Mohon tunggu...
Abdullah Umar
Abdullah Umar Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Hukum dan Politik

Mahasiswa Jurusan Hukum di Cairo University, Mesir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Siap Berkelahi" dan Pesan yang Selalu Dipelintir Lawan Politik

6 Agustus 2018   16:56 Diperbarui: 6 Agustus 2018   17:06 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi saat menghadiri acara di GBK, Jakarta, Minggu (5/8/2018)

Tidak hanya itu, bahkan dalam Islam, membela diri sendiri pun sudah diwajibkan dalam Al-Qur'an. Surah Al Hajj ayat 39 yang artinya :  

"Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Mahakuasa menolong mereka"

Pun demikian juga Pasal 49 KUHP membenarkan secara hukum tindakan membela diri. Bunyinya seperti ini, "Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang mlawan hukum".

Menghujat Jokowi karena menilai diksi "berani berkelahi, jika diserang" adalah kalimat kekerasan atau perang, sangatlah tidak adil karena Jokowi pun sudah mengklarifikasi kalimatnya artinya kelahi fisik. Jika pun kita mengartikan berkelahi yang dimaksud adalah mengajak berperang fisik pun sangat tidak adil, karena hukum dunia bahkan hukum tuhan mengajarkan kita agar boleh membela diri (bertahan) ketika kita benar namun diserang.

Jika kita bisa adil, kita tentu akan membandingkan ucapan-ucapan yang justru lebih provokatif dan berbahaya dari pemimpin politik lawan Jokowi. Misalnya ada yang mengibaratkan perang badar (perang besar di zaman Nabi) ketika melawan Jokowi di Pilpres 2019.

Pun kalau ada masyarakat Indonesia saat ini yang merasa diserang, mungkin yang dimaksud adalah serangan dari para kelompok yang mengatasnamakan agama untuk kepentingan politiknya. Mereka yang ingin mengganti Pancasila, dasar negara yang dibuat susah payah oleh para leluhur kita oleh ideologi yang berasal dari luar Indonesia (misalnya Khilafah).

Berpikir adil di tahun politik memang cukup sulit. Namun, hal itu sangat perlu dilakukan demi keselamatan bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun