Mohon tunggu...
Kakang Semar
Kakang Semar Mohon Tunggu... Administrasi - seorang yang tak mau begitu saja hidup

menulis adalah hidupku

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aktifkan Otak Cegah Pikun

5 Oktober 2011   12:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kecepatan otak dalam memproses informasi semakin lambat. Pengiriman informasi atau instruksi sering tidak tepat. Akibatnya kita sering frustasi bila berhadapan dengan penderita. Pola berpikir yang mundur dan kaku ini tidak jarang membuat kita menganggap mereka sebagai “si tua yang bebal”.

Kerusakan memori ini dikenal dan sering dianggap sebagai satu-satunya gejala demensia. Padahal masih ada lagi gejala yang lebih parah. Misalnya penderita kadang membicarakan orang-orang yang sudah meninggal seolah masih hidup. Payahnya lagi, emosi penderita menjadi labil atau penderita menjadi pribadi yang lain dari dirinya. Harus hati-hati menghadapi orang semacam ini.

Dua Macam Demensia

Pada dasarnya, Dr. Sukono menambahkan, ada dua macam demensia atau pikun . Demensia yang bisa diperbaiki atau reversible dan demensia yang sulit diobati atau irreversible. Demensia yang bisa diperbaiki biasanya penyebabnya antara lain; terlalu banyak konsumsi alcohol, adanya infeksi akibat virus, bakteri dan jamur di otak, kejadian perdarahan di bawah selaput keras otak (subdural hematoma), penimbunan cairan dalam ventrikel otak (normal pressure hydrocephalus), dan keadaan kurangnya aktivitas kelenjar gondok (hypothyroidsm).

Untuk demensia yang tidak bisa diperbaiki, biasanya terjadi akibat penyakit yang disebut Alzheimer, demensia yang ditandai dengan rusaknya beberapa organ termasuk otak (multi-infark dementia) semisal stroke, dan lewy body dementia.

Bila gejala menurunnya daya ingat ini menimpa Anda sendiri, segeralah membicarakan hal ini dengan dokter syaraf. Dokter akan memberikan tes untuk mencari tahu apakah Anda terkena demensia atau tidak. Sedini mungkin Anda menyatakan masalah ini ke dokter, sesegera mungkin dokter akan membantu Anda.

Anda bisa melakukan latihan yang disebut senam otak setiap saat. Gerakan intinya adalah menyilangkan tangan dan kaki secara bergantian. Langkah ini dapat membantu menyeimbangkan kemampuan otak kiri maupun kanan.

Dan bila yang mengalami tanda-tanda demensia ini adalah salah satu anggota keluarga atau teman Anda, cobalah untuk membawanya ke dokter. Anda bisa menceritakan gejala yang ada ke dokter terlebih dahulu sebelum saudara Anda bertemu si dokter. Setelah ketemu, barulah ceritakan segala hal secara detail termasuk cara bertindak dan perilakunya.

Biasanya dokter akan melakukan beberapa langkah. Antara lain mencari tahu riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan psikoneurologis, tes laboratorium, cek EEG (elektro ensepalogram), dan CT-Scan atau MRI.

Pemeriksaan fisik biasanya meliputi penilaian domain kognitif, misalnya dengan meminta pasien menyebutkan nama organ tubuh atau objek yang ditunjuk, meminta pasien memeragakan suatau gerakan misalnya cara memukul dengan palu atau cara menyikat gigi, meminta pasien untuk menebak barang semisal koin di tangan dengan mata tertutup, dan beberapa tes lain misalnya pasien diminta memungut kertas yang ditaruh di lantai dan melipatnya menjadi setengahnya.

Tugas terakhir ini bisa jadi sulit buat penderita yang sudah mengalami penurunan kemampuan dalam merencanakan sesuatu, berinisiatif, membuat urutan, dan berperilaku aneh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun