Mohon tunggu...
Abdul Rozak
Abdul Rozak Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadi Manusia yang memanusiakan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar dan menasehati diri sendiri lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anjuran Berpikir dan Berdzikir dalam Al Quran

1 Mei 2022   16:07 Diperbarui: 1 Mei 2022   16:08 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anjuran Berpikir dan Berdzikir dlm Al Qur'an adalah proporsional/seimbang. Ekspresi ayat ttg anjuran berpikir bisa terlihat dalam beragam bentuk, seperti dengan bertanya, "Afalaa ta'qilun" (Apakah kalian tidak menggunkan akal?) atau "Afalaa tatafakkarun" (Apakah kalian tidak berfikir?) ada 70 an ayat. Di dalam Alquran, kata 'dzikir' disebut sebanyak 267 kali dengan berbagai bentuk kata (derivasinya).

Alih-alih membiarkan Hati & Pikiran rusak dengan kedengkian, kesembongan & keserakahan, mari kita gunakan karunia Allah yang tak ternilai ini yaitu akal dan hati dengan sebaik baiknya.

Kesalahan paradigma dengan jargon 'berpegang pada Al-Qur'an dan hadis', seolah-olah diartikan meninggalkan akal. Atau sebaliknya, orang yang menggunakan akalnya berarti bukan orang yang berpegang teguh pada Al-Qur'an dan hadis. 

Terkait Berdzikir (hati) & Berpikir (akal) ada dua kelompok yang cenderung ekstrem membedakannya. Hanya berpikir saja, tanpa berdzikir atau sebaliknya berdzikir saja, tanpa berpikir. Dan beberapa terjadi antara satu kelompok dengan yang lain saling menyalahkan atau saling mengklaim paling benar terhadap kecenderungan masing-masing. 

Kalau berpikir saja tanpa berdzikir kesannya kurang religius, kurang syar'i, terlihat ateis/agnostik sedangkan kalau berdzikir saja kesannya mubadzir, terkesan hayawanun tanpa Natiq (hewan tanpa pikiran).

Menyeimbangkan keduanya memang sulit apalagi yang terkait profesi seperti akademisi atau intelektual yang cenderung berpikir dan ahli thoriqoh/ahlu Dzikr yang cenderung berdzikir. Setidaknya bila ada kecenderungan kepada salah satu -berdzikir/berpikir- diimbangi dengan pasangannya, walaupun takarannya tidak sama antara berdzikir & berpikir.

"Kita dianugrahi akal dan hati. Marilah kita syukuri dengan menggunakannya untuk berfikir dan berdzikir," Tweet Gus Mus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun