Mohon tunggu...
Abdu Alifah
Abdu Alifah Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan

Seorang manusia biasa yang secara kebetulan dianugerahi hobi membaca!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Resensi Buku Aksi Massa, Menuju Revolusi Massa yang Sesungguhnya!

4 Juni 2018   12:44 Diperbarui: 4 Juni 2018   13:20 3052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul : Aksi Massa

Penulis: Tan Malaka

Penerbit : Narasi Yogyakarta

Tahun : 2013 (Cetakan Pertama)

Tebal : 148 Hal

ISBN: 979-168-335-7

Yang menarik dari banyaknya pemikiran yang dituangkan seorang Tan dalam buku-bukunya adalah bagaimana ia merekam realitas-realitas yang sulit ditangkap oleh orang-orang lain, dan, bahkan relavan jika dibenturkan pada kenyataan paling aktual di masa kini. Tidak hanya itu, Tan adalah seorang cendikiwan (dalam definisi sebenarnya) yang cerdas dan menguasai banyak disiplin ilmu pengetahuan. Kita tentu tak akan lupa dengan Madilog-nya Tan, yang ternyata di dalamya membahas tentang Atom yang berkaitan dengan Materialisme. Saya, jujur tdak bisa membayangkan betapa cerdasnya seorang Tan ini dimasanya. Bagaimana mungkin terdapat seorang yang sangat begitu jeniusnya diantara 55 juta orang rakyat yang tak berpendidikan dan siatuasi penjajahan yang membodohkan.  

Salah satu bukunya yang mencerminkan kejeniusannya Tan adalah Aksi Massa. Buku ini tidak teba-tebal, hanya 148 halaman. Ringan dalam arti pembahsan dan, mungkin sedikit membingungkan bagi para pembaca yang jarang melahap buku-buku lawas. Sama seperti buku-buku Pram yang masih menggunakan tata-bahasa lampau dan terkesan seperti bahasa melayu. Aksi masa juga begitu. Tetapi, yang membuat kita ingin terus membaca buku ini adalah cara penulisannya yang sangat provokatif revolusioner. Karena memang buku ini adalah sekelumit pembahasan tentang seruan revolusi dan aksi massa dalam penjajahan dan dominasi kekuasaaan Belanda.

Buku ini sangat penting untuk dibaca bagi para mahsiswa aktivis manapun. Mungkin, bagi para aktivis yang sering melakukan aksi masa dan demonstrasi, akan merenungkan kembali perbuatan aksi-aksinya itu setelah membaca buku ini. Jangan-jangan, rampai aksi massa yang dilakoninya atas nama rakyat sama sekali bukan untuk rakyat, bukan untuk massa banyak. Melainkan semua itu, dalam bahasa Tan disebut sebagai Putch. Mari kita lihat apakah aksi-aksi kamisan kita adalah bagian dari aksi massa atau malah perilaku-perilaku Putch.

Putch menurut Tan adalah suatu aksi segerombolan kecil yang bergerak diam-diam dan tak berhubungan dengan rakyat atau massa yang banyak. Gerombolan Putch ini biasanya hanya membuat rancangan menurut kemauan dan kecakapan sendiri tanpa memedulikan perasaan dan kesanggupan massa banyak.

Saat gerombolan tukang Putch ini melakukan aksi, massa tidak akan memberikan pertolongan kepada mereka. Bukan karena massa bodoh dan tidak memperhatikan situasi yang tengah terjadi, melainkan karena masa hanya akan berjuang untuk kebutuhan yang terdekat sesuai dengan kepentingan mereka, baik itu kepentingan ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.

Hari ini, bukankah kebanyakan aksi-aksi kamisan kita hanya dilakoni oleh mahasiswa-mahasiswa yang menyatakan dirinya aktivis dan pembela rakyat kecil tanpa pernah menggandeng rakyat itu sendiri? Bukankah yang kita lakukan sekarang ini lebih berorientasi pada pengembangan eksistensi-eksistensi yang pragmatik?

Bukan atas dasar apakah hal tersebut merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh rakyat dankepentingan-kepentingannya? Pernahkan kita melakukan analisis-analisis sosial yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebelum kita melakukan aksi massa yang mengarah pada perubahan sosial positif.

Nyatanya, aksi-aksi yang kita lakukan lebih dekat dengan tindakan-tidakan Putch yang kurang efektif. Terlebih saat aksi kita dibalut secara radikal dan anarkis. Hal itu semakin mengindikasikan bahwa kita adalah gerombolan-gerombolan Putch yang bukannya tampil sebagai panutan rakyat malah terlihat seperti segerombolan domba yang iri terhadap apa yang tengah kita lawan.

Menurut Tan, kaum kaum Putch yang anarkis yang mengatakan dengan lantangnya bahwa kekuasaan (yang dzalim dan tidak adil) yang kokoh itu dapat dirobohkan dengan beberapa butir telur  "yang meletup" tidak lebih cerdik daripada seorang yang menembak batu dengan kepalanya.  

Buku Aksi Massa ini adalah sebuah pedoman bagi para aktivis bagaiaman melakukan perjuangan yang dapat menggerakan aksi massa yang sesungguhnya lewat jalur-jalur politik dan ekonomi, bukan aksi dalam arti sempit sebatas turuk ke ruas jalan. Tetapi lebih dari itu, bahwa aksi masa dapat dilakukan dengan cara penguasaan parlementer dan penguasaan capital. Aksi massa adalah sebuah cara bagaimana mengubah kemauan rakyat menjaid tindakan rakyat. Itulah yang harus kita pikirkan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun