Mohon tunggu...
Abdul Rozak
Abdul Rozak Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadi Manusia yang memanusiakan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar dan menasehati diri sendiri lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Metafora Kedewasaan dalam Melihat Perspektif

8 April 2022   10:25 Diperbarui: 8 April 2022   10:37 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Orang yang belum dewasa dalam melihat perbedaan cenderung merasa benar sendiri dan suka menyalahkan orang lain sekalipun umurnya sudah masuk kategori dewasa atau bahkan tua.

Dalam penyusunan tugas akhir khusus nya program studi terkait ilmu sosial (non eksak) perspektif menjadi penting. Karena dari perspektif yang berbeda bisa memunculkan hasil penelitian yang berbeda meskipun objek kajiannya sama. Melihat Fenomena Nikah beda agama dlm kasus A dengan perspektif yuridis/filosofi/sosial atau dengan teori A/B/C atau dengan perspektif Hakim/Pengacara/Aparat hukum hasilnya bisa berbeda beda walaupun objek kajian sama.

Dalam pengambilan gambar atau video angle berbeda bisa membuat hasil berbeda meski objek sama. Untuk membuat orang terlihat besar/tinggi ya ambil angle dari bawah dan sebaliknya untuk mengambil membuat orang terlihat kecil/pendek ya ambil angle dari arah atas.

Melihat Suatu fenomena dengan perspektif (sudut pandang) Agama/Sains/Politik/Ekonomi tentu hasilnya juga berbeda. Ibarat Kita memakai  kacamata jika ingin terlihat biru ya pakai lensa warna biru, jika ingin melihat objek berwarna merah ya liat dengan lensa merah. dst. Jangan sampai karena merasa warna pink adalah warna yang paling bagus lalu memaksa orang lain untuk memakai kacamata dengan lensa pink ketika orang lain lagi ingin memakai kacamata lensa orange biar ada nuansa jeruk jeruknya hehe....

Jadi sekali lagi, sebelum berdiskusi dengan orang lain lihat dahulu apakah orang yang saya ajak diskusi apakah sudah dewasa dalam melihat perspektif? kalau belum ya manut aja apa yang dibilang, di iyakan saja biar lebih tenang.

Kedewasaan melihat perspektif itu penting supaya diskusi bisa lebih tenang dan mendalam.

Karena Nanti dalam perjalanan hidup sampean akan menemui orang orang yang belum dewasa dalam melihat perspektif. Semoga kita bisa lebih bijak dan dewasa dalam memahami perspektif sehingga muncul pribadi yang tenang dan tidak "uring-uringan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun