klarifikasi, balasan (counter), dan lain lain sebagai bentuk dari pada pertanggungjawabannya sebagai seorang Mochtar Lubis. Tanggapan-tanggapan dan Tanggapan atas Tanggapan sungguh akan jadi bagian paling menarik dari dinamika buku ini.

Terakhir, membaca buku ini merupakan pilihan yang sangat berani. Sebab sepanjang isinya mungkin akan menyinggung banyak sekali keburukan-keburukan diri kita sendiri. Dalam sudut pandang orang indonesia, buku ini menjadi semacam otokritik. Namun, oleh sebab membaca buku ini adalah sebuah keberanian, maka bacalah dengan berani. Selamat membaca!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun